Heeseung masih setia menenangkan Sheila yang menangis di dalam dekapannya, sebenarnya dirinya merasa kesemutan karena Sheila tidak kunjung menangis dan masih saja ingin didekap olehnya.
"La, Lo jangan nangis lagi gue bingung harus apa" ucap heeseung menepuk pipi Sheila.
Sheila melepas pelukannya dan mendongak menatap heeseung.
"Seung gue takut" ucap Sheila dengan isakan.
Heeseung menatap Sheila ia merasa tidak tega melihat kondisi gadis itu yang kacau, tangan heeseung pun bergerak menghapus air mata gadis itu yang berada di pipi.
"Ada gue di sini Lo gak usah takut lagi" ucap heeseung sambil mengelus pipi tembem milik Sheila.
Sheila pun mengangguk.
Heeseung sebenarnya agak bingung dan juga penasaran kenapa Sheila tiba-tiba menangis dan berkata bahwa ia merasa takut, namun ia memilih menanyakan hal itu lain waktu bila kondisi Sheila sudah membaik.
Heeseung mulai diam, niat awalnya kemari ingin meminta contekan fisika, tapi sepertinya Sheila belum mengerjakan pr itu apalagi kondisinya seperti ini, meminta contekan bukan kah tidak sopan bila di kondisi seperti ini?
"Lo mau nemenin gue gak?" Tawar heeseung kepada Sheila.
Sheila menghapus air matanya,"kemana?"
"Udah ikut aja" ucap heeseung.
"Lo gak macam+macam kan?"
"Kalo gue mau apa-apa in Lo udah dari dulu, dan ngapain juga gue nolongin Lo waktu itu kalo gue ada niat gak-gak"
Sheila mengangguk ucapan heeseung membuat yakin.
"Gue ganti baju dulu ya" ucap Sheila yang ingin beranjak dari duduknya, namun heeseung malah menahan tangannya sehingga ia kembali terduduk.
"Gau udah" ucap heeseung.
"Gila Lo? Yakali ye keluar pakai piyama kek gini" ucap Sheila.
Heeseung pun memandang Sheila dari bawah sampai atas, benar juga piyama Sheila sedikit terbuka dan bahannya juga tipis.
"Yaudah ganti deh nanti masuk angin lagi Lo" ucap heeseung.
"Kalo gak masuk angin mati dong" ucap Sheila.
"Iya kayak Lo contohnya" ucap heeseung.
Sheila pun kesal dan menginjak kaki heeseung dengan sangat kencanh hingga heeseung memekik keras.
"Rasain" ucap Sheila yang beranjak dari sofa dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya untuk mengganti pakaian.
"Gak berterima kasih udah gue baikin" ucap heeseung sambil meringis dan mengelus kakinya walaupun kaki itu tertutup sepatu tapi injakan Sheila tidak main-main kerasnya.
Sembari menunggu Sheila ganti baju heeseung lebih memilih memainkan ponselnya.
Sekitar 15 menit heeseung menunggu dan Sheila akhirnya menuruni tangga dan berjalan ke arahnya.
Heeseung pun berdiri sehingga kedua berdiri saling berhadapan.
"Lama banget sih Lo, udah disuruh nunggu gak dibuatin minum lagi" cibir heeseung kepada Sheila yang berdiri dihadapannya.
"Lo ya yang ngajakin gue keluar mendadak kek gini" ucap sheila.
"Yaudah deh kita berangkat aja sekarang" ucap heeseung menarik tangan Sheila, namun Sheila kembali menarik tangannya.
Heeseung menoleh ke arah Sheila.
"Apa-apaan Lo main pegang tangan gue" ucap Sheila.
"Biar Lo gak ilang takut diculik kunang-kunang lagi" ucap heeseung.
"Sembarangan, Lo itu yang diculik tante-tante" ucap Sheila.
"Ngejek gue Lo" ucap heeseung.
"Ya iyalah om heeseung" ucap Sheila.
"Gue masih muda gini dipanggil om"
"Asal Lo tau meskipun Lo seumuran gue tapi kalo dilihat-lihat Lo udah mirip sama kakek buyut gue"
"Wah menyan sok keras, lo-"
Drrttt drttt
Ucapan heeseung terpotong saat hpnya yang berada di kantung jaket bergetar, heeseung pun mengeluarkan benda pipih itu dan melihat siapa yang meneleponnya.
Sheila mencuri perhatian ke arah layar hp heeseung, heeseung menyadari itu lalu ia kembali memasukkan benda pipih itu di kantung jaketnya.
"Udah kita berangkat aja, cape gue berantem sama Lo" ucap heeseung.
"Gue lebih cape lagi" ucap Sheila.
"Gue cape ya kesemutan buat nenangin Lo yang lagi nangis" ucap heeseung.
Sheila bungkam mendengar ucapan heeseung, gadis itu menundukkan kepalanya, ia merasa tidak enak kepada heeseung, karena menengkan dirinya heeseung sampai menahan pegal.
Raut wajah heeseung kini berubah, ia merasa bersalah berkata seperti itu kepada Sheila, pasti gadis itu merasa sakit hati.
"La gue gak bermaksud" ucap heeseung, tangannya terangkat untuk menyentuh bahu Sheila.
Sheila mendongak menatap heeseung yang lebih tinggi darinya, heeseung bisa melihat manik Sheila yang berkaca-kaca.
"La gue minta maaf ya, gue gak gitu, Lo gak ngerepotin kok" ucap heeseung seolah tau isi hati Sheila.
Sheila pun mengangguk.
"Gue mau ngucapin makasih karena Lo ada simpati ke gue" ucap Sheila kepada heeseung, gadis itu tersenyum tipis ke heeseung.
Heeseung pun tersenyum, mereka saling bertatapan hazel mereka bertemu mereka juga saling melempar senyum satu sama lain.
Heeseung menatap dalam manik milih Sheila, bagitu pula Sheila yang menatap manik heeseung tak kalah dalam, tanpa mereka sadar pupil mereka membesar.
"Kok Lo cantik sih la?" Batin heeseung.
"Gue kok ngerasa aman ya" batin Sheila.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
strawberry and cigarettes •heeseung Enhypen
RomanceSheila gadis judes, galak, pecinta strawberry, dan wakil ketua OSIS, dengan Heeseung badboy, jail, bandel, perokok, dan membuat Sheila darah tinggi setiap hari. Sering sekali bertengkar dan jarang akur, namun keduanya malah terlibat perasaan, hingga...