BAB 6

81 10 0
                                    

‼️DISCLAIMER‼️

Cerita hanyalah fiktif‼️

Penulis tidak mendukung bentuk perjudian apapun‼️

Mohon bacalah dengan bijak karena cerita ini hanya untuk menghibur, dan selamat membaca. Jika kalian suka dengan cerita ini, mohon dukungannya dengan mengklik gambar bintang di bawah😉👍

Thanks for reading🤗

🦋•••🦋

Gustiar membawanya ke tempat karaoke yang menjadi tempat terkenal di kalangan remaja untuk berkumpul bersama dengan teman-teman mereka.

Citra sendiri juga sering datang kemari bersama dengan Dira dan juga Yuli. Bahkan Citra juga pernah datang bersama dengan Candra untuk melepas penat setelah ujian akhir semester.

Gustiar memesan sebuah ruangan karaoke. Saat akan membayar, Citra juga buru-buru mengeluarkan dompetnya agar tanggungannya jadi mereka berdua.

"Nih, bagi dua aja bayarnya." Tanpa banyak bicara, Gustiar menerima uang itu dan memasukkannya ke dalam saku celananya. Lalu membayar dengan menggunakan uangnya.

Usai membayar, mereka berdua berjalan menuju tempat yang sudah mereka pesan. Banyak dari mereka yang datang kemari mengenali Gustiar. Gustiar kerap jadi omongan di sepanjang perjalanan. Bahkan bukan hanya Gustiar, Citra pun jadi ikut kena imbasnya.

Sesaat Citra jadi berpikir bahwa tempat karaoke bukanlah tempat yang tepat untuk mereka bermain judi.

"Eh itu cewek yang di belakang Gustiar siapa?"

"Kayaknya ceweknya deh,"

"Gak mungkin."

"Foto-foto, cepetan. Bisa jadi gosip yang bagus di sekolah!"

Citra yang mendengar hal itu langsung berlari memasuki ruangan yang sudah mereka pesan. Tak hanya itu, ia juga menarik tangan Gustiar agar cepat-cepat masuk ke dalam dan menutup pintunya. Jantung Citra berdegup dengan kencang, ia benar-benar belum siap menjadi pusat perhatian.

Di belakangnya Gustiar sedang bersedekap dada sambil berdecih.

"Harusnya lo mikirin dulu setiap resiko yang ada sebelum lo bermain taruhan gila kayak gini. Kalau lo menang, kerugian apa yang lo dapet. Dan kalau lo kalah, seberapa banyak kerugiannya. Lo pikir judi yang kita mainin sekarang sama kayak judi yang pernah kita mainin sewaktu SD, yang kalau kalah cuma kehilangan beberapa kartu yang bisa kita beli lagi? Seharusnya lo juga bisa memikirkan kalau gue jadi pacar lo, kemungkinan terburuk apa yang bakalan lo dapet setelah ini."

Citra menarik napas dalam mendengar ocehan pedas Gustiar, lalu menghembuskannya dengan perlahan. Ia berbalik menghadap Gustiar sambil memperlihatkan senyuman manisnya.

"Makasih atas nasihatnya. Tapi yang perlu lo tahu, gue udah memperhitungkan semuanya sejak awal."

Gustiar tidak peduli, ia berjalan menuju sofa yang tersedia di sana dan duduk dengan angkuhnya. Bahkan kakinya pun sampai ia angkat ke atas meja.

"Jadi tunggu apa lagi? Jelasin aturan mainnya."

Citra berjalan mendekat dan duduk di sofa yang bersebrangan dengan sofa yang diduduki oleh Gustiar. Citra membuka tasnya dan mengeluarkan enam kartu yang bergambar tangan. Yang pertama ada jari tangan yang membentuk angka dua yang bermakna gunting. Kartu kedua bergambar tangan yang mengepal yang bermakna batu. Kartu ketiga tangan yang membentuk angka lima yang bermakna kertas. Citra menunjukkan ketiga kartu tersebut dari enam kartu yang dipegangnya kepada Gustiar.

Pick Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang