chapter 48🦅

1.7K 175 8
                                    

Deru mesin motor terdengar bising di jalan sepanjang jalan raya,kedua nya mengendarai motor secara kencang menuju suatu tempat,kedua nya saling mengejar waktu yang untung saja malam ini jalan raya terbilang sepi,jadi tak membuat kedua nya kesusahan di sebab kan jika terjadi kecelakaan.

Kedua motor itu berhenti tepat didepan gedung berwarna putih,tanpa aba-aba mereka melepas helm lalu langsung berlari ke dalam secara buru-buru...

"Amora!" Panggil salah satu pemuda itu saat melihat seorang gadis duduk diam di depan ruangan dalam keadaan syok.

Gadis itu langsung berdiri melihat orang yang dia kenal,lalu berjalan cepat mendekati kedua nya setelah itu Amora memeluk salah satu dari mereka dan menangis...

"Hiks... Hiks... Jo,,, Zion di-dia kritis" gumam Mora dalam tangis.

"Sudah ya,,, tenang lah... Dia pasti baik-baik saja" hibur pemuda di panggil Jo.

"Zion lelaki kuat, kamu tidak perlu khawatir" ucap yang satu nya.

Mora melirik ke arah pemuda itu dalam diam "aku boleh bicara sama kamu?"

Pemuda yang bukan lain adalah Darren terdiam setelah itu ia mengangguk.

"Mau bicara apa?" Tanya Jordy penasaran.

"Kamu tunggu disini dulu sebentar, nanti kami kembali lagi" ujar Mora tak menjawab sesuai pertanyaan Jordy.

Jordy nampak ragu namun ia menuruti keinginan Mora...

Pasangan itu pun menjauh dari Jordy yang hanya diam melihat mereka,jauh di dalam hati ia cukup penasaran di tambah perasaan nya tidak menyenangkan yang ia rasakan melihat Mora berjalan bersejajar dengan Darren,seakan keadaan mengatakan jika dirinya dan Mora tidak dapat bersama,baik masa lalu atau pun sekarang...

"Tidak,tidak... Aku tidak boleh berpikir hal seperti itu" gumam Jordy secepatnya.

Ditempat lain Amora sudah berada di taman rumah sakit,duduk diam di kursi panjang RS dengan mata menatap kosong kedepan,tidak lama sebuah gelas kopi hangat terulur di depan wajah nya,ia melihat orang yang menyodorkan kopi di depan nya bingung,namun tak urung ia juga menerima kopi susu itu.

"Minum lah agar kau tenang, itu kopi susu tanpa gula kesukaan mu" ucap Darren. Tersenyum tipis lalu ikut duduk disamping Mora.

"Waktu itu aku sangat ingat,saat kau lembur sendirian kopi itu menemanimu sebagai penghilang kantuk" lanjut Darren, dimasa lalu saat Mora bekerja sebagai asisten nya,ia sering memberi Mora kerjaan berat hingga lembur maka dari itu dia sangat tau apa yang sering di minum atau dimakan oleh Mora...

"Kau adalah gadis yang kompeten dan pekerja keras,ambisi mu sangat tinggi kau mengerjakan semua dengan baik juga teliti" jelas Darren melihat Mora menyesap kopi pemberian nya.

Senyum tipis terbit di bibir sexi nya,jika di ingat ini ketiga kali nya dia berbicara tentang mereka,Darren meminum kopi hitam miliknya pelan kopi yang pernah ia rasa kan dulu, dan ini adalah kopi yang sering Mora bikin untuk nya saat kerja, kapan ia bisa merasa kan kopi yang terbuat dari jari cantik itu lagi? Pikir Darren...

"Di masa lalu apa aku pernah bertemu Zion??" Tanya Mora pelan, di ingat gimana pun dia tidak pernah bertemu saudara kembar itu,makanya dia meminta Darren bicara Mora hanya ingin mengetahui kehidupan Zion dimasa lalu.

Darren terdiam sejenak tak menjawab Mora langsung,ia menatap taman yang terlihat sunyi namun dingin...

"Tahun kedua pelajaran Zion meninggal" ujar Darren memulai ceritanya.

Mora menoleh kaget kearah Darren yang menatap nya sendu.

"Tahun itu sebelum menerima murid baru Zion meninggal entah apa penyebabnya,di saat itu juga aku mengenal Felixia di hari kematian Zion"

Kenyataan yang baru di ketahui Mora membuat nya terkejut,pantas dia tidak mengingat Zion meski sekeras apa pun dia berusaha ternyata Zion meninggal sebelum dia masuk kesekolah,lalu Darren sudah mengenal Felixia sejak sekolah? Tidak heran mereka dekat pas di kantor,sekarang Mora sadar dia lah orang ketiga di antara Darren dan Felixia...

"4 tahun kematiannya,zean kembaran Zion datang meminta ku untuk menyelidiki kematian kakaknya,tapi kami tidak menemukan bukti apa pun dari penyelidikan itu hingga memakan waktu 5 tahun" sambung Darren.

Gadis itu sibuk dengan pemikiran nya Walau dia juga kembali dari masa lalu,namun ia merasa tidak tau apa-apa tentang yang lain...

"Mora!" Panggil Darren,Mora menoleh melihat Darren yang sudah menatapnya penuh.

"Kenapa kau bertanya seperti itu? Apa kau mengetahui sesuatu tentang Zion?" Tanya Darren.

Amora tidak menjawab dia terus menatap wajah Darren yang masih remaja,dia ingat jelas terakhir dia melihat Darren di masa lalu begitu dewasa dan tampan,wajah yang membuat nya berkali-kali jatuh cinta.

Mora memejamkan mata guna menghilang kan pikiran nya tentang masa lalu..

"Zion mendapatkan perlakuan tidak baik dari ayah nya" jawab Mora pelan.

Tubuh Darren terhenyat kaget,ia sudah kenal zion setahun tapi dia tidak mengetahui tentang itu.

"Apa maksud mu??"

"Kau ingat 2 Minggu lalu dia izin tidak masuk sekolah??" Tanya Mora pada Darren.

"Ia dia izin sakit" gumam Darren.

"Hari itu aku menemukan mereka dalam keadaan terluka di sekitar rumah ku, tubuh nya terluka di beberapa tempat disebabkan oleh cambukan,ada juga bekas luka lama entah karna apa tapi aku yakin itu salah satu siksaan yang mereka terima" jelas Mora dengan tubuh bergetar.

Darren terdiam di tempat dengan pikiran berkecamuk "apa kau yakin jika itu siksaan dari ayah nya??"

"Zean yang memberitahukan semua nya"

Hening,angin malam mulai berhembus rasa dingin mulai gadis itu rasa kan,namun tidak dengan perasaan nya yang masih trauma melihat perlakuan Bram kepada Zion,itu adalah siksaan paling sadis yang ia lihat dengan mata nya sendiri,tanpa terasa tubuh nya bergerak sendiri memukul pria itu Mora tidak tau apa yang terjadi kedepan nya,dia tidak terpikir saat menyelamatkan Zion.

"Apa yang harus aku lakukan?" Gumam mora.

"Jangan melakukan apa-apa, untuk berurusan dengan keluarga Zion itu bisa membahayakan mu" peringat Darren mencengkram bahu Mora.

"Lalu?? Apa aku harus diam saja??? Pria itu menyiksa Zion begitu keji seakan ingin membunuh nya!!! Mana mungkin aku diam saja,kita harus lapor polisi"

"Masalah ini tidak akan selesai hanya mendengar penjelasan mu, bisa-bisa kau ikut dalam bahaya" peringat Darren kesal.

"Te-terus bagaimana??"

Darren menghela nafas gusar ia juga tidak tahu harus menggunakan cara apa untuk menyelamatkan Zion.

"Aku rasa kau tidak asing dengan nama bramana Palevi?" Ujar Darren

Mora tampak bingung mendengarnya,ia mulai mengingat-ingat sesuatu yang menyangkut bramana Palevi hingga mata nya membelalak.

"Jangan bilang dia-

"Benar... Bramana Palevi adalah menteri pendidikan, dia orang yang terkenal kebijakan nya kita yang cuma anak SMA tidak akan mungkin mampu melawan orang itu" ungkap Darren.

"Kita butuh seseorang yang setara dengan pak Bram agar bisa menjatuhkan kedudukan nya." Sambung Darren kembali.

Mora dan Darren berpikir keras mereka tidak bisa gegabah mengambil keputusan, bisa-bisa mereka yang kan di tuduh mencemarkan nama baik,ingin menjatuh pria itu juga membutuh kan bukti kuat yang bisa membuat orang itu tidak berkutik.

"Kenapa kalian tidak meminta bantuan ku??"

kembali ke masa lalu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang