Setelah ujian tengah semester selesai, sekolah akan kembali seperti biasanya dan belajar sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Hari ini, kelas Citra sedang ada jadwal olahraga yang mengharuskan pelajaran dilakukan di luar kelas. Karena minggu ini masih awal masuk sekolah, maka tidak ada materi melainkan hanya bermain games.
Permainan lempar jaga bola menjadi pilihan teman-teman kelas Citra sebagai games kali ini. Cara mainnya mudah. Satu orang akan memegang bolanya, kemudian ia akan menendang bola dengan tujuan untuk mengenai tubuh pemain lain yang sedang menghindari bola. Sebab jika bola itu sampai mengenai tubuh mereka, maka mereka yang akan jaga menggantikan pemain sebelumnya.
Permainan dibagi menjadi dua babak. Babak pertama akan dimainkan oleh anak laki-laki sementara babak kedua akan dimainkan oleh anak perempuan.
Selama babak pertama berlangsung, Citra tidak memperhatikan teman kelasnya yang sedang bermain melainkan memperhatikan kelas Gustiar yang masih bisa ia lihat di pinggir lapangan. Tiba-tiba ia jadi merindukan kekasihnya itu.
"Citra awas!" teriakan Clarissa membuat Citra berjengkit kaget. Ia menoleh ke sembarang arah dan mendapati bola sedang mengarah ke arahnya. Sangat terlambat bagi Citra untuk bisa menghindar dari bola tersebut. Terlalu takut terkena bola membuat Citra memejamkan matanya, sudah pasrah kalau mukanya akan sakit karena terkena bola.
Bugh ...
Namun Citra tidak merasakan rasa sakit meskipun ia mendengar benturan yang sangat keras di depannya. Saat Citra membuka mata, ia melihat Candra yang sudah berdiri di hadapannya.
"Lo gapapa?" Candra segera bertanya dengan raut wajah yang khawatir.
"Gak ... Gapapa," jawab Citra sedikit gugup. Ia masih shock atas apa yang hampir saja menimpanya.
Setelah memeriksa dengan teliti keadaan Citra, Candra berbalik menghadap teman-temannya yang juga memusatkan perhatian kepada mereka.
"Za, lo sengaja ya ngarahin bolanya ke Citra, hah?" tuduh Candra dengan penuh emosi.
"Hah? Apaan sih? Gue gak sengaja. Awalnya gue mau ngenain Genta, tuh bocah menghindar. Bolanya jadi ngarah ke Citra." Reza membela diri saat ia dituduh seperti itu oleh Candra.
"Bullshit! Gue tahu lo benci sama Citra makanya lo mau celakain dia, iya 'kan?"
"Lo pikir gue serendah itu?" Reza melangkah maju mendekati Candra dengan penuh emosi. Terlihat sekali guratan kemarahan di wajahnya seakan-akan ia siap kapan saja untuk memukul Candra.
"Siapa yang tahu?" Candra menjawab sambil menampilkan smirk-nya dan membuat Reza kepalang emosi karena merasa direndahkan.
"Songong banget muka lo.." Reza melangkah hendak memukul wajah Candra tapi berhasil ditahan oleh beberapa teman kelasnya yang lain.
"Za udah, ini masih jam pelajaran olahraga. Ribet nanti kalau urusannya sama Pak Jeki."
"Aaa ... sial!" umpat Reza. "Gue kasihan sama lo, terjebak sama friendzone. Cuma bisa lindungin orang yang gak bisa lo milikin, padahal mah tuh cewek udah punya cowok. Makanya bro buka mata lo. Cewek tuh di sini masih banyak," Reza menepuk pelan pundak Candra dan berlalu dari sana.
Hampir semua teman kelas Citra saling berpandang-pandangan lalu tatapan mereka beralih kepada Candra dan Citra secara bergantian.
"Jangan nyebarin gosip yang gak bener sialan!" teriakan Candra menggema di lapangan sampai ke koridor sekolah. Siswa yang kelasnya dekat dengan lapangan menengok ke jendela hanya untuk tahu apa yang sedang terjadi di sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pick Your Love
Tienerfictie[Cerita ini hanyalah karya fiksi semata baik nama, tempat, penokohan, serta nama organisasi. Di beberapa BAB terdapat kata-kata yang kasar. Mohon bijaklah dalam membaca. Terima kasih!] *** "Jangan pernah dekat-dekat dengan Gustiar, dia itu berbahay...