11. flashback

256 21 0
                                    

Dua orang remaja duduk di sebuah taman bermain, menunggu anaknya bermain? Tidak mereka hanya berdua saja.

Keduanya melihat anak-anak yang bermain dengan gembira ada juga anak yang ditemani oleh orang tuanya, hal itu membuat mereka ingin mengulangi masa kecil dan merasakan hidup tanpa beban seperti anak-anak itu.

Jake meraih tangan Sheila yang berada di atas paha gadis itu, Jake menggenggam tangan itu.

Sheila menoleh ke arah Jake yang melihat dirinya.

"Kalo kita punya anak-anak kayak gitu seru mungkin ya" ucap Jake kepada Sheila.

Sheila terkekeh mendengar ucapan Jake.

"Ada-ada aja kamu Jake kita kan masih sekolah" ucap Sheila, Jake pun ikut tertawa.

"Oh iya besok udah anniversary pertama kita tau" ucap Jake.

"Iya cepet ya rasanya" ucap sheila.

"Karena kita menjalani hari-hari dengan gembira bersama-sama" ucap Jake.

Sheila pun menggangguk sambil tersenyum manis.

"Nanti malam mau diner?" Tanya Jake menawari Sheila.

Sheila pun menggangguk antusias,"boleh"

"Kamu dandan yang cantik banget nanti malam aku jemput" ucap Jake mengelus surai gadisnya.

Sheila pun terkekeh lalu menggangguk.










Malam hari tiba, jam menunjukkan pukul 11 malam.

Sheila menuruni tangga dengan dress berwarna pink melekat pada tubuhnya, dia juga membawa tas selempang untuk tempat ponselnya dan hadiah untuk sang pasangan.

Sheila berjalan menuju pintu utama dan mulai keluar rumah, dia tidak perlu berpamitan dengan siapapun karena ia dirumah sendirian, orang tuanya bekerja dan tidak ada asisten sama sekali.

Begitu keluar dari rumah Sheila disuguhi pemandangan Jake yang mengenakan jaket kulit dan pria itu duduk di atas jok Mogenya yang berwarna hitam, segera Sheila menghampiri Jake.

"Hai" sapa Sheila kepada Jake.

Jake yang tadinya membelakangi Sheila kini membalik badannya dan menghadap ke arah gadisnya, Sheila tersenyum begitu melihat Jake membawa bucket bunga.

"I love you" ucap Jake menyerahkan bucket bunga yang ia bawa.

Dengan senang hati Sheila menerima bucket bunga itu, keduanya pun tersenyum.

"I love you too" ucap Sheila.

Jake pun mengelus surai Sheila yang digerai itu dengan tangannya.

"Ayo kita berangkat" ajak jake.

Sheila pun menggangguk.

Jake naik ke atas motor dam membenarkan standarnya, Sheila pun memegangi bahu Jake dengan salah satu tangannya karena tangan satunya lagi ia gunakan untuk memegangi bucket bunga tadi.

"Tunggu" ucap Jake begitu Sheila ingin menaiki motornya.

Sheila pun menatap Jake heran.

Jake pun melepas Jake yang ia kenakan, ia menarik pinggang Sheila supaya gadis itu mendekatinya, Jake melilitkan jaketnya pada pinggang Sheila supaya paha gadis itu tidak terekspos karena dress-nya yang pendek.

"Biar gak ada yang lihat" ucap Jake.

Sheila pun tersenyum atas perlakuan Jake, setelahnya Sheila menaiki jok belakang dan Jake pun menjalankan motornya meninggalkan pekarangan rumah Sheila.

















Angin malam yang dingin menerpa kulit kedua remaja itu, namun mereka malah dilanda rasa hangat karena gejolak hati mereka yang saling memberikan rasa kasih sayang.

Sambil mengemudi Jake sesekali menoleh ke arah kaca spion motornya yang memantul ke arah Sheila, Jake terkekeh melihat rambut Sheila yang diterpa angin malam ini.

Meskipun rambutnya diterpa angin namun kecantikan Sheila tidak luntur sama sekali justru itu malam membuat Sheila terlihat lebih cantik lagi.

"Sayang"

Merasa Jake memanggilnya, Sheila yang awalnya menikamti pemandangan jalan dimalam hari pun kini beralih ke Jake yang memanggilnya.

Sheila sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan sehingga posisinya sangat mepet dengan punggung lebar milik Jake.

"Iya?" Tanya Sheila tepat ditelinga Jake.

"Aku dingin" ucap Jake.

Jake hanya mengenakan kaos putih lengan pendek, awalnya ia mengenakan jaket namun jaketnya ia gunakan untuk melindungi pada gadisnya itu.

"Terus kamu mau apa?" Tanya Sheila.

"Mau dipeluk kamu" ucap Jake.

"Kamu modus ya" ucap Sheila namun dirinya masih menuruti ucapan Jake.

Sheila melingkarkan salah satu tangannya pada pinggang ramping milik Jake, gadis itu mencondongkan tubuhnya sehingga tubuh mereka benar-benar menempel.

"Udah anget lagi" ucap Jake.

Sheila pun terkekeh.

"Aku mau ngebut ya?" Ucap Jake meminta izin kepada Sheila.

Sheila pun merapatkan pelukannya pada Jake untuk menyetujui ucapan Jake.

Jake pun menambah kecepatan laju motornya itu.











Brum

Motor milik Jake berhenti disebuah restoran mewah, Jake memarkirkan motornya.

Sheila pun turun dari motor Jake dan menunggu Jake yang melepas helm lalu ikut menuruni motor.

"Ayo" ajak Jake.

Sheila pun menggangguk.

Lalu keduanya bergandengan tangan memasuki restoran yang mewah itu.

Jake dan Sheila pun duduk di meja bernomor 27 , meja itu berada di lantai 3 dan posisinya berada di dekat balkon, bahkan disana sudah ada hidangan makanan yang terlihat mewah dan lezat, ini memang terlihat seperti diner yang romantis.




















































TBC

strawberry and cigarettes •heeseung Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang