Lima menit yang lalu bel pulang berbunyi, koridor sekolah pun sudah mulai terasa sepi. Raizel mendapatkan kabar bahwa Pak Bejo tidak bisa menjemputnya. Ada beberapa urusan yang harus ia kerjakan. Sekarang Syarla ada bersamanya, dia terus memohon agar Raizel ikut nonton latihan futsal. Syarla tidak menyerah, ketika Raizel terus menolak ajakannya.
"Gue enggak mau jadi teman lo lagi. Jahat banget, masa enggak ikut sih Rai."
Raizel menatapnya dengan tatapan jenuh, rasanya hati gadis itu kini mulai luluh. Ia mengangguk pasrah, membuat Syarla merentangkan tangannya berniat untuk berpelukan dengan Raizel.
"Akhirnya mau juga, iya udah ayo ikut gue."
Syarla lantas menarik salah satu tangan Raizel, bertujuan agar gadis itu ikut dengannya berlari ke lapangan futsal SMK Bangsa.
Di lain sisi Zeandre menatap semua tim Rockers yang sudah berkumpul lengkap. Suara teriakan siswi menggema, mereka menyalurkan rasa semangat kepada tim. Zeandre pakai jersey tanpa lengan, ini membuat dirinya bertambah cool. Di bawah namanya terdapat urutan nomor dua belas.
Rambutnya kini mulai basah oleh keringatnya sendiri, sebab cuaca di siang hari ini sangat lah panas.
"Lo cari siapa?" kata Gerio yang menghampiri Zeandre di lapangan.
Tim yang berada di bangku tribune terlihat kebingungan, Zeandre meminta agar latihan jangan di mulai terlebih dulu.
Senyum Zeandre terbit melihat dua gadis sedang berlari ke arahnya.
"Sya, kenapa harus lari-lari sih!" Napas Raizel kini tersengal-sengal. Ia membungkukkan bokongnya seraya berusaha mengatur napasnya agar kembali normal lagi.
Syarla menoleh sekilas ke samping, melihatnya ia jadi merasa bersalah kepada Raizel. Tetapi kalau tidak melakukan hal ini, kesempatan kedua belum tentu akan ia dapatkan.
"Gue udah bawa orangnya, jangan lupa janji lo Kak."
Zeandre meraih ponselnya di saku celana. Tangan kekarnya itu menunjukkan sesuatu kepada Syarla, "udah gue kirim kontaknya."
Syarla berteriak penuh, hatinya merasa sangat senang. "YES, MAKASIH BANYAK KAK ZEAN!"
Mengapa terlihat begitu aneh? Raizel jadi curiga maksud dari ucapan Syarla. Mereka berdua seperti sedang merencanakan sesuatu. Ia harus mencari tau detik ini juga!
Syarla meringis takut saat Raizel menatapnya dengan tajam. Tidak terlihat menyeramkan, karena gadis itu memiliki aura yang cantik.
"Rasanya ada maksud di balik lo bilang makasih. Gue butuh penjelasan, Sya?"
"H--hah? Enggak ada apa-apa kok."
"Kita berteman udah lama, lo enggak bisa bohong sama gue."
"Oke, tapi lo jangan marah ya? Gue terima tawaran dari Kak Zeandre untuk bawa lo ke sini. Di dalam perjanjian itu, jika gue berhasil akan dapat imbalan kontaknya Kak Arfan."
"Apa lo bilang?" Raizel tidak menyangka, sejujurnya ia berharap hanya salah dengar saja.
Syarla menelan air liurnya dengan susah payah, sepertinya ia telah melakukan kesalahan.
Pada waktu jam pelajaran terakhir Syarla sempat izin keluar kelas untuk membeli pensil. Ia tidak sengaja bertemu dengan Zeandre di lantai dua, tanpa di sangka-sangka cowok itu berbicara kepadanya. Zeandre menawarkan sebuah tawaran yang membuat Syarla tergiur.
"Lo marah ya Rai? Gue minta maaf."
"Cuman karna hal ini lo sampai bilang enggak mau jadi teman gue lagi, Sya?" Raizel berbicara dengan nada ketus. Ia sangat kesal.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZEANDRE
Fiksi RemajaKapten futsal SMK Bangsa menyembunyikan keyakinan agamanya dari seorang gadis bernama Raizel Anataqila. Dia melakukan hal ini karna mempunyai alasan tersembunyi. Secara perlahan Zeandre menjebaknya dengan rasa nyaman, sehingga membuat Raizel tak mam...