33. demam

191 9 0
                                    

Sheila sedang duduk bersandar di kepala ranjang, ia tak berhenti bersin sendari tadi.

Silva berjalan menghampiri sahabatnya itu, ia duduk di ranjang lalu punggung tangannya menyentuh kening Sheila.

"Astaga Lo demam?" Ucap Silva sambil menangkup pipi tembem milik Sheila.

Sheila hanya bisa mengangguk lemas, untuk membuka mata ia agak susah bahkan wajah dna bibirnya sangat pucat.

Silva yang tidak tega melihat kondisi sahabat pun segera pergi ke dapur untuk mengambilkan kompres.





















































Hari ini heeseung mendatangi rumah Sheila untuk menanyakan hal yang terjadi semalam kepada gadis itu.

Motor milik heeseung berhenti dihalaman rumah milik Sheila, heeseung pun segera turun dari motornya dan menuju teras rumah minimalis itu, ia menekan tombol bel yang berada di samping pintu.

Heeseung berdiri sebentar menunggu seseorang membukakan pintu, tak berselang lama pintu itu terbuka dan menampakkan seorang gadis yang kini menatap heeseung.

"Ngapain Lo kesini?" Ketus Silva yang berdiri di ambang pintu, gadis itu masih menahan pintu supaya tetap terbuka namun tidak menyuruh heeseung untuk masuk tetapi malah mewawancarai pria itu.

"Gue nyari Sheila" ucap heeseung.

"Ngapain Lo nyari sohib gue? Lo masih ingat gak kejadian semalam?" Tanya Silva kepada heeseung.

"Justru itu gue mau ketemu Sheila buat bahas masalah semalam" ucap heeseung.

Silva pun mengangguk sambil side eyes mendengar ucapan heeseung itu.

"Tapi kayaknya Lo gak bisa ketemu dia deh" ucap Sheila.

Raut wajah heeseung pun terlihat bingung,"kenapa gak bisa?" Tanya heeseung kepada Silva.

"Dia demam" ucap Silva.

"KOK BISA!" Pekik heeseung spontan karena panik.

Silva pun sedikit terkejut ketika heeseung sedikit meninggikan nada bicaranya.

"Ya Lo gak usah teriak-teriak bisa!" Ucap Silva kepada heeseung.

"Sorry, tapi dia kok bisa demam? Karena semalam nolongin gue?" Heeseung melontarkan pertanyaan kepada Silva karena ia panik terhadap Sheila.

"Kurang tepat kalo penyabab nya nolongin Lo, tapi yang jelas tadi pagi dia di antar pulang sama Jake dalam keadaan basah kuyup karena kehujanan" ucap Silva.

"Sekarang Jake dimana?" Tanya heeseung.

"Gak tau gue, di tadi langsung pulang" ucap Silva.

Heeseung pun menggangguk,"sekarang gue mau ketemu Sheila" ucap heeseung yang menerobos masuk ke dalam rumah, namun gagal karena Silva menahan badannya.

"Gak Lo gak bisa masuk, Sheila butuh istirahat" ucap Silva memeringati heeseung.

Heeseung pun Kemabli berdiri seperti semula dihadapan Silva,"gue gak macam-macam kok, cuman pengen lihat dia aja" ucap heeseung membujuk Silva.

Namun Silva masih bertahan pada pendiriannya, ia tetap tidak membiarkan heeseung masuk dan bertemu dengan sahabatnya yang sedang sakit itu.

"Ayo lah sil" rengek heeseung memohon pada gadis dihadapannya.

Silva pun menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Sil..."

Suka masih menggelengkan kepalanya untuk menjawab permohonan heeseung.

Heeseung hanya bisa menghela napas menghadapi gadis keras kepala yang berada dihadapannya ini.

Sebuah ide muncul di kepala heeseung, heeseung pun ancang-ancang untuk melaksanakan ide itu.

Heeseung membalik badannya dan berjalan menjauhi Silva, setelah beberapa langkah ia membalik badannya kembali.

Silva heran melihat tingkah heeseung yang seperti itu, namun siapa sangka heeseung kini berlari ke arahnya, Silva takut ditabrak heeseung namun karena telat menghindar pada akhirnya, heeseung yang mendekati Silva kini memegang kedua lengan gadis itu, ia memanfaatkan pintu rumah Sheila yang lumayan lebar untuk memutar posisinya dengan Silva.

Naas sekali saat memutar badan heeseung kurang teliti sehingga punggungnya menabrak pintu, heeseung kehilangan keseimbangan, Silva yang masih dipegang olehnya ikut terjatuh ke lantai.

Badan Silva menimpa badan heeseung, hanya tubuh mereka yang menempel tetapi wajah mereka masih menyisihkan jarak beberapa sentil.

Silva dapan melihat netra heeseung dengan jelas karena pria itu berada di bawahnya, begitupula dengan Heeseung yang dapat melihat netra gadis yang berada di atas tubuhnya.

Tanpa mereka sadari posisi mereka sangat dekat dan membuat seseorang yang melihatnya merasa cemburu, itulah yang dirasakan oleh Sheila, gadis itu berada di tangga dan menyaksikan adegan kedua sahabatnya dari tengah tangga.

Heeseung dan Silva masih dengan posisi yang sama dan itu membuat Sheila kini merasa sesak di dadanya, ia merasa tidak suka melihat kedekatan heeseung dengan gadis sekian dirinya.

Sheila melangkahkan kakinya untuk mendekati kedua sahabatnya itu, saat berada diposisi yang tidak jauh dari Keduanya namun mereka tidak sadar akan kehadiran Sheila, Sheila mulai membuka suara.

"Silva" panggil Sheila kepada sahabatnya itu.

Heeseung dan Silva yang masih berada di lantai itu menoleh ke arah Sheila, keduanya terkejut! Lalu mereka bangun dan berdiri menatap Sheila.

"Shel sorry gue gak-"

"Iya" ucap Sheila memotong ucapan Silva.

"Lo ngapain kesini?" Tanya Sheila mengubah topik dan menunjuk heeseung.

"Gue-"

"Kalo gitu gue mau ke kamar dulu la, kayaknya hp gue ketinggalan" ucap Silva memotong pembicaraan heeseung.

Silva pun pergi meninggalkan keduanya disana, tentu saja heeseung dan Sheila diselimuti keheningan.






























































































































































































TBC

strawberry and cigarettes •heeseung Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang