BAB 34

45 3 0
                                    

Ini konyol...

Suatu hal yang tidak Gustiar harapkan kehadirannya. Berawal dari hanya sekedar menerima taruhan karena kekalahannya, Gustiar jadi menemukan cintanya dengan cara yang seperti ini. Tidak pernah terpikirkan oleh Gustiar hatinya bisa berdebar hanya karena seorang gadis.

Kedekatannya dengan Citra semakin intens hingga setiap harinya Gustiar merasakan jatuh cinta.

Sudah hampir tiga bulan mereka menjalin hubungan atas dasar taruhan ini. Sejak pertama kali Gustiar mengakui bahwa ia menyukai Citra, sampai saat ini perasaan itu justru malah semakin berkembang. Keserakahannya pun muncul saat di mana ia tidak ingin status hubungan mereka terjalin karena adanya taruhan menang-kalah. Gustiar ingin terjalinnya hubungan mereka karena ada perasaan saling suka di antara mereka.

Memang ... Gustiar sangat minim pengalaman tentang percintaan. Ia bahkan tidak yakin apakah Citra menyukainya atau tidak karena sikap manis Citra justru malah membuat dadanya terasa sesak; takut jika semua itu hanyalah pencitraan.

Jika ada yang bertanya alasan mengapa Gustiar jatuh cinta kepada Citra, maka Gustiar sama sekali tidak menemukan jawabannya. Semua terjadi tanpa adanya alasan; mengalir begitu saja bagaikan air yang mengikuti bentuk dari wadah yang menampungnya.

Banyak gadis yang mendekatinya selama ini, tapi tidak pernah sekalipun Gustiar menghiraukan mereka karena ia hanya memiliki satu tujuan untuk tetap hidup; yaitu membahagiakan ketiga perempuan yang paling penting di dalam hidupnya. Selin, Lily dan Lia adalah pusat dunianya. Gustiar tidak peduli hidupnya akan sehancur apa, bahkan jikalau harus mengorbankan harga dirinya sekalipun akan Gustiar lakukan asalkan ketiga adik perempuannya itu bisa hidup dengan nyaman.

Ia tidak ingin lagi melihat mereka kepanasan, kelaparan bahkan sampai hampir mati, ataupun menangis di malam hari karena tidak bisa tidur akibat tempatnya yang tidak nyaman. Semua kenangan buruk itu tidak ingin lagi Gustiar rasakan bersama dengan ketiga adiknya.

Lalu, Citra datang menawarkan taruhan gila di mana ia bertaruh dengan uang sebesar 35jt. Saat itu, ego Gustiar sedikit tergores karena tidak menyangka gadis yang tidak dikenalnya ini memasang taruhan sekecil itu, di mana tidak sebanding dengan apa yang gadis itu harapkan dari dirinya ketika ia yang menang.

Berpikir ingin memberikan pelajaran pada gadis tersebut karena telah menantangnya justru malah berakhir dengan kekalahan yang membuat Gustiar sadar; jika ia terus menekuni perjudian seperti ini, suatu hari nanti akan ada yang bisa mengalahkannya.

Citra membuatnya belajar untuk lebih berhati-hati terhadap lawan—di mana selama ini ia tidak pernah melakukan hal itu. Bakat yang selalu Prabudi katakan bahwa ia adalah dewa judi tanpa sadar membawanya pada kesombongan yang akan menghancurkannya.

Jika pada saat itu Citra tidak datang dan menghancurkan kesombongannya, maka orang lain yang akan menghancurkan kesombongannya dan Gustiar tidak yakin apakah hidupnya akan jadi lebih buruk dari ini atau tidak.

Bisa dikatakan kedatangan Citra di hidupnya ini sangatlah tepat, dan dengan cara yang tepat pula. Gustiar merasa beruntung karena bisa dipertemukan oleh Citra.

Selalu berada di samping Citra akhir-akhir ini membuat Gustiar sadar siapa Citra yang sebenarnya. Ia bisa menjadi orang yang ceria namun juga bisa menjadi orang yang tegas. Citra pandai mengelola emosi dengan tepat dalam situasi apapun. Selalu menjaga tutur bahasa dan pergaulannya.

Di beberapa momen, Gustiar mendapati Citra sedang melamun, bahkan terlihat sangat sedih. Tapi ketika ditanya, Citra tidak pernah mengatakan bahwa ia sedang tidak baik-baik saja. Pada kondisi seperti itulah Gustiar selalu disadarkan pada hubungan mereka yang bagaimana bisa terjalin. Memang mereka terlihat dekat, tapi sebenarnya jarak di antara mereka sangat jauh dan entah mengapa Gustiar bisa menyukai Citra.

Pick Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang