Hari minggu adalah hari di mana semua orang bisa beristirahat dari kegiatannya. Raizel bergerak cepat untuk mempersingkat waktu, secara mendadak Syarla mengajak dirinya untuk lari pagi.
"Syarla udah datang Rai," ucap Ella di depan pintu kamarnya.
"Iya Tante," jawab Raizel. Lalu ia keluar kamar menghampiri Syarla yang sedang duduk di ruang tamu. "Tumben banget lo mau lari pagi," sindirnya untuk Syarla.
Pasalnya Raizel begitu kenal dengan Syarla, dia itu gadis yang paling malas buat olahraga.
"Berat badan gue naik dua kilo, Rai." Tubuh Syarla saat ini lebih berisi, itu lah yang membuat dirinya mau berolahraga. "Gue enggak mau gendut!"
Raizel tertawa renyah karena merasa lucu. "Sejak kapan seorang Syarla peduli dengan berat badan?"
"Hmm, sejak tau kalau Kak Arfan enggak suka sama cewek gendut," jelas Syarla.
Ya ampun! Raizel tidak habis pikir. Apa sebegitunya Syarla menyukai Arfan. "Dasar, iya udah ayo."
"Tante, Rai pergi ya sama Syarla."
Dari dapur Ella menjawab dengan nada sedikit meninggi, tujuannya agar terdengar oleh Raizel. "IYA RAI, KALIAN HATI-HATI!"
Syarla sempat menoleh ke kanan-kiri mencari keberadaan Liora. "Si nenek lampir ke mana, kok gue enggak liat?"
"Belum bangun."
Mata Syarla melebar sempurna, setelah itu bibirnya tersenyum mengejek. "Semoga aja enggak bangun buat selamanya, tuh orang kalau hidup kelakuannya mirip dajjal."
Raizel menghela napas mendengarnya, dia begitu secara terang-terangan menunjukkan rasa benci pada Liora. Kini mereka berangkat menggunakan motor Syarla, menuju taman yang ada di jalan Juanda.
Beberapa menit perjalanan, akhirnya kedua gadis itu telah sampai. Raizel dengan Syarla tidak langsung lari, mereka akan melakukan pemanasan tubuh terlebih dahulu.
Raizel memilih pakaian yang nyaman, bahan celana dan bajunya tipis jadi tidak terasa panas jika ia berkeringat.
Keduanya mulai berlari, tepat pada putaran yang ke empat mengelilingi taman. Syarla sudah merasa lelah. "Rai, sarapan sayur lontong yuk," ajaknya.
Raizel menyingkirkan keringat dari keningnya, lalu membalikkan badan menghadap Syarla. Sekarang matahari sudah mulai menerangi bumi, tinggal sedikit orang yang masih bertahan untuk berolahraga.
Kepalanya mengangguk setuju. "Ayo, gue juga lapar."
Tangan mereka saling bersentuhan, setelahnya berjalan menuju gerobak penjual sayur lontong di pinggir jalan. "Mas, mau dua ya," kata Syarla setelah sampai di tempat.
"Makan di sini?"
"Emang makan di rumah Masnya boleh?" tanya Syarla dengan wajah polos.
Raizel tertawa tidak jelas, begitu juga dengan penjual sayur lontong. "Jangan Neng, nanti istri saya cemburu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEANDRE
Teen FictionKapten futsal SMK Bangsa menyembunyikan keyakinan agamanya dari seorang gadis bernama Raizel Anataqila. Dia melakukan hal ini karna mempunyai alasan tersembunyi. Secara perlahan Zeandre menjebaknya dengan rasa nyaman, sehingga membuat Raizel tak mam...