51. pdkt

174 11 0
                                    

Sheila dan heeseung kini sedang menikmati suasana sore hari dengan duduk di atas pasir pantai sambil menikmati ice cream yang mereka beli, tidak juga yang memakan ice cream hanya Sheila, sedangkan heeseung diam saja, sebenarnya ia ingin merokok namun karena Sheila kurang suka hal itu jadi ia menahan agar tidak merokok.

"Gue kesel deh sama Silva dan sunghoon" ucap Sheila yang sedikit kesal dengan kedua sahabatnya itu.

Heeseung hanya terkekeh melihat wajah kesal Sheila, tentu gadis itu marah saat Silva dan sunghoon meninggalkannya tanpa mengucapkan sepatah katapun, namun yang membuat heeseung gemas terhadap gadis itu saat sedang marah sambil memakan ice cream strawberry kesukaannya, bahkan sendari tadi gadis itu ngomel sambil memakan ice cream, dan ia sudah menghabiskan empat mangkuk ice cream.

"Kok Lo malah ketawa sih?" Tanya Sheila kepada heeseung yang terkekeh sambil melihatnya yang sedang ngomel.

Heeseung reflek merubah wajahnya menjadi datar kembali saat mendapatkan terguran dari Sheila.

"Gak kok" elak heeseung.
"Gue juga sebel tuh sama mereka, bisa-bisanya pergi tanpa pamit" ucap heeseung yang berpura-pura marah, padahal ia senang karena bisa mendapatkan waktu berdua dengan Sheila seperti ini.

"Nah gitu, Lo harus sebel sama mereka" ucap Sheila.

Heeseung menganggukkan kepalanya.

Keheningan menyelimuti keduanya, mereka hanya diam dengan kegiatannya masing-masing, Sheila yang sibuk melahap ice cream nya, sedangkan heeseung yang menatap langit-langit sore.

"Lo kok agak berbeda sih hari ini?" Tanya heeseung, mulai membuka suara, ia menanyakan apa yang ia rasakan pada gadis itu hari ini.

"Maksud Lo?" Tanya Sheila yang menoleh kepada heeseung, ternyata heeseung melontarkan pertanyaan tadi tanpa menoleh ke arah Sheila.

"Ya, maksud gue, Lo kayak lebih aja" ucap heeseung sambil menoleh ke arah Sheila dan menetap gadis itu lekat.

Sheila mengernyitkan alisnya, ia menjeda waktu untuk memakan ice cream,"maksudnya?" Tanya Sheila yang kurang mengerti dengan ucapan heeseung.

"Lo kayak lebih perhatian ke gue" ucap heeseung.

"Bukan gue, tapi Lo yang lebih perhatian, gue juga mau balek rasa perhatian Lo" ucap Sheila.

Heeseung kini memalingkan wajahnya, ia kembali menatap matahari yang mulai tenggelam,"cuman mau balas rasa perhatian aja ternyata" ucap heeseung dengan nada kesal.

Sheila sedikit bingung untuk mencerna ucapan heeseung, ia berpikir keras apa yang terjadi pada pria dihadapannya ini, karena sifat heeseung yang terlihat kurang suka dengan jawabnya tadi.

"Lo mau lebih ya?" Tanya Sheila dengan nada yang sedikit canggung.

"Lebih apanya?" Tanya heeseung tanpa menatap ke arah Sheila, alias masih fokus memandang lautan didepan.

"Perhatiannya" ucap Sheila.

Heeseung kini menghadap ke arah Sheila, pandangan mereka bertemu karena saling berhadapan, kedua juga duduk dengan jarak yang terbilang dekat.

"Gue pengen itu" ucap heeseung membalas kalimat terakhir Sheila.

"Gak pengen cinta juga?" Tanya Sheila.

"Boleh" ucap heeseung.

Keduanya pun tertawa terbahak-bahak, momen tadi seperti mereka sedang acting film romantis saja.

"Bagus acting Lo" puji Sheila.

"Gue gak acting" ucap heeseung dengan raut wajah serius.

Sheila yang masih tadinya tertawa lepas kini berhenti tertawa, lalu ia menatap heeseung dengan tatapan bingung.

"Semenjak Lo bilang gue cocok pakai seragam pilot, gue jadi punya cita-cita untuk jadi pilot" ucap heeseung.

"Lo serius?" Tanya Sheila.

"Kalo Lo yang minta dan kasih dukungan, gue mau" ucap heeseung.

Keduanya saling menatap satu sama lain, sorot mata yang sayu dan menenangkan terpancar di netra mereka.

"Maaf ya, gue belum bisa cinta sama Lo" ucap Sheila kepada heeseung.

Tentu Sheila merasa bersalah, karena heeseung selalu memberikan perlakuan manis kepalanya, namun ia belum bisa mencintai heeseung.

Heeseung mengangguk sambil tersenyum tipis, senyuman itu terasa getir di mata Sheila, senyuman itu membuat ia semakin tidak enak.

"Kan ini awal perjuangan kita, wajar kalo Lo beluk merasakan cinta" ucap heeseung.

Sheila menundukkan kepalanya menatap pasir pantai yang ada disampingnya.

"Gue bakal mencoba dan melakukan apapun supaya bisa cinta sama Lo" ucap Sheila menatap heeseung.

"Jangan, cinta gak bisa dipaksa, gapapa kita pelan asal tulus menjalaninya" ucap heeseung, tangannya mulai menyelipkan rambut Sheila yang berantakan ke belakang telinga.

Sheila tersenyum menatap heeseung, yang tadinya jarak keduanya dekat, sekarang malah bertambah dekat.

Jake tidak salah mengatakan bahwa heeseung adalah pria yang tepat untuk Sheila, Jake benar-benar tau seperti apa sosok heeseung, dia adalah pria yang terlihat menyebalkan dan nakal, namun ternyata dia sosok yang baik, lembut, dan penyayang.

Tangan heeseung kini meraih tangan Sheila yang berada di atas pasir pantai, ia mengangkat tangan itu dan mengarahkannya ke arah matahari, ia menyatukan tangannya dengan tangan Sheila sehingga membentuk hati, dan di tengahnya ada matahari yang hampir tenggelam itu.

"Perjuangan dimulai dan diawali aku, kamu, dan senja" ucap heeseung menatap Sheila lekat.

Keduanya saling melempar senyum, Sheila menyenderkan kepalanya di bahu heeseung, tangan mereka masih menyatu dan membentuk hati.

































































































































































































































































TBC

strawberry and cigarettes •heeseung Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang