Setiap pertemuan akan menemukan titik perpisahan. Yang hadir, belum tentu bertakdir.
~✮~
Acara penampilan dari masing-masing jurusan sudah Raizel lihat di lapangan, benar-benar memanjakan mata. Ramai murid SMK Bangsa bersama orang tuanya masuk ke dalam ruang kelas masing-masing untuk pengambilan rapor.
Bu Nia yang ada di depan tersenyum ramah. "Baik, selamat pagi Ibu dan Bapak yang sudah hadir hari ini. Saya sebagai wali kelas sepuluh jurusan TKJ dua, ingin memberi tau peringkat nilai anak didik sebelum rapor di bagikan."
"Untuk nama tiga besar yang tertulis, tolong maju ke depan buat mengambil piala dan rapor." Kertas yang ada di tangan Bu Nia kini terbuka lebar, lalu segera menuliskannya di depan papan tulis. Banyak orang tua yang penasaran, apakah anaknya bisa menjadi salah satu dari tiga besar itu.
Peringkat nilai tiga besar 10 TKJ 2 2022
1. Raizel Anataqila
2. Ferdy Wijaya
3. Mario PutraMata Raizel membulat sempurna, detak jantungnya berdebar kencang. Ini serius? Ia berhasil membuat bukti bahwa yang terendah bisa jadi teratas.
"Lo keren banget, Rai." Syarla mengguncang hebat tubuh Raizel, ia berhenti melakukannya saat mata Mamahnya melotot.
"Selamat ya Raizel," ucap Mamah Syarla yang bernama Lisa.
Raizel tersenyum hangat, jujur saja hatinya sangat lega. "Terima kasih Tante Lisa, Sya."
Tubuhnya bangkit dari tempat duduk untuk berjalan ke depan. Suara tepuk tangan meriah menggema di ruangan, mengapresiasi murid yang jadi juara. Bu Nia mulai membagikan piala dari yang peringkat pertama terlebih dulu.
"Raizel, saya bangga sekali dengan kamu!" Bu Nia menepuk pundak Raizel dengan tatapan mata terharu. Tanpa lama piala paling besar di berikan kepada sang juara, Raizel pantas mendapatkannya karna perjuangan gadis itu sangat gila.
"Pertahankan posisi kamu di kelas sebelas nanti!"
"Siap, terima kasih banyak Bu Nia."
Raizel memandang benda mati yang ia usahakan mati-matian, air mata bahagia menetes tanpa izin.
"Orang tua kamu ke mana?" tanya Bu Nia. Cukup membuatnya heran karna Raizel datang sendiri di saat yang lain bersama orang tuanya.
"Ayah saya ada urusan pekerjaan, tapi nanti datang katanya." Untuk soal ini Raizel tidak bisa egois, walau pun ia sempat merasa sedih sebenarnya.
Bu Nia mengangguk mengerti, kemudian menyuruh tim dokumen untuk memfoto ketiganya. Kegiatan selanjutnya adalah membagikan rapor sesuai dengan urutan absen. Banyak hadiah yang Bu Nia terima, ini bentuk dari ucapan terima kasih karna telah mendidik dengan sabar tanpa pukulan.
Pengambilan rapor sudah selesai, Raizel keluar dari kelas dengan senyum yang mengembang. Ia ingin menunggu Ayahnya di depan gerbang utama. Namun pada saat lewat lapangan langkah kakinya berhenti sebab ada tim inti futsal Rockers, lebih tepatnya Zeandre menghadang dirinya.
"Selamat atas keberhasilannya Raizel Anataqila."
Tanpa terduga Raizel memeluk Zeandre sangat erat. "Aku bahagia banget, Zean! Terima kasih pernah bantu dalam prosesnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEANDRE
Ficção AdolescenteKapten futsal SMK Bangsa menyembunyikan keyakinan agamanya dari seorang gadis bernama Raizel Anataqila. Dia melakukan hal ini karna mempunyai alasan tersembunyi. Secara perlahan Zeandre menjebaknya dengan rasa nyaman, sehingga membuat Raizel tak mam...