Kaki jenjang dengan kulit putih bersih melangkah menyusuri sebuah lorong gelap disebuah bangunan tinggal,di Bagian dinding dan lantai terlihat kotor juga berlumut tak hayal di beberapa sudut ada banyak sarang laba-laba,gadis manis itu melangkah dengan perasaan takut dia merasa tidak asing di tempat ini,seakan pernah datang kesini tapi lupa kapan.
Dengan langkah hati-hati ia mengikuti arah suara rintihan serta tangisan di salah satu ruangan di sana,dari sudut lorong terlihat satu pintu terbuka disana lah dia mendengar suara rintihan putus asa,rasa takut tidak mampu mengalahkan rasa penasaran nya saat ini...
Kembali dia melangkah sekali-kali melihat situasi jikalau ada orang selain dirinya,ia membuka pintu itu semakin lebar dan suara di dalam juga semakin jelas ia dengar.
Sedetik kemudian mata hitam indah nya melebar melihat pemandangan di dalam sana,dimana seorang gadis terikat di kursi dengan tubuh di penuhi sayatan serta memar rambut hitam panjang nya sudah berantakan.
Ia tidak tau siapa gadis itu namun hati nya sakit melihat nya,dia juga merasa familiar dengan perawakan gadis yang di ikat,tidak jauh dari gadis itu juga ada seorang pemuda tinggi berpakaian formal,menatap sang gadis tajam serta dingin tiba-tiba suhu ruangan menjadi menusuk saat dia memasuki kamar itu.
"Darren" gumam nya terkejut.
Pria itu adalah Darren namun versi dewasa mungkin umur nya 26 atau 25 seperti itu lah yang dia lihat,Darren berdiri dari duduk nya ia menggulung kemeja kantor miliki nya hingga ke siku,Darren melangkah mendekati gadis yang masih menunduk di sana dengan pelan,semakin ia mendekat semakin terlihat jika gadis itu meringkuk takut.
"Kenapa?? Apa sekarang merasa takut??" Suara berat Darren memecah keheningan di ruangan minim pencahayaan itu.
Gadis terikat itu tidak menjawab malah sekarang tubuh nya tidak lagi bergetar ketakutan,terdengar kekehan kecil dari bibir sang gadis.
"Masih memiliki tenaga untuk tertawa?? Heh gadis yang tangguh" ucap Darren melipat tangan di dada nya.
"Kau sangat menjijikan... Amora" desis Darren.
Gadis terikat itu mengangkat wajah nya pelan,terlihat dengan jelas wajah cantik bak boneka milik Amora disana sudah ada beberapa lebam dan luka sayatan di pipi nya,mata hitam gadis itu juga tampak kosong tak berjiwa...
Gadis yang masuk keruangan sangat kaget karna di sana adalah diri nya versi dewasa,sekarang dia ingat tempat ini... Tempat dimana dirinya di siksa selama 1 Minggu sebelum kematian...
Mata hitam berair menatap adegan dirinya yang menyedihkan,namun yang paling sakit mata gadis itu terlihat kosong tanpa jiwa seakan sudah pasrah dengan keadaan sekarang.
"Aku sudah mencintai mu selama 10 tahun,kenapa kau tidak bisa membuka hati mu untuk ku??" Ucap Amora pelan. "Apa perlakuan manis mu selama ini hanya topeng??" Tanya Amora sendu.
"Kau pikir aku suka berbuat seperti itu??? Jika bukan karna xia.... Kau hanya sampah dimana ku!!" Ucap Darren dingin.
"Xia,xia, XIA...kenapa selalu dia yang kau utama kan Darren?? Aku... Aku yang menemani mu selama ini,dengan mudah nya kau membuang ku cuma karna dia lebih lemah dari ku!!" Jerit Amora dengan di akhiri sebuah gumaman pelan.
"Apa kau tidak bisa melihat pengorbanan ku pada mu juga delix?? Aku rela meninggalkan keluarga ku demi kalian,rela menghianati perusahaan papa ku demi kalian Dann kalian juga membunuh kakak ku, apa itu kurang cukup untuk menyiksa ku??" Amora menatap sendu mata coklat tajam Darren,dia masih tidak percaya kekasih yang dia bela mati-matian di depan keluarga nya malah memperlakukan nya seperti ini..
"Bukan aku yang menyuruh mu berbuat seperti itu, kau sendiri yang melakukan nya tanpa paksaan, karna cinta kau menjadi orang bodoh"
Amora menangis mendengar ucapan Darren,ia berdiri kaku di tempat nya dengan hati sakit saat itu lah dia sadar jika cinta 10 tahun nya tidak pernah di anggap oleh Darren dan delix,di hati mereka hanya ada Felixia gadis yang mereka kenal baru 2 tahun...
"Apa pernah kau mengingin kan ku??" Tanya Amora dengan air mata menetes ke pipi halus nya.
"Aku hanya ingin kau mati.... Amora"
🥀🥀🥀🥀🥀
"Tidak"
Suara yg di penuhi ketakutan membuat para pemuda di ruangan itu kaget,dengan cepat mendekati gadis yang masih setia memejamkan mata,dari dahi sang gadis keluar keringat dingin dengan wajah semakin pucat.
"Amora!!" Panggil delix khawatir ia menggenggam jari Amora yang terasa dingin,dia tidak tau apa yang terjadi terhadap Mora dia juga bingung melihat ketakutan Mora terhadap nya,mata hitam gadis itu sangat nyata jika ketakutan saat dia mendekat...
"Mora" gumam Zion pelan.
"TIDAK!!" Jerit Mora membuka mata nya.
Keempat pemuda di sana terperanjat kaget mendengar jeritan Amora,nafas gadis itu ngos-ngosan keringat membanjiri kening putih nya,ia mengedar kan pandangan sekarang Mora yakin jika dia berada di rumah sakit terbukti ruangan putih serta bau obat.
"Pergi" usir Amora sambil menepis tangan delix kasar,delix semakin bingung melihat mata Amora penuh kebencian pada nya.
"Aku bilang pergi" teriak Amora.
"Mora tenang" ucap Zion lembut.
"Hiks... Usir mereka Zion, suruh mereka pergi" mata hitam Mora mulai berair menangis.
"Siapa??" Tanya Zion.
"Delix dan Darren... Aku tidak mau melihat mereka,suruh mereka pergi aku mohon... Suruh mereka pergi" pinta Amora memohon.
Melihat permohonan gadis manis itu delix dan Darren tidak mampu untuk membantah,malah rasa sakit di tolak menggerayangi hati Darren apa lagi melihat gadis itu menangis di pelukan Zion sebagai penenang.
"Lebih baik kalian keluar dulu,agar Mora tenang" usul Haidar.
"Tidak.... Aku akan tetap di sini" jawab delix tajam.
"Pergi" usir Mora sekali lagi.
"Tidak.."
"PERGII"
"Ti-
"Ayo kita keluar" ajak Darren sambil menyeret lengan delix.
"Aku tidak mau... Lepaskan Darren" delix merontak dari pegangan Darren namun pemuda itu jauh lebih kuat dari nya,hingga dia di seret keluar..
Kembali ruangan itu hening hanya terdengar isakan Mora yang memilukan.
"Sekarang tenang mereka sudah pergi" hibur Zion mengelus rambut Mora.
"Aku tidak mau melihat mereka"
"Iya.. mereka tidak akan mengusik mu" ucap Zion,Haidar yang hanya menyimak menatap pasangan itu dengan pandangan sulit di arti kan.
🥀🥀🥀🥀
"Apa yang kau lakukan pada Amora??" Tanya delix tajam pada Darren yang masih terdiam di kursi tunggu.
"Aku tidak melakukan apa pun" jawab nya singkat.
"Tidak mungkin dia setakut itu melihat mu,jika kau tidak melakukan apa pun?? Terakhir dia bersama mu,kau pasti melakukan sesuatu pada nya bukan??" Tuding delix sambil mencengkram kerah baju Darren.
"Sudah aku katakan aku tidak melakukan apa pun,kau lebih dekat dengan nya kenapa bertanya pada ku??" Jawab Darren tajam.
Kedua pemuda itu saling menatap tajam dengan pikiran kacau,mereka sama sekali tidak mengerti dengan kejadian sekarang,mereka juga tidak bisa mendekat untuk bertanya karna gadis itu terlihat membenci mereka..
"Aarrgghh" teriak delix frustasi,benar.. dia sangat kacau saat ini entah kenapa dia tidak tau...
🥀🥀🥀🥀🥀
Tinggal kan jejak ya?😁
KAMU SEDANG MEMBACA
kembali ke masa lalu.
Romance"bila mencintaimu adalah sebuah ilusi,maka izinkan aku berimajinasi selama nya" ZEAN PALEVI "Aku sudah bertemu banyak orang baru,tapi tidak satupun yang mengambil hati ku secepat dirimu" ZION PALEVI. "Aku mencintaimu bukan karena siapa kamu,tetapi k...