18

332 34 8
                                    

Sudah tiba waktunya untuk istirahat, Raizel bersama Syarla menuju kantin. Aina tersenyum, saat kedua adik kelasnya itu menghampiri tempat yang sedang ia duduki.

"Hai, udah pesan makan Ai?"

Senyum Aina lantas semakin lebar. "Hai juga, iya aku udah pesan Rai."

Syarla menggeser bangku untuk ia duduk. "Kok enggak tunggu kita."

"Eh? Maaf ya, aku lapar habisnya."

Sekarang mereka sudah menjadi teman. Waktu di warung Mpok Endang, Syarla banyak komunikasi dengan Aina. Ternyata mereka bertiga punya kesamaan, sama-sama suka cowok fiksi yang jelas-jelas tidak nyata.

Tapi bedanya Raizel masih dalam batas yang wajar. Mereka berdua? Tidak.

"Teh, mau bakso dua. Yang satu enggak pedas." Pesan Raizel kepada salah satu penjual kantin, hari ini ia sangat ingin makan bola daging.

"Siap Neng! Tunggu sebentar ya, di buat dulu."

"Oh iya? Gimana? Arfan menang lawan Razu?" Ia tidak dapat melihat, karna waktu itu Zeandre menarik tangannya membawa Raizel pergi ke toko buku. Raizel bertanya karna merasa cemas, ia tidak ingin Syarla menjadi kekasihnya Arfan yang ke sebelas.

"Segala tanya, Rai. Jelas lah!"

"Menang?"

"JELAS KALAH!"

Ah, lega sekali hati Raizel mendengarnya. "Bagus deh."

Syarla mengerutkan alisnya, kenapa Raizel bersikap seperti itu. "Kalian berdua harus tau, Kak Razu itu jahat. Gara-gara dia, gue jadi enggak bisa pacaran sama Kak Arfan!"

Setelah menghabiskan es jeruknya, Aina berkata. "Syarla, niat Razu itu baik. Dia tolong kamu dari permainannya Arfan."

"Maksudnya?"

"Mereka berdua udah sering buat taruhan kayak gitu. Razu enggak mau aja, temannya itu udah banyak menyakiti hati cewek."

"Ini sudah jadi, ayo silakan di nikmati." Senyum Raizel terbit saat pesanannya di antar. Sebelum penjualnya pergi, Raizel sempat mengucapkan terima kasih.

"Hmm, tau banget kayaknya, Ai."

Tidak hanya tangan yang bergerak mengaduk makanan, bibir Syarla pun ikut bergerak untuk berbicara. "Rai, Aina itu mantannya Kak Gerio! Mereka pacaran selama satu tahun."

"Putus kenapa?" Raizel menatap Aina.

"Yang satu tahun ternyata kalah, sama yang baru kenal sebulan. Gerio minta putus dan jadian sama cewek itu. Karmanya, hubungan mereka enggak bertahan dengan lama."

Tangan Raizel mengusap bahu Aina. "Turut berduka cita ya, Ai."

"YA ALLAH, RAI. MEREKA ITU PUTUS, BUKAN MENINGGAL!"

Aina tertawa, ada-ada saja tingkah Raizel bikin sakit perut.

"Pasti Kak Gerio sekarang menyesal, minta putus sama lo," cibir Syarla.

Jika di ingat kembali, rasa sakitnya masih terasa sampai sekarang. Aina jadi susah untuk percaya lagi kepada orang lain, setelah di kecewakan begitu hebat.

"Tapi aku bukan orang yang bisa di miliki dua kali. Jadi, percuma aja dia menyesal."

Syarla melirik ke arah Raizel yang sedang asik menikmati baksonya. "Lo tau tentang Kak Zean juga dong?"

"Tau beberapa," jelasnya.

"Apa sebelumnya Kak Zean punya pacar?"

"Zeandre itu type cowok yang susah buat jatuh cinta sama orang lain, mantannya aja cuman ada satu."

ZEANDRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang