‼️DISCLAIMER‼️
Dilarang mengikuti hal-hal yang negatif dari cerita ini. Ini hanya sebuah cerita fiksi yang ditunjukkan untuk menghibur. Bacalah cerita seakan-akan kalian sedang menikmati sebuah karya. Terima kasih😊
🦋•••🦋
Gadis remaja itu bernama Citra Harumitra, sedang duduk di bangku perpustakaan sambil membaca buku yang berjudul "Serendipity : Penemuan-Penemuan Di Bidang Sains Yang Tidak Di Sengaja" untuk membunuh waktu saat sedang menunggu bel masuk berbunyi.
Tiba-tiba siswa yang juga sedang berada di perpustakaan yang sama dengannya berbondong-bondong pergi keluar perpustakaan saat mendengar langkah kaki yang berlarian di koridor sekolah; merasa penasaran mengapa para siswa tersebut berlarian menuju lapangan sekolah.
"Ada apa?" samar-samar Citra mendengarkan percakapan mereka dari belakang. Ia ikut merasa penasaran dan mendengarkan jawaban dari siswa ber-nametag Agam itu.
"Gustiar sama Haris lagi berantem di lapangan."
Mendengar jawaban itu, para siswa yang masih berada di perpustakaan juga ikut berlarian menuju lapangan sekolah seperti tidak ingin ketinggalan kehebohan yang sedang terjadi.
Citra sendiri langsung kembali duduk di tempatnya. Ia sama sekali tidak tertarik untuk melihat orang yang sedang berkelahi. Lagipula ia sudah bosan mendengar berita yang sama terus setiap harinya.
Dalam satu bulan atau minggu, orang yang bernama Gustiar pasti selalu terlibat perkelahian dengan siapa saja, baik dengan siswa di sekolahnya maupun siswa di luar sekolah. Dan pasti alasan terjadinya perkelahian itu selalu dengan permasalahan yang sama; memberi pelajaran pada Gustiar karena telah membuat Ayah mereka kalah berjudi.
Mereka menganggap Gustiar telah bermain curang. Namun tak ada yang bisa membuktikan kecurangannya. Setiap mereka ingin membuktikan, justru merekalah yang akan berakhir mempermalukan diri sendiri.
Dari sinilah akun gosip sekolah memberikan julukan kepada Gustiar sebagai raja judi. Hobinya yang suka berjudi bukanlah suatu hal yang tabu untuk didengar. Seluruh remaja di kota ini pun tahu bahwa Gustiar adalah raja judi yang tak terkalahkan, sampai-sampai mereka kerap memperingatkan Ayah mereka yang suka berjudi untuk tidak pernah coba-coba bermain dengan Gustiar.
Namun banyak orang dewasa yang meremehkan kemampuan Gustiar sebab Gustiar hanyalah remaja 18 tahun yang masih sekolah. Sehingga kerap banyak orang dewasa yang menantangnya dan berakhir dengan kekalahan yang bisa mencapai miliaran rupiah.
Semua fakta itu menjadi daya tarik untuk dibicarakan sehingga apapun yang dilakukan oleh Gustiar selalu menjadi buah bibir bagi siswa SMA Global Sains Nasional (SMA GSN). Semua tindak tanduknya pasti selalu dipertanyakan dan juga diperhatikan.
Gustiar ibarat karakter manusia yang sulit untuk ditemui, ia begitu misterius dan menyimpan banyak bahaya di dalamnya. Kadang-kadang ada yang melebihkan kalau Gustiar itu sebenarnya bukanlah remaja laki-laki biasa.
Sebab di dunia ini memang ada manusia yang seharusnya tidak kita temui.
🦋 •••🦋
Bahkan saat bel masuk kelas sudah berbunyi, orang-orang masih saja membicarakan tentang Gustiar. Ketika Citra duduk di bangkunya, saat itu teman kelasnya juga sedang membahas tentang Gustiar.
"Tadi pagi lo lihat perkelahian Haris anak kelas 12B sama Gustiar gak?" tanya Yuli pada Dira.
"Lihat. Gue ada videonya malah," Dira menegakkan tubuhnya, tampak bersemangat untuk menunjukkan video yang berhasil direkamnya.
"Ihhh ... coba dong gue lihat! Gue ketinggalan berita nih, soalnya tadi gue dateng telat."
"Nih lihat aja, seru banget loh! Cit, lo juga mau lihat gak?"
Citra menoleh setelah sebelumnya ia sedang mengeluarkan buku dari dalam tasnya. Melihat Dira yang sedang menatapnya membuat Citra jadi tersenyum, kemudian menjawab.
"Gak Dir,"
"Lo mau ngapain?"
"Tadi gue nemu ada kalimat bagus banget di buku yang gue baca. Gue pengen catet aja."
"Cit kenapa sih lo kayaknya gak tertarik banget sama Gustiar? Kalau kita lagi gosipin Gustiar, lo pasti selalu diem aja. Emang lo gak penasaran apa?" tanya Yuli setelah ia selesai melihat rekaman video Gustiar yang sedang berantem dengan Haris.
"Gak semua orang suka mencampuri urusan orang lain. Gue lebih suka dengan dunia gue sendiri."
"Oh kirain lo bakal sama kayak Novia. Dia kemarin ngaku gak tertarik sama Gustiar, jelek-jelekin Gustiar bahkan sampai buat gosip yang gak bener tentang Gustiar. Eh besoknya dia malah kedapetan ngejar-ngejar Gustiar. Kayaknya cinta ditolak deh. Gue takut lo pura-pura gak tertarik sama Gustiar, tiba-tiba jadi tergila-gila sama dia," ungkap Yuli menyuarakan kekhawatirannya.
Mendengar itu Citra pun jadi terkekeh. Baginya yang hanya siswa biasa ini, tidak mungkin tiba-tiba terlibat hubungan dengan Gustiar. Yuli terlalu mengada-ada.
"Gak kok. Lagian gue sama sekali gak pernah deket sama Gustiar. Kalau kalian mau tahu, papasan sama dia aja gue juga gak pernah." Lagian gue udah tergila-gila sama seseorang, bagaimana mungkin gue bisa ngelirik cowok lain? Ucapan itu hanya berani Citra ungkapkan di dalam hati.
"Ouhh bagus itu. Jangan pernah dekat-dekat dengan Gustiar, dia itu berbahaya!"
Citra pun merasa ia tak akan mungkin dekat dengan Gustiar.
Saat kembali ingin menulis, maniknya menangkap sosok pria yang begitu dipujanya. Sosok yang selalu ada untuknya sejak ia masih kecil, bahkan perasaan itu masih tetap sama sejak dua belas tahun yang lalu.
Mereka terlalu sering bersama sampai-sampai Citra merasa yakin bahwa dia adalah jodohnya.
"Candra, lo hebat banget kemarin. Gue nonton pertandingan lo tahu. Lo lihat gue gak?"
Dari tempatnya duduk, ia memerhatikan Candra ketika sedang bicara dengan Vita, teman sekelasnya yang terang-terangan mengakui bahwa dia menyukai Candra. Citra memperhatikan interaksi mereka dari tempat duduknya sambil terus mengagumi Candra.
Mungkin hanya ia yang tahu tentang rahasia ini bahwa Candra sebenarnya hanya menganggap Vita sebagai teman kelasnya saja, tidak lebih. Tapi Candra menghargai perasaan Vita, hal itulah yang kerap membuat Citra kagum dengan Candra.
Dia baik, sopan, berprestasi, punya selera humor yang bagus dan bisa diandalkan. Tiga belas tahun berteman dengan Candra membuatnya mengenal baik dan buruk dari kepribadian Candra.
Hari ini, Citra bertekad untuk menghentikan status pertemanan mereka. Ia ingin hubungannya dengan Candra lebih dari sekedar teman. Setahu Citra, Candra belum pernah pacaran dan sampai sekarang Citra tidak tahu siapa gadis yang disukai olehnya sebab ia tak pernah menceritakannya.
Candra tak akan pernah tahu perasaannya jika Citra tidak pernah mau mengungkapkannya. Setidaknya meskipun Citra ditolak nanti, ia tidak akan malu banget karena Candra yang ia kenal begitu menghargai perempuan.
"Woii, guru kimia udah dateng!" teriak sang ketua kelas membuat murid-murid langsung berlarian ke tempat duduk mereka masing-masing.
Sebelum pelajaran di mulai, Candra melihatnya. Ia pun tersenyum sambil memberikan semangat untuknya. Dari dulu sejak mereka duduk di bangku kelas yang sama, sikap Candra kepadanya tidak pernah berubah.
Hal kecil itu semakin membuat yakin hati Citra; bahwa Candra sebenarnya menyukainya. Namun hubungan mereka terhalang oleh status yang bernama persahabatan.[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Pick Your Love
Teen Fiction[Cerita ini hanyalah karya fiksi semata baik nama, tempat, penokohan, serta nama organisasi. Di beberapa BAB terdapat kata-kata yang kasar. Mohon bijaklah dalam membaca. Terima kasih!] *** "Jangan pernah dekat-dekat dengan Gustiar, dia itu berbahay...