47. Jay

175 12 0
                                    

Jay, Silva, dan sunghoon sedang berada di ruang Jay, ketiganya duduk di sofa yang berada di rumah tengah.

Kekhawatiran menyelimuti mereka, bagiamana tidak sudah hampir dua jam Sheila dan heeseung belum tiba di rumah Jay.

Hujan yang begitu deras mengguyur kota mereka, kilat sesekali bermunculan disusul oleh petir.

"Kita harus susul mereka" usul Silva kepada kedua pria itu.

"Diluar hujan deras" ucap sunghoon.

"Lo tenang aja, mereka pasti berteduh dulu kok" ucap Jay sambil memegangi salah satu pundak Silva yang duduk di sampingnya, ia melakukan itu untuk menengkan gadis itu.

Sunghoon menatap dua insan yang duduk di hadapannya,"gue lihat kok kalian ada yang beda" ucap sunghoon.

"Maksud Lo?" Tanya Silva yang bingung dengan ucapan sunghoon.

"Ya ada yang beda aja" ucap sunghoon.

"Gak jelas" ketus Silva.

Keheningan menyelimuti ketiganya, perasaan khawatir masih ada, bahkan hujan tak kunjung mereda.

Bunyi sebuah motor yang tak asing memasuki Indra pendengar ketiganya, mereka pun merasa sedikit lega.

"Itu motor heeseung" ucap Jay.

"Kita samperin mereka" ucap Sheila.

Ketiganya pun beranjak dari duduk dan berjalan menuju teras untuk menghampiri kedua sahabatnya itu.

"Sheila!" Seru Silva yang berjalan menghampiri Sheila.

Sheila dan heeseung datang dengan keadaan basah kuyup karena terguyur air hujan selama perjalanan, keduanya masih berdiri di samping motor.

"Kalian kenapa lama?" Tanya Jay kepada heeseung.

"Tadi nyari tempat teduh, tapi hujan gak mereda, terpaksa kita terobos" ucap heeseung menjelaskan kronologi kepada sahabatnya itu.

Jay hanya menghela napas lega setelah mengetahui kondisi kedua sahabatnya itu.

"Lo berdua masuk gih, bersih-bersih habis itu istirahat" ucap Jay kepada sheila dan heeseung.
"Heeseung bisa pakai baju gue" lanjut Jay.

"Sorry Jay, tapi gue juga gak bawa baju ganti" ucap Sheila.

"Lo bisa pakai baju nyokap gue, nanti gue cariin" ucap Jay.

Sheila pun mengangguk.

Mereka pun memasuki rumah mewah milik Jay.














































Sheila berada di dapur, ia ingin mengambil segelas air mineral untuk diteguk.

Keadaan rumah mewah ini sepi, para sahabatnya sudah tertidur, dan para pembantu pun seperti juga sedang tidur karena sudah larut malam.

Sheila mengambil lagi air mineral itu untuk di bawa ke kamar, namun saat baru saja membalik badan untuk berjalan pergi, pergerakan Sheila dihentikan.

"ASTA-!"

Pekikan Sheila berhenti saat Jay menempel jari telunjuknya pada bibir miliknya.

"Jangan berisik ini udah malam" ucap Jay dengan nada pelan kepada Sheila.

"Lagian Lo ngagetin aja" ucap Sheila dengan nada kesal.

Jay terkekeh, ia mengambil gelas dan mengisi air mineral.

Sheila mematung karena ia berdiri membelakangi dispenser, sehingga ia berada di tengah-tengah posisi Jay dengan dispenser itu.

Posisi keduanya sangat dekat, bahkan wajah mereka juga sangat dekat, siapapun yang melihat itu akan mengira bahwa keduanya sedang berciuman.

Jay meneguk segelas air itu, Sheila yang berdiri di hadapannya tidak berhenti memuji paras lelaki itu, meskipun lampu memberikan cahaya yang tidak begitu terang, namun Sheila bisa melihat dengan jelas wajah tampan pria yang berada di hadapannya itu, jakun Jay naik turun karena meneguk air, itu cukup membuat sheila gagal fokus.

"Lo kenapa?" Tegur Jay kepada sheila.

Sheila menggelengkan kepalanya antusias, ia merasa gerogi karena posisi mereka yang cukup dekat.

"Shel gue perlu ngomong sama Lo" ucap Jay.

"Ngomong apa?" Tanya Sheila.

Jay memegang pergelangan tangan Sheila, ia mengambil gelas yang berada di tangan gadis itu lalu menaruhnya di meja, ia lantas menarik gadis itu untuk pergi dari sana.

Sheila hanya pasrah saat Jay menariknya menuju suatu tempat.

Ternyata Jay menarik Sheila menuju kamar pria itu. Apakah tidak ada heeseung ataupun sunghoon? Tidak, kedua pria itu tidur di ruang tamu karena ketiduran sehabis nonton bola, sedangan Sheila dan Silva tidur di kamar tamu yang berada di rumah itu.

Jay mengajak Sheila masuk, ia lalu mengunci pintu kamar rapat-rapat, keduanya masih berdiri di depan pintu.

"Jay Lo mau ngapain?" Tanya sheila yang panik dengan perilaku pria yang ada di hadapannya itu.

"Gue harus ngasih tau sesuatu ke Lo" ucap Jay.

"Ngasih tau sesuatu tapi gak harus disini kan?" Ucap Sheila yang merasa sedikit takut.

"Ini penting" ucap Jay.

"Tapi lain kali juga bisa, gue gak mau kayak gini, gue takut ada salah paham" ucap Sheila.

"Iya gue tau apa maksud Lo, Lo gak mau heeseung marah kan?" Tanya Jay.

"Gak hanya itu Jay, tapi gue gak mau kita dituduh yang gak-gak" ucap Sheila.

"Shel ini penting, dan Lo harus tau" ucap Jay.

"Tap-"

"Ini soal Jake" sarkas Jay.

Sheila menatap penuh pertanyaan ke arah pria yang ada dihadapannya itu.










































































































































































































































































































TBC

strawberry and cigarettes •heeseung Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang