36. perasaan Silva

165 11 0
                                    

Jay, sunghoon, dan Silva berada di dalam ruangan yang dipenuhi bunyi mesin-mesin penopang hidup yang terpasang pada tubuh Jake yang terbaring lemah di atas ranjang.

Ketiganya mengenakan jubah rumah sakit yang biasanya digunakan untuk menjenguk pasien.

Jay dan sunghoon menatap ke arah Silva yang memegang tangan Jake yang diinfus, Silva mengelus tangan Jake lembut dan penuh kasih sayang.

"Jake, aku suka sama kamu, maaf ya baru ngasih tau sekarang" ucap Silva sambil mengelus surai Jake dengan tangan yang satunya lagi.

Jay dan sunghoon hanya menatap keduanya, cinta segitiga berada di persahabatan mereka, namun benarkah hanya cinta segitiga?

Jay dan sunghoon sebenernya merasa sedikit kesal kepada Silva yang menyimpan perasaan kepada Jake, pacar dari sahabatnya sendiri, namun apakah mereka pantas mengalahkan Silva, Silva juga tidak tahu bukan kalau Jake dan Sheila ada hubungan.















































































































































Sheila perlahan mengerjakan matanya, pandangannya kabur juga kepalanya saat ini sangat pusing.

Gadis itu mengubah posisinya menjadi duduk, walaupun sambil meringis dan memegang kepalanya yang terasa sakit dan berat namun Sheila berhasil duduk.

Hal pertama yang Sheila ketahui dirinya sedang tertidur di ranjang di rumah sakit, namun setelah Sheila meneliti lagi, satu hal yang menyebutnya tersentuh, ia melihat pria yang tertidur di sampingnya.

Heeseung duduk di kursi samping ranjang Sheila lalu kepalanya di sandarkan ke atas ranjang milik gadis itu.

Perlahan tangan milik Sheila mengelus surai heeseung yang sedang tertidur, pria itu terlihat menggemaskan karena sedang mode kalem dan pendiam, Sheila bahkan lupa bahwa heeseung adalah cowo badboy dan redflag karena aura tersebut digantikan aura manis dan softboy.

Tangannya berhenti mengelus surai heeseung namun masih menyentuh surai itu, Sheila mengingat apakah pantas ia memiliki perasaan kepada heeseung?, Bukankah baru saja ia mengaku sebagai pacar Jake didepan heeseung dan sahabat-sahabat yang lain.

Air mata Sheila mengalir membasahi pipinya yang cumbi, gadis itu menangis tanpa suara namun isakannya dapat didengar.

Merasa tidurnya terganggu karena mendengar suara isakan kecil, heeseung mengangkat kepalanya meskipun matanya belum terbuka sempurna.

Karena terkejut Sheila segera mengusap air matanya, ia takut heeseung mengetahui bahwa dirinya menangis, namun hal itu tetap diketahui oleh heeseung karena pria itu dengan cepat membuka matanya dan menatap penuh kekhawatiran ke arah Sheila.

Heeseung segera menangkup wajah Sheila dengan kedua tangannya, ia menatap lekat wajah gadis di hadapannya itu, matanya yang memerah, pangkal hidungnya yang memerah, juga isakannya yang masih terlihat jelas.

Heeseung segera duduk di atas ranjang sehingga ia duduk di samping gadis itu, ia segera membawa tubuh kedalam dekapannya dan membiarkan gadis itu menangis disana.

"Jake..." Lirih Sheila didalam dekapan heeseung.

Meskipun merasa cemburu dan sakit hati mendengar lirihan gadis itu, namun heeseung tetap memenangkannya.

Ini bukan saat yang tepat untuk cemburu, para sahabatnya sedang sedih saat ini jadi ia tidak boleh egois.

Tangan kekar heeseung mengelus punggung sempit milik Sheila.

"Lo istirahat dulu ya" ucap heeseung dengan nada lembut kepada Sheila.

Sheila mendongak menatap heeseung,"gak gue pengen ketemu Jake, gue kangen sama dia, gue gak mau dia pergi" ucap Sheila yang semakin menangis.

"Lo ngomong apa sih, Jake bakalan disini sama kini, dia gak akan pergi" ucap heeseung sambil mempererat dekapannya.

"Gue pengen ketemu Jake" ucap Sheila diiringi isakan.

"Setelah Lo sembuh, sekarang Lo istirahat ya" ucap heeseung dengan nada lembut.

"Tapi Jake-"

"Jake udah diurus sama Jay, sekarang Lo istirahat, kalo Jake sadar dan lihat Lo sakit pasti dia sedih" sarkas heeseung memotong ucapan Sheila.

Sheila menggangguk pelan di dekapan heeseung, ia mulai mencoba menenangkan diri, jujur dekapan heeseung membuatnya merasa nyaman hingga perlahan ia menutup matanya untuk tidur.

"Kalo Jake sembuh dan kalian bahagia, gue yang sedih Shel" batin heeseung.

Meskipun tau bahwa Sheila sudah tertidur, namun heeseung tidak melepas dekapannya dan membiarkan gadis itu tidur di dekapannya.




































































































































































Jay, sunghoon, dan Silva keluar dari ruangan tempat Jake dirawat.

Jay langsung menghadap ke arah Sheila yang berjalan di belakangnya bersama sunghoon.

"Gue harap Lo gak merusak persahabatan kita, gue minta Lo pendam perasaan Lo ke Jake" ucap Jay dengan nada tegas kepada Silva.

Silva menatap Jay dengan tatapan yang tajam.

"Gue juga bakal pendam kok, lagi pula hidup dia gak akan lama lagi" ucap Silva kepada Jay.

"JAGA MULUT LO YA!" Ucap sunghoon sambil menunjuk Silva.

"Gue tau Lo benci sama Sheila, tapi Lo jangan nyakitin dia, pendam perasaan Lo yang gak berguna itu" ucap sunghoon.

Silva hanya berdecak kesal.

"Gue sahabat kalian gak sih sebenarnya? Sheila Mulu yang di bela" ucap Silva.

"Lo sahabat kita, tapi Lo bukan orang yang baik" ucap Jay.

"Maksud Lo?" Tanya Silva yang mulai bingung dengan ucapan Jay.

"Tunggu kebenaran" ucap Jay yang pergi setelah mengucapkan kalimat ini, sunghoon mengekori Jay yang pergi.

Kini tinggal Silva yang berada di depan ruangan itu, dirinya masih kesal dan bergelut dengan pikirannya, ia masih menatap kepergian Jay dan sunghoon dengan tatapan tajam nan sengit.
































































































































































































































































TBC

strawberry and cigarettes •heeseung Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang