2. upacara

555 36 0
                                    

Upacara di pagi ini sudah selesai, kini giliran para OSIS merazia satu persatu anak yang melanggar peraturan seperti tidak membawa topi, dasi, ikat pinggang, dan anak yang datang terlambat.

Jake berjalan merazia satu persatu siswa siswi, diikuti Sheila yang berjalan mengikutinya dengan membawa map berisik data-data siswa siswi yang melanggar peraturan itu.

Jake dan Sheila berdiri disamping pria yang sudah tidak asing bagi mereka.

"Kena hukuman lagi Lo?" Tanya Jake kepada pria itu.

Pria itu pun menoleh ke arah Jake yang berdiri disampingnya.

"Ayolah Jake gue sahabat Lo nih" ucap pria itu membujuk Jake supaya tidak menghukumnya.

"Heh Lo ya! Sahabat ya sahabat, jangan dibawa ke organisasi segala" ucap Sheila kepada pria itu.

"Apa an si Lo Sheila menyan" ucap pria itu mengejek Sheila.

"Sialan heeseung tukang dugem" ucap Sheila.

Heeseung menatap Sheila tajam, Jake hanya memijat pangkal hidungnya yang mancung karena merasa pusing melihat wakil nya juga sahabat baikannya itu selalu saja bertengkar.

"Udah la" ucap Jake menoleh ke arah Sheila yang mengomeli heeseung.
"Lo juga seung, Lo udah mau lulus juga masih aja bandel" ucap Jake kepada heeseung.

Heeseung hanya terkekeh mendengar nasehat Jake.

"Kali gitu gue gak usah dihukum deh kali ini, gue janji Minggu depan gue gak akan bertingkah lagi" ucap heeseung kepada Jake.

"Tai ayam, Lo udah tiap Minggu kali ngomong gitu" ucap Sheila.

"Tapikan upacara tiap hari Senin" ucap heeseung kepada Sheila.

"Gue gak mau tau Lo harus beresin toilet cowo sampai kinclong!" ucap Sheila kepada heeseung.

"Heh menyan, yang ketua itu sahabat gue Jake bukan Lo" ucap heeseung.

"Udah udah" ucap Jake memisahkan keduanya yang akan saling beradu bacot.

"Masuk kelas" ucap Jake kepada heeseung.

Heeseung pun tersenyum senang lalu berlalu pergi dari sana, tentu saja sebelum pergi ia menjulurkan lidahnya ke arah Sheila untuk mengejek gadis itu.

Sheila menatap kepergian heeseung dengan wajah geram serta menghentakkan kakinya ke tanah karena kesal.

"Udah biarin" ucap Jake sedikit terkekeh melihat wajah kesal Sheila.

Sheila menoleh ke arah Jake dengan wajah kesal.

"Lo juga gak perofesional, mentang-mentang sahabatnya aja dibebasin" ucap Sheila dengan nada kesal.

"Terakhir" ucap Jake lalu lanjut berjalan untuk merazia siswa siswi lainnya.

"Terus aja tuh" gumam Sheila yang hanya dapat didengar oleh dirinya saja.

































Kringggg

Bel istirahat pertama berbunyi, para siswa siswi berbondong-bondong keluar dari kelas mereka untuk menuju tempat tujuan mereka, yaitu kantin tentu saja mereka ingin mengisi perut mereka yang terasa keroncongan, apalagi tadi pagi upacara pasti tenaga mereka menipis.

Sheila berjalan keluar dari kelas, dia sendirian karena sahabatnya sedang tidak masuk sekolah.

Jika siswa-siswi berbondong-bondong untuk ke kantin maka Sheila lebih memilih pergi ke perpustakaan.

"Woy menyan!"

Sheila tidak menoleh ke arah belakang, dia tau itu adalah pria paling ia benci, siapa lagi kalau bukan heeseung.

Tidak menanggapi ucapan Sheila heeseung pun memilih berlari kecil untuk menggapai Sheila yang berada tak jauh darinya.

"Menyan!"

Panggil heeseung kepada Sheila, setelah ia berhasil berdiri dan menghentikan langkah kaki gadis itu.

"Nama gue Sheila, bukan menyan" ucap Sheila kepada heeseung.

"Dih mulut gue serah gue dong" ucap heeseung.

"Oh mulut Lo ya, pantes mulut Lo pedes, gak disekolah in sih" ucap Sheila lalu berjalan kembali melewati heeseung yang menghadang jalannya.

"Kita disekolah in untuk meningkatkan kinerja otak" ucap heeseung yang menyusul Sheila.

"Tumben pinter" ucap Sheila.

"Gue gitu" ucap heeseung menyisir rambutnya ke belakang.

"Tapi ya heeseung" ucap Sheila sambil menghentikan langkahnya dan menghadap ke arah heeseung yang ikut berhenti dan berdiri di sampingnya.

"Iya kenapa?" Tanya heeseung dengan senyum manis.

"Mulut juga disekolah in, karena kita sekolah juga membuat karakter kita, yaitu karakter yang SOPAN" ucap Sheila sambil menekan kata terakhir.

Heeseung pun mengangguk.

"Tapi menurut gue sih Lo yang harus sopan sama gue" ucap heeseung.

"Kenapa gitu?" Tanya Sheila.

"Karena gue lebih tua dari Lo" ucap heeseung.

"Dih lebih tua aja bangga Lo kakek"ucap Sheila mengejek heeseung.

"Daripada Lo bau strawberry kek bayi kemarin sore" ucap heeseung sambil mengacak-acak surai Sheila.

"Woy lah!" Sheila berusaha menepis tangan heeseung yang terus mengacak-acak surainya.

Kini Sheila berhasil menepis tangan heeseung.

"Pendek" ucap heeseung mengejek Sheila yang tingginya hanya sebatas pundaknya.

"Daripada Lo makan tiang!" ucap Sheila yang tidak terima dengan ejekan yang heeseung lontarkan.

"Gue tinggi enak bisa naik motor!" ucap heeseung.

"Geu pendek juga pinter soal matematika!" ucap Sheila.

"Idih bisa naik moge dong!" ucap heeseung.

"Gue gak naik moge tapi naik Lamborghini!" ucap Sheila.

"Idih Lamborghini apa lha kok gini!" Ucap heeseung mengejek Sheila.

Sheila pun terlanjur geram dan memukul-mukul lengan heeseung.

Heeseung tertawa saat Sheila melontarkan rasa kesal dengan memukul lengannya.

"Lo gak makan ya gak ada rasanya nih!" Ucap heeseung mengejek Sheila.

"WOY JANGAN KDRT MULU!"














































TBC

strawberry and cigarettes •heeseung Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang