BAB 32

39 3 0
                                    

"Jadi kalian kalau makan selalu beli?" tanya Citra saat melihat Selin sedang memilih makanan di aplikasi pesan online.

"Iya Kak," jawabnya.

Citra berpikir sesaat, setelah menimbang-nimbang cukup lama ia kemudian kembali membuka suaranya.

"Hmm... kalian punya bahan makanan gak di kulkas?"

"Nggak Kak. Di kulkas paling cuma ada cemilan aja,"

Citra mengangguk dan bersamaan dengan itu ia melihat Gustiar sudah turun ke bawah dan bergabung bersama mereka di ruang tengah.

"Kebetulan kamu udah turun. Aku mau ngajak Selin ke pasar, boleh gak?"

"Mau ngapain?"

"Beli bahan makanan. Aku berpikir mau masak buat kamu sama yang lain,"

Gustiar mengangkat sebelah alisnya yang Citra deskripsikan bahwa ia merasa heran dengan permintaan Citra untuk memasak di rumahnya. Agar Gustiar tidak tersinggung, ia pun menjelaskan maksud dan tujuannya.

"Aku tiba-tiba kepikiran aja buat bikin pesta barbekyu nanti malam. Kayaknya bakal seru deh," kedua alis Citra terangkat jahil sembari mengulum senyum. Ia menunggu persetujuan Gustiar yang nampaknya juga sedang menimbang-nimbang sarannya.

"Aku 'kan jarang ke sini. Mumpung aku bisa mampir, kenapa kita gak adain pesta kecil-kecilan aja? Lagipula besok 'kan hari libur. Aman juga buat anak-anak kalau main sampai malam," tambah Citra lagi meyakinkan.

"Woahh ... asik tuh Kak! Selin setuju sama sarannya Kak Citra. Kita udah lama banget Kak gak buat pesta barbekyu. Terakhir waktu masih ada mama, itu pun waktu Selin masih kecil. Ayo Kak, please! Boleh ya ... boleh ya, pleaasee!"

"Kamu memohon sampe kayak gitu udah kayak Kakak selalu melarang kamu aja,"

"Emang iya, kok. Kakak 'kan selalu melarang ini, melarang itu, tidak boleh melakukan ini, tidak boleh melakukan itu ... ." Selin tanpa sengaja melirik ke arah Citra, kemudian merangkul lengan Gustiar. "Tapi Kakak adalah Kakak terbaik sedunia."

"Pffttt ... hahahaha," terdengar suara tawa dari kejauhan yang ternyata orang itu adalah Vano. Dengan seragam yang masih melekat di dirinya, ia berjalan mendekati Selin, Gustiar dan juga Citra.

"Kamu bilang kayak gitu biar image Kak Tiar gak jelek 'kan di depan pacarnya,"

"Iih apasih Kak Vano. Orang aku bilangnya jujur kok,"

"Kemarin siapa dong yang bilang kalau Kak Tiar itu nyebelin, tukang ngatur, gak peka, terus—"

Selin bergerak cepat dan membekap mulut Vano. Sementara Vano sudah bergumam dengan tidak jelas.

"Hehehe ... gak usah didengerin Kak apa kata Kak Vano, dia 'kan emang suka jahil sama aku, Kak."

Sementara itu, Citra sudah tertawa melihat tingkah lucu antara Vano dan Selin yang sudah seperti kakak-adik yang sedang bertengkar. Meskipun tanpa orang tua, ikatan mereka sebagai keluarga membuat iri siapapun yang melihat keharmonisan mereka.

"Teruskan kalau ingin bertengkar, perlu Kakak panggil juga anak-anak buat lihat kelakuan kalian, hm?" Meskipun seperti sedang menyindir, tapi sebenarnya Gustiar sedang menengahi perdebatan mereka.

Pick Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang