37. kangen

168 10 0
                                    

Heeseung menuntun Sheila yang sedang berjalan menuju ruangan tempat Jake dirawat.

Sebelum heeseung dan Sheila pergi ke ruangan itu, sempat ada pertengkaran diantara keduanya, entah heeseung yang melarang Sheila karena kondisi gadis itu yang masih lemah, ataupun Sheila yang keras kepala dan tetap bersikeras untuk bisa menjenguk Jake, namun pada akhirnya heeseung yang kalah debat dan menuruti keinginan gadis itu.

Kini heeseung dan Sheila sudah menggunakan jubah rumah sakit dan berjalan menuju Jake yang sedang terbaring lemah di atas ranjang dengan beberapa alat yang terpasang pada tubuhnya.

Sheila menatap lekat wajah tampan Jake saat ini, wajah yang penuh senyum kini terlihat pucat dan kaku.

Tangan milik Sheila meraih tangan Jake yang sedang dipasangi infus, tangan itu terasa sangat dingin saat Sheila menggenggamnya.

"Jake bangun, ayo Jake kamu pasti sembuh, kamu masih mau kan jagain aku? kamu masih mau kan memprioritaskan aku? Jake aku butuh kamu, aku mau kamu Jake" ucap Sheila kepada Jake.

Sheila mengelus surai milik Jake, gadis itu mendekatkan wajahnya kepada wajah Jake lalu ia mengecup kening Jake dalam waktu yang cukup lama karena ia tidak langsung mengangkat wajahnya.

Heeseung yang melihat adegan itu hanya bisa diam menatap keduanya, meskipun diam namun heeseung menyimpan rasa cemburu.

Sheila melepas kecupannya pada Jake, gadis itu menempel keningnya dengan kening Jake, hidung mancung keduanya menempel, dari jarak yang sangat dekat ini Sheila menatap mata Jake yang tertutup, meksipun mustahil namun ia berharap mata pria itu terbuka dan membalas tatapannya.

"Jake aku yakin kamu sembuh, aku yakin kita bisa bareng lagi, sekarang aku udah ngasih tau ke mereka Jake kalo kita pacaran, maafin aku ya, aku gak serius pengen mengakhiri hubungan kita, aku masih mau kamu dan masih butuh kamu" ucap Sheila dengan nada lirih, kening keduanya masih menempel.

Heeseung menundukkan kepalanya, ia rasa tidak mungkin memiliki hatinya Sheila, gadis itu masih mencintai orang lain.

Layar monitor yang memantau kondisi Jake kini berbunyi, heeseung dan sheila dibuat panik, keduanya menatap layar monitor yang berada di samping tubuh Jake, layar itu menunjuk tiga garis lurus.

Sheila mengguncangkan badan Jake,"Jake! Bangun Jake! Gak Jake!" Ucap Sheila yang terisak.

Heeseung segera menarik tubuh Sheila untuk menjauhi Jake, dan berhenti untuk menyuruh Jake bangun, ia menahan tubuh  Sheila dari belakang, meksipun merasa sedikit kesulitan untuk menahan tubuh Sheila yang terus memberontak namun heeseung tetap berusaha menahan tubuh gadis itu dengan sejuta tenaga, heeseung berteriak dengan kencang untuk memanggil dokter.

Tak lama kemudian dokter dan beberapa perawat datang dengan raut yang panik lalu mendekati Jake dan berusaha mengehentikan bunyi monitor itu.

Sheila semakin menangis dan memberontak dari dekapan heeseung, heeseung berusaha menenangkan Sheila, keduanya berdiri tak jauh dari Jake dan para dokter yang memeriksanya.

Dokter menempelkan defibrilator pada dada Jake lalu mengangkat alat itu, dada Jake ikut terpental ke atas saat alat itu di angkat, dokter kembali memasangkan defibrilator itu namun hasilnya sama, hingga kini dokter berhenti memasang alat itu.

Sheila dan heeseung terkejut saat para perawat melepas alat-alat yang berada pada tubuh Jake, bahkan salah satu perawat menutup tubuh kaku Jake dengan kain.

Dokter menghampiri Sheila dan heeseung.

"Maaf tetapi pacar anda sudah tiada, saya turut berdukacita" ucap dokter itu kepada Sheila.

Sheila menatap dokter yang berada di hadapannya itu dengan tatapan tidak percaya, bahkan heeseung sama halnya dengan Shila.

Tangan heeseung segera mempererat dekapannya pada tubuh Sheila saat gadis itu hampir terhuyung ke depan.

Badan Sheila yang lemas kini bersandar pada badan heeseung yang berada di belakangnya dan menahan tubuhnya, Sheila menangis sejadi-jadinya sambil menatap tubuh Jake yang di tutup oleh selimut.

"Saya permisi" ucap dokter itu yang pergi keluar dari ruangan.

Sheila melepas dekapan heeseung, gadis itu berlari mendekati mayat Jake lalu memeluk tubuh yang sudah tidak berdaya dan terasa dingin itu, Sheila mengguncang tubuh Jake.

"JAKE BANGUN! JANGAN TINGGALIN AKU JAKE!" ucap Sheila yang menangis sambil terus mengguncang tubuh Jake.

Heeseung segera memegangi kedua pundak Sheila, ia mengelus pundak gadis itu.

Sheila memeluk tubuh Jake, ia menyandarkan kepalanya di dada Jake tepat di atas jantung yang sudah tidak berdetak itu.

Para perawat yang berada di ruangan itu tadinya ingin membawa mayat Jake menuju kamar mayat, namun mereka mengurangkan niat itu begitu melihat Sheila yang sepertinya belum ikhlas dengan kepergian Jake.

Heeseung sebenarnya ingin menangisi kepergian sahabatnya itu, namun ia tidak akan melakukan itu sekarang, ia harus kuat untuk gadis yang sedang ia cintai itu.

Suara tangisan Sheila yang semakin kencang memenuhi ruangan itu, dekapannya pada tubuh Jake semakin erat seolah tidak akan pernah melepasnya.





































































































































































































































































TBC

strawberry and cigarettes •heeseung Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang