Ella mengetuk pintu kamar berwarna putih tulang itu secara berkali-kali. "Rai, ini Mamah."
Tidak ada pertanda bahwa Raizel telah bangun, Ella mencoba membuka pintunya yang ternyata tidak di kunci.
Wajah natural Raizel sangat cantik ketika sedang terlelap tidur. Luka tamparan dari Ardian masih terlihat membekas. Ella menyesal tidak bisa menahan kejadian menyakitkan itu. Tangan kanannya mengusap rambut Raizel, membangunkan gadis itu dengan lembut.
"Bangun, Rai. Di depan ada cowok yang tunggu kamu."
Perlahan Raizel membuka matanya. Secara samar ia mendengar apa yang Ella katakan. "Cowok?"
Ella tersenyum menggoda, ternyata Raizel sedang merasakan masa remaja. "Iya, cepat sana kamu mandi. Mamah mau lanjut masak lagi."
Habis bangun tidur, hal pertama yang Raizel lakukan adalah melihat ponselnya. Ada beberapa pesan yang Raizel terima dan ia tertarik untuk membuka pesan dari nomor yang tidak terdaftar pada kontaknya.
+62 000-6666-××××
Lo sarapan pagi sama gue. 05.30
Saat melihat ke arah jam, Raizel tanpa sadar melebarkan matanya. Gila! Jam setengah enam, ia benar-benar tidak habis pikir. Tanpa perlu mencari tau siapa orang di balik pesan ini, Raizel telah mengetahuinya. Mana mungkin ia lupa pada saat Zeandre mengajaknya untuk sarapan bersama. Raizel bangkit dari tempat tidur, segera mandi dan berpakaian sekolah.
"Mamah, di luar ada siapa?" Liora menghampirinya ke dapur.
Sambil memotong sayuran Ella menjawab. "Tadi Mamah tanya namanya Zeandre, dia cari si Rai."
Sialan, kenapa anak haram itu bisa di lirik sama Zeandre! Dengan raut wajah tidak suka Liora membatin.
Setelah beberapa menit menunggu, Zeandre menoleh saat merasa kehadiran seseorang. "Ayo berangkat."
"Sabar, ini mau pakai sepatu dulu."
Keduanya kini sedang duduk di bangku depan rumah yang tersedia untuk tamu.
"Udah mau berangkat? Sarapan dulu sini, masakkan Tante udah siap di nikmati."
"Makasih Tante, tapi mungkin lain kali. Karna sekarang kita mau cari sarapan di luar."
"Oh, mau sarapan berdua ya? Aduh romantis banget cowok kamu, Rai."
Raizel meraih tasnya setelah selesai pakai sepatu. "Bukan cowok Rai, dia cowok nyebelin!"
Zeandre terkekeh geli, lalu bangun dari duduknya. "Mohon doanya aja Tante, semoga status cowok nyebelin berubah jadi cowoknya Raizel." Ia hanya bercanda, tapi ternyata Ella memberikan dukungan kepadanya.
"Semangat ya Nak, Tante sih kasih kamu lampu hijau."
"Neng bule, tumben pagi banget udah rapi?" Pak Bejo baru saja datang menggunakan motor tuanya.
Raizel menunjukkan keberadaan Zeandre dengan menggerakkan kedua bola matanya ke samping. "Tuh, ulah dia."
"Pak, hari ini berarti tugas Bapak antar saya ke toko. Soalnya Raizel udah di jemput sama cowok ganteng."
Pak Bejo membungkuk sebentar, bersikap dengan sopan. "Siap, Bu bos."
Kini Raizel mencium tangan Ella untuk berpamitan, Zeandre mengikuti apa yang Raizel lakukan. "Hati-hati ya kalian."
Ella masuk ke dalam rumah, melanjutkan kegiatan Ibu rumah tangga di pagi hari.
Kakinya berjalan menghampiri motor, Zeandre segera naik dan menyalakan mesin. Sebelum memberikan helm antena bunga kepada Raizel, ia melepaskan pengait kaitannya terlebih dahulu agar mudah di pakai oleh gadis itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZEANDRE
Teen FictionKapten futsal SMK Bangsa menyembunyikan keyakinan agamanya dari seorang gadis bernama Raizel Anataqila. Dia melakukan hal ini karna mempunyai alasan tersembunyi. Secara perlahan Zeandre menjebaknya dengan rasa nyaman, sehingga membuat Raizel tak mam...