Kapten futsal SMK Bangsa menyembunyikan keyakinan agamanya dari seorang gadis bernama Raizel Anataqila. Dia melakukan hal ini karna mempunyai alasan tersembunyi. Secara perlahan Zeandre menjebaknya dengan rasa nyaman, sehingga membuat Raizel tak mam...
Sekitar jam empat pagi Liora membuka pintu lab praktik jurusan TKJ. Helen bisa mencuri kuncinya, hasil dari membodohi Pak Ujang kemarin. Kedua gadis ini sedang menjalankan rencananya. Keadaan sekolah sama sekali tidak ada cahaya penerangan, benar-benar masih gelap gulita.
"Lo duluan yang masuk," pinta Liora dengan tegas. Sekarang bulu kuduknya terasa merinding. "G--gue takut."
Helen berdecak sebal, senter yang ia bawa di arahkan ke depan. Dengan berani Helen masuk lebih dulu, baru setelahnya Liora mengikuti. Kini sepasang matanya mencoba untuk fokus, mencari nomor urut tempat duduk Raizel.
"Biar lebih cepat, kita bagi tugas. Lo cari bagian depan, gue di belakang."
Tak sampai dua menit, mereka sudah menemukannya. Dengan pengetahuan yang Helen dapat dari Alex semalam. Ia menyalakan komputer, lalu di setting agar eror.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Yes! Gue berhasil, Ra." Helen tersenyum senang, begitu pun dengan Liora. Kerja sama keduanya berjalan mulus, kegagalan Raizel tinggal hitungan jam saja.
Merasa sudah selesai, komputernya Helen matikan dulu. Baru setelah itu ia beranjak keluar dari ruangan ini. "Ide lo, bagus juga."
Liora mengangkat dagunya, terkesan sangat angkuh ketika di puji. Untung saja sehabis mengunci Ella di dalam kamar, ia sempat menguping apa yang Ardian ucap. "Jelas dong! Untuk menghancurkan anak haram itu, gue enggak akan pernah kehabisan ide bagus."
Tangan kanan Helen yang mempunyai tato gambar kupu-kupu, menepuk bahu Liora seraya berkata. "Jangan lupa, masker lo di pakai lagi," beo Helen.
Langkah kaki keduanya sengaja di percepat, takut-takut ada orang lain yang melihat.
~✮~
Raizel berjalan bersama Syarla menuju masjid sekolah. Sebelum mengerjakan ulangan praktik, di umumkan oleh ketua osis untuk sholat dhuha bersama terlebih dulu bagi yang beragama muslim.
"Anjir, ponsel gue ketinggalan di loker, Rai." Kedua tangan Syarla meraba kantong baju dan juga roknya. Ia sangat jelas ingat, ponselnya tertinggal saat mengambil mukena.
"Tapi lokernya lo kunci kan?" tanya Raizel dengan nada sedikit panik.
Kepala Syarla mengangguk beberapa kali. "Beruntungnya iya! Gue ceroboh banget sumpah. Lo duluan aja Rai, gue mau balik ke loker buat ambil."
"Gue ikut," pinta Raizel.
"Jangan, mending lo cari tempat aja." Setelahnya Syarla melangkah pergi sendirian.
Kini gadis itu melanjutkan jalannya yang sempat tertunda. Mata Raizel sedikit menyipit, untuk memperjelas apa yang ia lihat. Kenapa Zeandre belum masuk ke dalam masjid? Dia masih duduk santai di depan kelasnya. "ZEAN!"