Gustiar kembali ke sekolah.
Citra tidak dapat menyembunyikan raut wajah gembiranya saat melihat Gustiar turun dari mobilnya.
Rasa ingin menghampiri Gustiar saat itu Citra urungkan karena tidak ingin menjadi penyebab mood Gustiar yang memburuk di hari pertamanya kembali ke sekolah. Bisa melihatnya dari jauh saja sudah benar-benar membuat Citra merasa senang.
Citra mengikuti Gustiar di belakangnya, dan bersembunyi di balik tembok ketika Gustiar sudah benar-benar masuk ke dalam kelasnya.
Puas melihat Gustiar, Citra pun berbalik dan ingin pergi dari sana. Namun ia berpapasan dengan Vano. Kebencian Vano tampak jelas di wajahnya. Ia pun hanya melewati Citra begitu saja.
Pandangan Citra tak lepas dari Vano, ia juga turut memperhatikan kepergian Vano sampai Vano benar-benar menghilang dari pandangannya. Citra merasa sedih karena ia juga harus kehilangan teman seperti Vano.
Kini, semua kembali seperti semula. Tidak ada kesempatan kedua untuknya, juga tidak ada tempat baginya di semua aspek kehidupan Gustiar.
Mata Citra masih sembab. Seberapa banyak pun air mata yang sudah dikeluarkan tetap tidak membuat air matanya mengering. Citra masih bisa menangis di keramaian seperti ini.
Tanpa memperdulikan tatapan orang lain, Citra berbalik dan memilih untuk kembali ke kelasnya.
Di pintu kelas, ia bertemu dengan Candra. Mereka saling berpandangan, tapi Candra mengabaikannya seakan-akan mereka memang tak saling mengenal. Melihat hal itu, Citra jadi ingat percakapannya dengan Gustiar hari itu;
"Kamu nggak bakal mungkin berteman selamanya sama Clarissa dan Candra, bukan? Ada saatnya nanti kalian akan merasa jadi asing dan itu wajar. Semua orang juga mengalaminya."
Citra tidak menyangka bahwa apa yang dikatakan oleh Gustiar benar-benar terjadi bahkan secepat ini. Dengan Clarissa pun, Citra jadi merasa jauh. Tidak seperti dulu lagi.
Sebelum memasuki kelas, Citra menarik napas terlebih dahulu. Bersiap dengan berbagai hal yang akan terjadi. Memasang wajah baik-baik saja meskipun hatinya terasa pilu. Ia tidak ingin terlihat lemah lagi.
Bersamaan dengan langkahnya yang memasuki kelas, bel masuk pun ikut berbunyi.
🦋•••🦋
Gosip tentang putusnya hubungan Gustiar dan Citra menyebar ketika tersebarnya foto Gustiar yang sedang menggendong Firly menuju UKS.
Saat itu sedang jam istirahat pertama. Karena merasa penasaran, Citra pergi sendiri ke UKS dan melihat Gustiar yang sedang menemani Firly di UKS. Bahkan tak hanya dirinya saja yang melihat keberadaan mereka, beberapa siswa yang penasaran pun ikut mengintip di jendela UKS.
Firly memang terlihat sedang sakit. Wajahnya sangat pucat. Tapi bukan itu permasalahannya, perhatian Gustiar kepada Firlylah yang menjadi buah bibir para siswa.
Cara Gustiar membantu Firly untuk minum, mengambilkan obat, dan membantunya berbaring di ranjang UKS membuat semua orang berkesimpulan bahwa mereka memiliki hubungan.
Citra yang melihat adegan itu secara langsung—meskipun hatinya terus menyangkal dengan mengatakan bahwa Gustiar sedang menolong Firly—dadanya tetap terasa sesak juga.
Ia cemburu sampai rasanya ingin sekali membuka pintu dengan kasar dan menarik Gustiar pergi dari sana.
Tapi .... bolehkah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pick Your Love
Teen Fiction[Cerita ini hanyalah karya fiksi semata baik nama, tempat, penokohan, serta nama organisasi. Di beberapa BAB terdapat kata-kata yang kasar. Mohon bijaklah dalam membaca. Terima kasih!] *** "Jangan pernah dekat-dekat dengan Gustiar, dia itu berbahay...