BAB 9

159 12 0
                                        

Citra tidak berhenti tertawa sedari tadi. Ia senang sekali membuat kehebohan. Orang-orang suka melebih-lebihkan apa yang mereka lihat. Hanya dalam waktu beberapa jam, postingan tentang Gustiar yang berpacaran langsung muncul di web sekolah. Itu pun telah menjadi berita terpanas di bulan ini.

Citra sendiri merasa puas. Semua orang mempertanyakan tentang siapa dirinya dan juga mempertanyakan kewarasannya karena bersedia berpacaran dengan Gustiar. Bahkan sampai ada yang meramalkan bahwa hubungan mereka tidak akan bertahan lama.

Tadi di kelas pun, semua orang tiba-tiba berubah menjadi wartawan yang terus saja bertanya padanya bagaimana awal mula mereka menjalin hubungan. Sebab setahu mereka, Citra tak pernah dekat dengan laki-laki manapun kecuali Candra.

Hanya dengan menjawab bahwa Gustiar tidak ingin ia menceritakan apapun tentang hubungan mereka, tak disangka bahwa jawaban itu dapat menjawab semua pertanyaan yang ada.

Citra menghela napas panjang mengingat kejadian yang ia lewati hari ini. Saat ini ia sedang berada di halte depan sekolah. Citra akan pulang sendiri ke rumahnya. Tadi sebelum kembali ke kelas, Citra memang meminta Gustiar untuk pulang bersamanya. Tapi Gustiar diam saja tanpa menjawab perkataannya. Jadi ia pun tidak berharap banyak bahwa Gustiar mau memgantarnya pulang.

Juga sepertinya beberapa waktu ini ia akan selalu sendirian jika ke mana-mana sebab Candra menyuruhnya untuk tidak terlalu dekat dengannya agar Gustiar tidak menaruh curiga kepada mereka. Lagipula hari ini, Candra juga ada latihan basket.

"Eh... itu pacarnya Gustiar, 'kan?"

Di depan halte sekolah, Citra mendapati beberapa gadis tengah berbisik-bisik membicarakannya.

"Pulangnya gak bareng Gustiar?"

"Kayaknya berita itu bohong deh,"

Lama-lama suara mereka makin diperbesar sehingga Citra bisa mendengarnya dengan jelas. Puas dengan membaca berita tentang dirinya, Citra pun memilih pergi dan berjalan menuju ke rumahnya.

Di SMA GSN, memang memberikan kebebasan bagi siswanya untuk membawa kendaraan termasuk mobil. Beberapa siswa membawa mobil pribadi mereka yang rata-rata adalah mobil yang mewah. Tapi ada juga yang tidak. Citra sendiri tidak ingin membawa kendaraan selain sepeda di karenakan rumahnya yang hanya beberapa blok saja dari sini.

Namun sepertinya hari ini Citra akan menaiki kendaraan untuk pulang ke rumahnya. Mobil mewah milik Gustiar tiba-tiba berhenti tepat di depannya.

Para gadis yang sedang berkumpul tadi lagi-lagi memekik karena terkejut, saat melihat Gustiar membuka jendela dan menyuruh Citra untuk masuk ke dalam mobilnya.

Selama ini, tidak ada yang pernah menaiki mobil mewah Gustiar. Dan ketika Citra memasuki mobilnya dengan bangga, para gadis itu menjadi iri kepadanya. Ke mana rumor yang mengatakan bahwa Gustiar adalah pacar yang buruk. Nyatanya kalau dilihat-lihat, Citra terlihat bahagia karena telah menjadi 'gadisnya' Gustiar.

"Kamu buat mereka jadi iri sama aku," Citra tertawa pelan sambil melihat kaca spion yang masih memantulkan bayangan mereka.

"Itukan yang kamu mau, makanya kita pacaran."

Citra pun hanya terkekeh saja.

"Nanti dipertigaan belok kanan ya,"

Gustiar mengangguk. Ia pun mengikuti petunjuk arah yang diberikan oleh Citra untuk menuju ke rumahnya.

Setibanya di depan rumah Citra, Citra turun dari mobil dan membuka pagarnya.

"Saya mau langsung pulang aja,"

"Loh gak mampir dulu? Setidaknya makan dulu yuk!" ajak Citra pada Gustiar. "Biasanya Bi Ratna udah selesai masak. Dia 'kan kalau masak banyak, sampai-sampai aku gak habis. Jadi lebih baik kita makan bareng," Citra tersenyum sambil menunjukkan pupil eyes-nya berharap Gustiar luluh dan mengikuti keinginannya.

Pick Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang