"Gue berhasil ngejar score lo, 'kan?" Citra berkata jahil menatap Gustiar yang sudah menatapnya dengan tajam. Namun tatapan itu seakan tak berpengaruh sama sekali untuk Citra.
Gustiar justru malah tertawa kecil lalu berkata kepada Citra. "Yeah... dan lo membuat permainan ini jadi semakin menarik." Gustiar menampilkan wajah yang lebih serius dari sebelumnya.
Mereka sama-sama mengambil dua kartu lagi untuk masuk ke babak selanjutnya. Babak ini seakan menjadi babak penentuan apakah permainan akan memiliki babak selanjutnya atau menjadi babak terakhir dengan melahirkan seorang pemenang.
Kali ini peluang yang dimiliki oleh Gustiar dan Citra adalah sama, yaitu 3/6.
Mereka mulai bermain. Dengan mata awasnya Gustiar mulai menerka-nerka tindakan apa yang akan diambil oleh Citra. Alih-alih menatap kartunya, Gustiar lebih memilih untuk memandangi setiap ekspresi yang ditampilkan oleh Citra.
Kali ini Citra terlihat sibuk memilih kartu seakan-akan ia memang memilih kartu berdasarkan intuisinya saja. Jika seperti itu, maka Citra sudah pasti akan memasang kartu batu di babak ini.
Hal itu dikarenakan Citra adalah pemain pemula. Ia tidak akan bermain sesuai dengan pengalamannya, tapi dengan pengalaman orang lain. Orang seperti Citra sudah pasti membuat banyak persiapan sebelum bertanding dengannya. Tentu saja untuk bermain, ia perlu banyak mencari tahu. Dan google adalah pilihan yang tepat baginya untuk mencari informasi.
Gustiar merasa yakin kalau Citra tidak bermain dengan menebak jalan pikirannya, tapi bermain mengikuti aturan dari postingan web yang dia baca.
Pemenang cenderung mengulangi apa yang dia menangkan. Citra akan memasang kartu yang sama seperti di babak sebelumnya, karena ia tahu bahwa Gustiar akan memasang kartu yang berbeda dan mengganti strategi bermainnya. Tapi karena Citra tahu kalau Gustiar juga pernah membaca strategi yang dijabarkan oleh penulis Web itu, maka Citra akan mengganti strateginya dengan membalikkan keadaannya.
Di mana, Citra akan menaruh kartu yang berbeda dari kartu sebelumnya. Dengan begitu, Gustiar tidak akan mampu menebak kartu apa yang akan Citra taruh nanti dan membuat kejutan.
Gadis yang malang. Gumam Gustiar.
Pikirannya benar-benar mudah ditebak. Gustiar berani bertaruh kalau Citra akan memasang kartu gunting. Itu disebabkan karena di babak pertama Citra kalah karena ia mengeluarkan kartu gunting. Dan menurutnya, Gustiar pasti tidak akan bisa menebak jalan pikirannya sampai sana.
Dalam hati, Gustiar tertawa karena Citra juga pasti tidak akan menebak bahwa ia akan mengeluarkan kartu batu, sama seperti di babak sebelumnya.
Dalam kondisi ini, mereka melakukan strategi terbalik dari informasi yang diberikan oleh penulis web yang menulis "Strategi Menang Dalam Permainan Suit Gunting, Batu, Kertas".
Kartu pun ditaruh.
Dan kehancuran Citra hanya tinggal beberapa detik lagi.
Ini menarik. Sebentar lagi, raut wajah yang menipu itu akan benar-benar menampakkan ketakutan yang sebenarnya.
Dan kartu pun dibuka.
"Lo—bagaimana bisa?" tanyanya tanpa bisa menyembunyikan raut wajah terkejutnya.
Gustiar menatap Citra yang masih menatap kartu mereka. Ia diam saja seakan-akan ia juga sama terkejutnya dengan hasil akhir yang terjadi.
Tidak. Raut wajah itu hanya sesaat. Karena yang terjadi selanjutnya adalah ... Citra menampilkan smirk-nya kemudian melihat ke arah Gustiar dengan angkuh.
"Bingo. I won, Gustiar. I hope you can be a good my boyfriend!"
Tak ada jawaban apapun dari Gustiar. Tapi yang pasti ia menerima kekalahannya dengan lapang dada. Sebab Citra pun demikian, ia menang tanpa ada kecurangan sedikit pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pick Your Love
Teen Fiction[Cerita ini hanyalah karya fiksi semata baik nama, tempat, penokohan, serta nama organisasi. Di beberapa BAB terdapat kata-kata yang kasar. Mohon bijaklah dalam membaca. Terima kasih!] *** "Jangan pernah dekat-dekat dengan Gustiar, dia itu berbahay...