4. kerja sama

288 25 0
                                    

"Jake, jangan gue deh vokalisnya" ucap Sheila kepada jake.

Selepas rapat osis Jake dan Sheila berada di toko parfum untuk membelikan Sheila parfum strawberry, sesuai janji Jake tadi.

"Lo aja shel, Lo cantik, Lo punya suara bagus, Lo paling cocok" bujuk Jake.

Jake dan Sheila sibuk memilih-milih parfum.

"Gue mau aja sih, tapi masa gitarisnya heeseung" ucap Sheila.

"Anggota OSIS gak ada yang bisa main gitar, dan setau gue heeseung jago banget main gitar" ucap Jake.

Sheila hanya berdecak kesal mendengar ucapan Jake, hal yang dibicarakan di rapat osis tadi adalah membentuk band untuk promnight acara ulangtahun sekolah, dan grup band itu berisikan Sheila, Jake, heeseung, Jay dan sunghoon.

Itu hal yang membuat Sheila merasa kesal, Jika mereka latihan pasti heeseung dan sunghoon akan terus membuat kekacauan.

"Lo belajar gitar kek" ucap Sheila membujuk Jake.

"Gak bisa, acaranya beberapa Minggu lagi, gak ada waktu kalo gue latihan, belum lagi tugas yang menumpuk" ucap Jake.

"Jake" Sheila mulai merengek kepada Jake.

Jake pun menatap Sheila yang memanyunkan bibirnya, itu terlihat sangat menggemaskan, apalagi tubuh Sheila yang mungil.

Tangan Jake pun terulur untuk menyentuh surai milik Sheila.

"Mau ya, demi gue" ucap Jake menatap lekat manik milik Sheila.

Hazel milik keduanya kini bertemu, belum lagi tatapan Jake yang teduh kepada Sheila, itu membuat Sheila merasa tenang.

"Demi parfum strawberry?" Tawar Sheila.

"Iya, gue kasih lebih banyak lagi nanti" ucap Jake kepada Sheila.

Sheila pun tersenyum senang, tangan Jake yang berada di surai Sheila pun bergerak mengelus surai itu secara perlahan.

Drrttt drttt

Ponsel milik yang berada di kantung milik Jake bergetar membuat Jake menurunkan tangannya dari pucuk kepada Sheila dan mengambil ponsel tersebut, terdapat nama sang penelepon.

"Siapa jake?" Tanya Sheila yang tidak bisa melihat siapa nama yang muncul di benda pilih itu.

"Gue angkat dulu" ucap Jake sedikit menjauh dari Sheila dan mengangkat telepon.

Sheila tidak memperdulikan Jake yang sedang berkomunikasi lewat ponsel dengan orang diseberang sana, ia lebih memilih melihat-lihat parfum yang berada di toko itu.

Tak lama ketika Sheila sibuk melihat-lihat parfum itu, Jake datang ke arahnya dengan wajah yang panik.

"Lo kenapa?" Tanya Sheila khawatir melihat wajah jake yang panik.

"Gue harus pulang" ucap Jake tergesa-gesa.

"Terus gue?"

"Gue bakalan nyuruh orang kesini, gue gak bisa antar Lo pulang" ucap Jake dengan tergesa-gesa.

"Tap-"

"Gue pamit dulu" ucap Jake yang memotong ucapan Sheila.

Sheila menatap Jake yang berlari terburu-buru, Sheila merasa bingung tidak biasanya Jake seperti itu, apalagi sampai meninggalkannya di toko parfum pukul tujuh malam seperti ini, Jake adalah pria yang sangat perhatian, pandai, dan tipe soft boy.

Rapat osis tadi memakan waktu yang cukup lama, Jake dan Sheila selepas rapat langsung menuju mall untuk membeli parfum, tentu saja keduanya masih memakai seragam sekolah.






















































Jam 9 malam, langit hanya disinari oleh bulan dan bintang-bintang untuk memberikan keterangan dimalam hari ini, udara yang dingin mampu membuat siapapun ingin bersembunyi dibawah selimut untuk menghangatkan diri.

Sheila, gadis itu berjalan melewati gang-gang yang sempit dan minum cahaya, Sheila terpaksa melewati jalan itu untuk pulang ke rumahnya, karena jalan itu adalah satu-satunya jalan pintas.

Sheila merapatkan cardigan ke tubuhnya, dirinya baru pulang dari mall.

Sebenarnya dalam hati ia menggerutu kesal dan mengumpat i Jake yang sangat tidak bertanggung jawab, setelah meninggalkan dirinya dan memberikan janji untuk menyuruh temannya menjemput, namun itu hanya omongan saja, nyatanya sheila menunggu setengah jam lebih tapi tidak ada satupun orang yang datang.

Jika Sheila bilang Jake adalah pria bertanggung jawab, maka sekarang tidak lagi, ia tidak percaya lagi kepada Jake.

Entah karena karma yang ia dapat setelah memaki-maki Jake dalam hati ataupun memang benar murni karena suasana sekitar, tiba-tiba saja Sheila merasa udara semakin dingin bahkan bulu-bulu kulitnya pun mulai berdiri, dirinya juga merasa ada yang mengikutinya.

Brak

Sheila menoleh ke belakang dimana suara itu muncul, netra Sheila menangkap sosok pria yang tinggi dan berbadan kekar, namun ia tidak bisa mengenali pasti pria itu karena keadaan yang minim cahaya.

"L-lo siapa?" Tanya Sheila dengan suara bergetar karena ia panik.

Pria itu tidak menjawab dan malah berjalan ke arah Sheila secara perlahan-lahan.

"Plis jangan deketin gue" ucap Sheila memohon agar pria itu tidak mendekatinya.

Bukan menuruti ucapan Sheila, malah pria itu tetap berjalan ke arah Sheila, Sheila pun mulai berjalan mundur dengan perlahan-lahan untuk menghindari pria itu.

Sheila baru sadar bahwa pria itu membawa balok kayu, Sheila semakin panik dibuatnya.

Bruk.

Sheila menabrak sebuah tong sampah yang berada di belakangnya hingga jatuh dan sampah yang didalamnya pun ikut berceceran.

Pria itu tetap berjalan mendekati Sheila.

Sheila tidak bisa seperti ini, ia mulai membalik badan dan berlari dengan kencang, pria itu nampak terkejut dengan nyali Sheila, ia pun berlari mengejar gadis itu.












































































TBC

strawberry and cigarettes •heeseung Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang