chap 55🦂

1.6K 135 5
                                    

Seperti yang di katakan Darren hari ini sidang pertama Anggara,diluar gedung pengadilan sudah banyak para wartawan bersiap meliput berita,dimana seseorang  yang ternama terjerat khasus penyelundupan barang terlarang,banyak pertanyaan di benak semua orang atas perbuatan tidak terpuji yang di lakukan salah satu orang terkenal di kota ini..

ANGGARA DEWANGGA siapa yang tidak mengenal seorang pengusaha ternama,yang sudah merintis usaha properti sejak muda hingga menikah dan punya anak,namun sekarang harus di sidang membuat orang lain tidak percaya....

Sebuah mobil polisi berhenti tepat di depan gedung berwarna coklat muda,semua wartawan bersiap karna mereka tau siapa di balik pintu mobil disana.

Seorang polisi keluar dengan seragam yang lengkap diikuti seorang tahanan berbaju Oren,tak lupa tangan terborgol pria itu keluar dengan tenang tanpa beban,ia sama sekali tak menghiraukan para wartawan yang sudah melempar kan pertanyaan.

Tubuh tegap dan gagah nya kini nampak sedikit kurus,namun wajahnya sudah tenang tidak seperti awal di bawa ke penjara dulu.

Mata hitam kecoklatan nya mengedar mencari seseorang,tidak lama mata nya menangkap 3 sosok yang ia rindukan menatap sendu,sang istri mulai meneteskan air mata di ikuti oleh sibungsu.

"Papa baik-baik saja" gumam lelaki itu tanpa suara,ketiga perempuan itu membaca gerak bibir nya membuat mereka semakin sedih.

Diruangan besar dengan berjejer beberapa kursi panjang di tepati orang yang ingin menyaksikan persidangan, di depan sana juga ada kuasa hukum dan hakim yang sudah memulai persidangan.

Hanin Anggara memejamkan mata dan berdo'a semoga sang suami mendapatkan keadilan,namun sangat beda dengan si bungsu gadis itu terlihat gelisah,karna ia yakin jika tidak ada bukti yang kuat sang ayah tidak akan mungkin bebas.

"Yang mulia ini adalah bukti-bukti yang kami dapatkan dari sumber perusahaan pak anggara,beliau telah melakukan transaksi terlarang di pelabuhan barat dan beliau juga telah menyelundup kan barang terlarang dengan jumlah tidak sedikit" ujar seorang pria yang diduga kuasa hukum penuntut dari keanggotaan.

Ia menyerahkan sebuah berkas dan bukti-bukti lain nya.

"Saya keberatan yang mulia" bantah seorang pria lain nya,pak hombing kuasa hukum Anggara.

"Mereka tidak bisa menuduh Klein saya jika cuma karna bukti yang tidak akurat,seperti yang saya selidiki pihak keanggotaan telah mendesak Klein saya di kantor nya bahkan beberapa dari mereka merusak fasilitas kantor di saat pengeledahan tanpa izin" jelas pak hombing tegas.

"Itu tidak benar yang mulia" bantah orang itu lagi.

"Kami melakukan itu karna kami sempat mendapat perlawanan dari karyawan disana" ucapnya.

"Kami memiliki cctv sebagai bukti atas ucapan saya yang mulia" pak hombing lalu memberikan sebuah rekaman kepada PJ editor disana.

Semua orang menyaksikan rekaman itu,disana terlihat pihak pusat keanggotaan memaksa masuk meski dilarang, bahkan ada juga salah satu dari mereka memecah kan dinding kaca karyawan.

"Klein saya telah bersikap sopan terhadap mereka,tapi mereka malah memukuli Klein saya,,, apa itu juga salah satu tugas kalian??" Tanya pak hombing dingin.

"Saya keberatan yang mulia" bantah si penuntut.

"Saya tidak suka dengan tuduhan anda,,, seperti yang saya katakan kami hanya menjalani tugas karna dia melakukan perlawanan di saat pemeriksaan" terangnya lagi.

"Ta-

"Cukup!!" Peringat ketua hakim tegas hingga dua orang itu kembali ketempat duduk nya.

"Saudara Anggara apa penjelasan mu tentang ini??" Tanya pak hakim.

kembali ke masa lalu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang