Pagi hari kelima remaja itu sedang sarapan bersama di meja makan.
Mereka semua memakai seragam sekolah untuk persiapan berangkat ke sekolah bersama, untuk heeseung, Jay, dan sunghoon mereka memakai seragam kemarin yang sudah di cuci dan dikeringkan, sedangkan Sheila dan Silva memakai baju kemarin juga, karena hari masih terlalu pagi mereka berdua ingin pulang ke rumah terlebih dahulu untuk mengganti pakaian.
"Masakan Lo emang best banget sih Jay" puji sunghoon kepada Jay.
"Yoi dong, gue kan calon suami yang baik nantinya" ucap Jay menyombongkan diri.
"Baik buat?" Tanya Silva.
"Buat istri lah, kalo buat pacar belum ada soalnya" ucap Jay.
"Ngode siapa?" Tanya heeseung.
"Gak ada" ucap Jay.
"Oh iya, nanti gue sama Sheila balik dulu ke rumah" ucap Silva.
"Ngapain?" Tanya sunghoon.
"Ganti seragam" ucap Silva.
"Lah gue kira kalian gak sekolah" ucap heeseung.
"Kita sekolah kok, sekalian persiapan buat besok" ucap Sheila.
"Nanti Lo gue antar ya?" Ucap heeseung menawari sheila.
Sheila menggangguk,"boleh" ucapnya,
"Tapi Silva.." lanjutnya."Gue sama Abang gue nanti" ucap Silva.
Sheila pun mengangguk,"ok" ucapnya.
Mereka pun kembali melanjutkan sarapan, hingga akhirnya habis.
"Gue duluan ya, Abang gue udah didepan" ucap Silva kepada mereka.
Mereka pun mengangguk, lalu Silva beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan mereka.
Sebelum silva pergi, ia sempat melambaikan tangan kepada Sheila, dan juga dibalas oleh gadis itu.
"Kalo gitu kita cabut juga yuk!" ajak sunghoon.
Mereka pun mengangguk, lalu beranjak dari duduknya untuk pergi meninggalkan kediaman Jay.
Heeseung menghentikan motornya di halaman rumah milik Sheila.
Sheila turun dari motor,"makasih ya, Lo boleh duluan" ucap Sheila.
Heeseung melepas helm yang ia kenakan di kepalanya,"gue tungguin" ucapannya.
"Nanti Lo telat"
Heeseung menggelengkan kepalanya,"gak akan" ucapnya.
"Yaudah tungguin disini sebentar ya, aku siap-siap dulu" ucap Sheila, lalu ia beranjak masuk ke dalam rumah tanpa menunggu jawaban dari heeseung.
Heeseung terkekeh melihat Sheila yang memasuki rumah, gadis itu terlihat sangat menggemaskan, entah mengapa ia merasakan kehangatan saat bersama gadis itu, bahkan Sheila pun bersikap berbeda terhadap.
Heeseung memutuskan untuk duduk di tangga yang berada di teras rumah Sheila sambil bermain ponsel miliknya, ia mengatasi rasa jenuh untuk menunggu Sheila yang sedang bersiap-siap.
Tak berselang lama Sheila membuka pintu rumahnya, ia sudah memakai seragam sekolah dan penampilannya lebih rapi dan wangi.
Heeseung yang bermain ponsel tidak menyadari keberadaan Sheila yang kini mendekatinya dan mencoba mengintip isi ponselnya.
"Lo ngapain?" Tanya Sheila.
Heeseung memekik kaget, bahkan ia hampir melempar ponsel miliknya, untung saja ia memiliki refleks yang cukup tinggi sehingga ia berhasil menangkap ponselnya yang hampir jatuh itu.
"Lo udah siap? Ayo kita berangkat" ajak heeseung.
Sheila pun mengangguk.
Keduanya pun kembali menaiki motor milik heeseung, saat Sheila ingin naik gadis itu hampir jatuh, untungnya heeseung dengan sigap menahan pinggangnya sehingga ia tidak jadi terjungkal ke belakang.
Kini tubuh keduanya saling menempel, heeseung mantap hazel milik Sheila, meskipun menggunakan helm full face namun heeseung membuka kacanya, sehingga matanya dan mata Sheila bertemu dengan jelas.
"Kaki Lo" ucap heeseung saat melihat darah segar mengalir dari atas mata kaki Sheila.
Sheila ikut menunduk ke bawah untuk melihat kakinya yang terluka itu.
Heeseung melepas pegangannya pada pinggang Sheila saat posisi gadis itu sudah seimbang.
Heeseung melepas helm yang ia kenakan, lalu turun dari motor, tanpa aba-aba ia langsung menggendong Sheila ala bridal style, bahkan yang digendong saja sampai terkejut dengan perlakuan heeseung itu.
"Kita obati dulu" ucap heeseung lalu mengajak Sheila memasuki rumah gadis itu.
Setelah masuk heeseung mendaratkan Sheila di sofa dengan posisi duduk.
"Kotaknya ada di dapur" ucap Sheila kepada heeseung, ia peka bahwa pria itu pasti akan mencari kotak P3K.
Dengan tergesa-gesa heeseung berlari menuju dapur lalu mencari keberadaan kotak P3K itu, ia membuka lemari atas, setelah menemukannya ia segera menghampiri Sheila yang duduk di sofa.
Sheila sedikit merintih kesakitan, meskipun lukanya terlihat tidak terlalu parah, nyatanya lukanya itu dalam.
Heeseung duduk lalu membawa kaki Sheila ke atas sofa, ia mulai membuka kotak P3K dan mengambil kapas lalu menuangkan Betadine di atasnya, setelahnya ia mengarahkan kapas yang ia pegang ke arah luka yang berada di kaki Sheila.
Sheila sedikit merintih kesakitan saat kapas itu mulai menempel pada kakinya, heeseung berhenti sejenak saat Sheila merintih, lalu ia lanjut menempelkannya lagi dengan cara yang lebih lembut.
"Kayaknya tadi kena injakan kaki" ucap heeseung tanpa menoleh ke Sheila dan masih tetap fokus pada kegiatannya, yaitu mengobati kaki gadis itu.
"Iya tadi kena" ucap Sheila.
"Lain kali hati-hati ya, kalo sakit kan susah soalnya gak bisa di transfer ke aku" ucap heeseung.
"Emangnya kalo bisa ditransfer, kamu mau nanggung sakitnya?" Tanya Sheila.
Heeseung menatap Sheila, lalu ia menganggukkan kepalanya,"pasti" ucap nya dengan nada pelan.
Setelahnya heeseung kembali fokus untuk mengobati kaki Sheila.
Sheila menatap ke arah heeseung dengan tatapan sayu, pria itu sangat perhatikan kepadanya, padahal tadi hanya luka kecil yang bisa diobati sendiri, namun heeseung terlihat sangat khawatir.
Sheila mengingat cerita Jay, dimana saat Jake mengatakan bahwa ia menemukan sosok yang terbaik untuk dirinya pada heeseung.
Mungkin ini saatnya bagi Sheila untuk mulai membuka hati pada heeseung.
TBC
Udah mau end nih, makasih ya yang udah baca sampai sini, hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
strawberry and cigarettes •heeseung Enhypen
RomanceSheila gadis judes, galak, pecinta strawberry, dan wakil ketua OSIS, dengan Heeseung badboy, jail, bandel, perokok, dan membuat Sheila darah tinggi setiap hari. Sering sekali bertengkar dan jarang akur, namun keduanya malah terlibat perasaan, hingga...