BAB 8

61 6 0
                                    

Kemarin Citra memikirkan bagaimana cara ia bisa menaklukkan hati Gustiar. Guna memanfaatkan status hubungan pacaran mereka, Citra harus menarik perhatian Gustiar agar semakin mencintainya; itu kata Candra kemarin sebelum Citra pulang ke rumahnya.

Agar aksinya bisa lancar, Citra diharuskan untuk memberikan banyak perhatian untuk Gustiar.

Kemudian sebelum tidur, Citra terpikirkan untuk membuatkan bekal makan siang untuk Gustiar. Ia ingat betapa kurusnya Gustiar. Itu pasti karena ia jarang makan tepat waktu.

Dengan sepenuh hati, Citra bangun pagi-pagi dan memasak di dapur. Ia memasak menu andalannya yaitu nasi goreng. Hanya masakan ini sajalah yang menurut Citra paling mudah untuk dimasak.

Setelah selesai, Citra menaruh kotak bekalnya di dalam tas dan pergi bersiap-siap memakai seragamnya. Beruntung sebelum masak, ia sudah mandi terlebih dahulu.

Jika hari-hari biasanya, Citra akan berangkat sekolah menggunakan sepeda dan berangkat bersama Candra. Tapi kemarin Candra mengatakan bahwa mereka jangan sampai terlihat bersama terus, takut Gustiar akan curiga. Itu sebabnya mereka berangkat sendiri-sendiri untuk hari ini dan beberapa hari ke depan. Karena Citra berangkat sendiri, alih-alih menggunakan sepeda, Citra lebih memilih untuk berjalan kaki ke sekolah. Karena hal itulah, Citra tiba di sekolah bertepatan dengan bel masuk berbunyi.

Jadwal mata pelajarannya hari ini sungguh sangat berat karena harus belajar Matematika dan Fisika secara beruntun. Citra benar-benar merasa kelelahan meskipun ia hanya duduk diam saja di dalam kelas. Entah kenapa hari ini materinya sangat sulit sekali untuk dipelajari.

Saat bel istirahat berbunyi, teman-teman kelasnya berhamburan keluar. Dira dan Yuli tak banyak bergosip hari ini, sepertinya berita tentang dirinya yang berpacaran dengan Gustiar belum ada yang tahu sampai sekarang.

Entah kejahilan dari mana, tiba-tiba Citra terpikirkan untuk tidak membuat hubungan mereka menjadi backstreet.

"Gengs, gue ke kelas 12A dulu ya,"

"Mau ngapain?"

"Mau ketemu sama ayang,"

"Hah? Demi apa lo? Lo pacaran sama siapa, Citra?"

"Nanti juga lo pada bakal tahu," Citra tersenyum jahil dan berjalan santai keluar kelas sambil membawa kotak bekal yang telah ia siapkan sebelumnya.

Beruntung kelasnya dengan kelas Gustiar tidak jauh sehingga ia bisa cepat sampai di kelasnya Gustiar.

Saat Citra tiba di depan kelas Gustiar, ia dikejutkan dengan guru biologi yang sedang memarahi Gustiar di depan kelas, dan beberapa siswa laki-laki di sana malah tertawa puas melihatnya.

"Saya gak peduli mau sebagus apa nilai kamu di UTS dan UAS, tapi tetap saja kalau kamu tidak mengerjakan tugas kelompok, saya akan tetap memberikan pengurangan nilai buat kamu, Gustiar!"

Tatapan jahil mereka dan tawa ejekan serta umpatan yang ditujukan pada Gustiar membuat Citra sadar bahwa Gustiar tidak diajak untuk mengerjakan tugas kelompok bersama. Memang di sekolah ini kekompakkan dalam tugas kelompok sangat penting dan sangat membantu nilai.

Kalau Citra di posisi Gustiar saat ini, ia pasti sudah menangis sekarang. Namun berbeda dengan Gustiar. Ia hanya berdiri sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya dengan santai. Ia seperti menganggap angin lalu apa saja yang dikatakan oleh Pak Bima kepadanya.

Lalu setelah puas memarahinya, Pak Bima pergi keluar kelas dan salah satu gadis dari teman kelas Gustiar menghampirinya.

"Kamu gapapa?" dari tempatnya berdiri, Citra dapat mendengar percakapan mereka.

Pick Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang