BAB 14

46 4 0
                                    

"Kita mau ke mana ya?" tanya Citra setelah tiga menit yang lalu mereka telah meninggalkan area sekolah.

"Karena saya gak pernah tahu tempat apa yang bagus untuk orang yang pacaran, jadi hari ini saya akan bawa kamu ke manapun yang kamu mau."

Bagi Citra itu adalah kalimat termanis yang pernah diucapkan oleh seorang pria kepadanya. 'Pergi kemanapun yang kamu mau' sama artinya dengan 'aku akan menemani kamu ke tempat yang kamu mau. Kemana pun itu!' adalah kalimat yang setiap wanita pasti ingin mendengarnya dari pasangan mereka. Tidak pernah terpikirkan oleh Citra sama sekali bahwa ia bisa mendapatkan pacar seloyal Gustiar.

"Hmm kalau gitu, aku mau ke Wisata Yuk! Aku pengen naik wahana baling-baling,"

"Of course,"

Wisata Yuk! adalah wisata wahana yang baru saja dibuka tahun lalu. Di sana banyak wahana ekstrem yang kerap dijadikan tempat liburan pilihan banyak orang sejak pertama kali dibuka.

Perjalanan mereka memakan waktu sekitar setengah jam. Karena kelelahan, Citra akhirnya tertidur di dalam mobil Gustiar.

"Citra, bangun Cit!" Panggilan itu menembus alam bawah sadarnya hingga membuat Citra yang awalnya tertidur jadi terbangun dengan cepat karena mendengar namanya dipanggil.

"Hah? Kita di mana?"

"Udah nyampe,"

"Nyampe? Nyampe ke mana?" jawab Citra dengan panik. Lalu saat melihat sekitarnya yang tampak asing, Gustiar menyentil dahinya membuat Citra jadi mengeluh kesakitan.

"Ck ... tadi kamu sendiri yang ngajak ke sini, lupa?"

Citra linglung sesaat. Ia masih setengah sadar saat itu. "Oh iya, main wahana yaa." Citra segera melepas sealbelt-nya dan membuka pintu mobil. Dengan kegembiraan yang meluap-luap, Citra menyuruh Gustiar untuk cepat-cepat keluar dari mobil.

"Ayooo! Aku udah gak sabar mau naik baling-baling." Citra mengalungkan tangannya di lengan Gustiar dan menariknya dengan semangat. Tapi Gustiar menahan tubuhnya. "Kenapa?" tanya Citra.

"Setidaknya kita ganti baju dulu,"

Citra melihat bajunya dan baju Gustiar. Terlihat lucu saat di mana mereka masih memakai baju olahraga sekolah.

"Baju aja ya, gak usah celana." Citra berusaha menawar saat Gustiar membawanya ke toko baju terdekat. Di dalam tempat wisata terdapat toko baju yang lengkap. Bahkan disediakan tempat gantinya juga. Di sana menjual berbagai macam aksesoris dari mulai baju, celana, jepitan, boneka dan lain sebagainya.

"Gak. Kalau kenapa-napa, sekolah bisa dibawa-bawa. Inget apa kata Pak Dendy, kalau kita lagi main jangan pakai baju sekolah!" Citra mencibir dalam hati mendengar ucapan Gustiar. Padahal ia tidak membawa uang banyak dan baju-baju di sini harganya mahal. Atm miliknya pun ketinggalan di rumah. Ia tidak menduga bahwa hari ini ia akan mampir dulu ke sini.

"Nih coba pake!"

Citra melihat model bajunya. Tidak buruk, tebal dan berlengan panjang. Sangat cocok dipakai pada saat cuaca berawan seperti ini.

"Celananya ..." Sebelum Gustiar memutuskan Citra sudah lebih dulu memilih. "Aku pakai ini aja,"

Rok selutut dan baju yang serasi. Dengan membeli beberapa aksesoris rambut, Citra tampak manis hari ini. Saat Citra ingin membayar, ternyata semua tagihan sudah dibayar semua oleh Gustiar. Citra yakin, semua total pakaian mereka adalah lebih dari satu juta.

"Harusnya kamu jangan bayarin aku,"

"Kenapa?" tanya Gustiar saat mereka sedang mengantri wahana baling-baling setelah sebelumnya mereka telah menaruh paper bag yang berisi pakaian olahraga mereka di mobil Gustiar.

"Bayar masuk ke wisata ini kamu yang bayar, terus pakaian aku hari ini juga kamu yang bayar. Aku jadi ..." merasa gak enak. Citra ragu mengungkapkan keresahannya diakhir.

"Saya gak bakal langsung jatuh miskin bayarin kamu setiap kali kita jalan bareng." Citra menatap wajah samping Gustiar yang sedang tersenyum tipis. Ternyata benar rumor yang beredar tentang Gustiar; bahwa ia sedikit sombong.

"Aku udah memperingatkan kamu loh, jangan mengeluh kalau nanti uang kamu habis hari ini!"

Tanpa membawa beban pikiran apapun, Gustiar dan Citra melewati hari bersama. Sampai-sampai mereka tidak sadar, bahwa jantung mereka berdebar bukan karena menaiki wahana yang ekstrem, melainkan karena kedekatan mereka yang semakin lama semakin intens.

Malam harinya, Citra benar-benar memaksa Gustiar untuk pergi ke tepi pantai sebentar karena jarak dari tempat wisata tidak jauh dengan pantai. Memang sedikit ramai, tapi tak membuat kedua insan itu terganggu sama sekali. Justru mereka cukup menikmatinya dalam diam.

Sikap Gustiar tenang sekali, ia juga sangat sabar menghadapi Citra yang hari ini Citra akui ia sangat merepotkan Gustiar. Dua kali Citra muntah karena naik wahana. Yang pertama karena naik roller coaster dan yang kedua karena naik wahana kora-kora.

Tapi dengan sabarnya, Gustiar membantu Citra saat ia mengalami kesulitan tersebut. Seperti membelikan Citra air minum dan juga obat, meskipun ucapan pedas kerap terlontar dari lisannya saat Citra malah meminta naik wahana lagi sesaat setelah ia memuntahkan semua isi perutnya.

Air laut mulai membasahi kakinya dengan gelombang yang terus menerjang ke tepi pantai. Pasir-pasir yang mencetak jejak kaki mereka terhapus oleh derasnya air ombak yang datang mendekat. Citra sendiri merasa sangat menikmati angin malam yang menerpa tubuhnya. Dengan mengalungkan tangannya di lengan kiri Gustiar, Citra bersandar pada bahu Gustiar yang lebar.

Semalam, aku berpikir tentang hubungan yang tidak jelas ini. Aku semakin ragu saat semua orang meninggalkanku hanya karena aku berpacaran dengannya. Sempat terbesit dalam benakku meskipun hanya sesaat bahwa aku ingin berhenti; Aku ingin berhenti menjalin hubungan dengan niat untuk menghancurkan Gustiar. Hubungan ini salah, kebersamaan ini salah ... tidak seharusnya aku bermain dengan perasaan seperti ini.

Semalam, aku berpikir bagaimana kalau Gustiar jatuh cinta padaku. Pada saat itu, aku akan membuatnya menyesal karena pernah bertemu denganku. Jika hari itu telah tiba, apakah aku sanggup untuk menerima kebenciannya? Apakah aku sanggup untuk menatap matanya lagi? Dan hal yang paling menggangguku adalah; apakah aku pantas untuk tersenyum setelah sebelumnya mengkhianati seseorang?

Apakah cintaku sebuta itu sehingga aku tidak sadar bahwa aku akan menghancurkan hati seseorang hanya untuk mendapatkan cinta yang selama ini aku idam-idamkan.. ?[]

Pick Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang