19. telat

206 17 0
                                    

Sheila berlari di lorong untuk menuju kelasnya, sambil berlari sesekali ia melirik ke arah jam tangan yang dikenakannya.

Sheila memasuki ruang kelas, semua pandangan tertuju kepadanya yang berdiri mematung di ambang pintu.

"Sheila, kenapa kamu terlambat?" Tegur pak Stevan yang sedang menerangkan materi biologi.

Sheila menatap satu persatu orang yang ada di kelas itu, dirinya mencari salah satu orang yang ingin ia cari namun ternyata orang itu tidak ada disana.

"Kenapa kamu hanya celingak-celinguk!" Tegur pak Stevan.

Sheila menatap pak Stevan,"pak izinkan saya masuk ya?" Pinta Sheila.

"Enak saja, kamu berdiri di lapangan!" ucap pak Stevan kepada Sheila, lalu ia membalik badan ke arah para siswa siswi yang memperhatikannya,
"Dan kamu berikan dia hukuman!" perintahnya kepada Jake selaku ketua OSIS.

Jake pun mengangguk lalu meletakkan alat tulisnya dan beranjak dari duduknya untuk menghampiri Sheila.

"Gak gue mau dikelas aja" ucap Sheila memohon kepada Jake yang berada dihadapannya.

"Ayo" ucap Jake membalik tubuh Sheila dan mendorongnya pelan supaya gadis itu berjalan terlebih dahulu.

Para siswa siswi yang mengikuti pelajaran dikelas melihat kepergian Jake dan Sheila.

Sunghoon menoleh ke arah Jay untuk memberikan sebuah kode tanpa diketahui siapapun termasuk pak Stevan, Jay yang mengerti kode dari sunghoon pun hanya mengangguk.







































"Jake plis jangan kasih gue hukuman" ucap Sheila memohon kepada Jake yang berjalan berdampingan dengannya.

"Gue kan sebagai ketua OSIS harus perofesional" ucap Jake kepada Sheila.

Keduanya berjalan di lorong untuk menuju lapangan upacara, hingga sekarang mereka menginjakkan kaki di lapangan upacara yang di sinari cahaya pada pagi ini, matahari tidak memberikan sengatan yang begitu panas, namun sengatannya sangat bersinar pada pagi hari ini dan itu membuat hazel Sheila kesilauan.

Netra Sheila menangkap sosok yang ia cari pada pagi hari ini, itu adalah heeseung, pria itu sedang mengahadap tiang bendera sambil mengangkat tangannya ke samping kepala, rupanya dia sedang dihukum untuk hormat ke tiang bendera.

Jake dan Sheila berjalan menuju heeseung yang berdiri membelakangi mereka, Jake mendekati heeseung dan menepuk pundak heeseung.

Heeseung menoleh ke belakang dan melihat sahabatnya.

"Dihukum Lo?" Tanya Jake kepada heeseung.

"Kayak Lo gak tau aja" ucap heeseung yang kembali mengahadap ke tiang bendera dan kembali hormat.

"Nih ada yang mau join" ucap Jake.

"Siapa?" Tanya heeseung tanpa memalingkan pandangan dari tiang bendera.

"Wakil gue"

Mendengar ucapan Jake heeseung menoleh ke belakang, disana terdapat gadis yang membuatnya jantungnya berdetak lebih kencang belakang ini, heeseung baru menyadari keberadaan Sheila.

"Tuh sana" ucap Jake kepada Sheila.

Sheila nampak kesal dan ingin menentang.

"Kalo gue pingsan gimana?" Tanya Sheila kepada Jake.

"Geu awasin Lo dari sana" ucap Jake menunjuk sebuah tempat duduk yang terletak di tepi lapangan.

Sheila berdecak, namun dirinya tatap melepas tas yang masih berada di punggungnya lalu memberikan tas itu kepada Jake dan ia berjalan ke samping heeseung hingga posisi mereka berdiri sejajar.

Jake membawa tas Sheila untuk duduk di bangku yang terletak di tepi lapangan, dari jarak kurang lebih hampir 30 meter an ia mengamati sahabatnya dan mantan pacarnya itu, btw lapangan upacara itu sangat luas jadi tidak heran jarak Jake duduk dan keduanya berdiri sangat jauh.

Sheila dan heeseung sama-sama melaksanakan hukuman dengan hormat ke tiang bendera.

"Tumben Lo telat" ucap heeseung yang membuat percakapan.

"Gara-gara semalam sih" ucap Sheila.

"Sorry ya" ucap heeseung.

"Snas aja" ucap Sheila.

Keduanya mengobrol tanpa berpaling dari kegiatan mereka.

Sinar matahari mengganggu penglihatan Sheila membuat gadis itu terus mengedipkan matanya bahkan ia terus menyipitkan matanya.

"Jangan dongak tapi lurus aja pandangnya" ucap heeseung yang mengamati ekspresi Sheila.

Mendengar ucapan heeseung, Sheila pun menurutinya dirinya kini menatap lurus ke depan, namun bukannya tidak terkena sinar lagi malah pandangannya sangat buram dan kabur.

Heeseung yang berdiri disamping Sheila menyadari Sheila yang sedikit kehilangan keseimbangan.













Bruk















Heeseung menangkap tubuh Sheila yang hampir ambruk itu.

Sheila yang setengah sadar mendongak menatap heeseung yang dengan wajah panik menatapnya.

Jake berlari begitu melihat gadis yang ia cintai hampir tumbang, dirinya mengahampiri Sheila yang berada pada dekapan heeseung.

"Lo gapapa?" Tanyanya kepada Sheila.

Sheila menggelengkan kepala, ia melepas tubuh dari dekapan heeseung dan kembali berdiri meskipun kepalanya terasa sangat berat bahkan pandangannya semakin buram.

"Lo haru istirahat" ucap heeseung kepada Sheila.

Sheila menggelengkan kepalanya.

Heeseung merasa prihatin kepada Sheila, ia menatap wajah gadis itu yang terlihat sangat pucat dan bibirnya kering.

Sangat random tapi heeseung menempelkan punggung tangannya ke kening Sheila.

"Lo demam" ucap heeseung.

Jake pun semakin khawatir, ia menatap Sheila yang terlihat sangat pucat.

"Gue butuh istirahat aja" ucap Sheila yang berjalan meninggalkan kedua pria itu.




























"Akhh"































Bruk




































TBC

strawberry and cigarettes •heeseung Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang