16. hujan

230 19 0
                                    

Heeseung dan Sheila berkelana dijalanan gelap namun tidak terlalu gelap karena ada beberapa lampu jalan yang memberikan penerangan.

"Lo gak capek?" Tanya Sheila kepada heeseung yang mendorong motor.

"Gak juga" ucap heeseung.

Sheila tau heeseung terlihat lelah karena beberapa bulir keringat mulai muncul di dahi paripurnanya belum lagi motor heeseung itu besar dan pastinya berat.

Duar


Bresss



Heeseung segera mengstandarkan motornya dan menarik tangan Sheila untuk mencari tempat teduh karena tiba-tiba ada bunyi petir disusul hujan deras yang mengguyur tubuh keduanya.

Heeseung dan shela berteduh di depan sebuah ruko kecil yang sudah tutup, keduanya menggosokkan kedua telapak tangan mereka untuk menghangatkan tubuh.

Sheila memeluk jaket heeseung yang menempel pada tubuhnya, ia melirik ke arah heeseung ia merasa kasihan terhadap pria itu karena kaos putih yang digunakannya basah kuyub hingga menunjukan pinggang rampingnya, meskipun pinggangnya ramping tenyata heeseung memiliki sebuah ABS.

Bak kepiting rebus wajah Sheila tiba-tiba memanas dan pipinya merah karena tidak sengaja melihat ABS heeseung meskipun ABS itu masih dilindungi kaos putih polos yang basah sehingga menerawang.

"Sial banget gak sih?" Ucap heeseung kepada Sheila yang masih salting.

Sheila pun hanya mengangguk.

Heeseung merasa ada yang tidak beres, tangannya pun terulur untuk menyentuh pipi Sheila,"Lo demam?"

Pipi Sheila kini semakin memerah melihat perlakuan heeseung, dirinya seketika dibuat mematung, Balum lagi jarak keduanya yang sangat dekat.




Brum









Heeseung yang tadi memegangi kedua pipi Sheila kini melepasnya dan menoleh ke arah sumber suara, itu motor dan motor itu tidak asing bagi mereka.

"Jake" gumam heeseung.

Jake melepas helm full face yang ia kenakan dan lari menuju ke arah Sheila dan heeseung untuk ikut berteduh.

"Oh ternyata itu kalian" ucap Jake kepada Sheila dan heeseung.

"Habis dari mana bro?" Ucap heeseung menepuk sebelah pundak Jake seperti halnya laki-laki yang menegur sahabat.

"Nyari angin" ucap Jake kepada heeseung.

"Nyari jodoh dong" ucap heeseung.

"Nanti juga datang"
"Lo sendiri habis dari mana kok bisa sama dia" ucap Jake sambil menunjuk Sheila dengan dagunya.

"Nyari mangsa" ucap heeseung.

"Mangsa apa mangsa" goda Jake.

"Sa AE lu" ucap heeseung.

Sheila hanya berdiri tak jauh dari kedua pria itu, dirinya hanya diam dan menyaksikan momen persahabatan mantannya dan musuh adu bacotnya itu namun status itu mungkin akan segera ganti.

"Oh ya gue boleh pinjem motor Lo?" Tanya heeseung kepada Jake.

"Kemana?"

"Nyari pom"

Jake pun memberikan kuncinya kepada heeseung.

Setelah mendapatkan kunci itu heeseung ingin beranjak pergi namun dirinya ditahan.

"Jangan nanti Lo sakit" ucap Sheila yang menahan tangan heeseung.

Heeseung menoleh ke arah Sheila, sorot mata gadis itu seolah khawatir dan perduli terhadapnya, Jake hanya menatap sinis ke arah tangan Sheila dan sahabatnya itu yang saling berpegangan.

"Biar kita bisa cepat pulang nanti" ucap heeseung menatap lekat Sheila.

"Disini aja jangan tinggalin gue" ucap Sheila yang masih menahan tangan heeseung.

"Disini ada Jake yang jagain Lo" ucap heeseung.

"Gue maunya Lo, kalo Lo pergi gue ikut" ucap Sheila.

"Lo bisa sakit" ucap heeseung.

"Tapikan Seung-"

Heeseung memotong ucapan Sheila dengan menepis tangan gadis itu lalu ia beranjak pergi menaiki moge milik Jake dan meninggalkan Jake dan Sheila disana.

Sheila menatap kepergian heeseung dengan tatapan sedih, ia tidak ingin berada di sini berdua dengan Jake yang berstatus sebagai mantannya.

"Udah daripada Lo pulang bareng gue nanti" ucap Jake.

Sheila menatap sinis ke arah Jake, dirinya tidak ingin menjawab pria itu dan memilih untuk diam berjongkok dan menghangatkan diri.

Jake menatap Sheila, dirinya bejrkan mendekati gadis itu dan ikut berjongkok disampingnya dan mulai menggosok kedua telapak tangannya.

Sheila hanya diam dan menatap tidak nyaman dengan posisi dirinya dan Jake yang seperti ini, alangkah terkejutnya Sheila saat Jake menarik kedua tangannya dan meniup telapak tangan itu sehingga ia bisa merasakan deru napas Jake yang hangat menerpa telapak tangannya.

"Biar hangat" ucap Jake dan melanjutkan aksi meniup telapak tangan Sheila.

Sheila menatap Jake dalam, ia tidak menyangka bahwa hubungannya dengan Jake benar-benar sudah berakhir dan dirinya yang meminta mengakhirinya.

"Makasih" ucap Sheila menarik telapak tangannya kembali padahal Jake masih ingin membantu menghangatkan telapak tangannya.

Setelah kejadian tadi hanya hening yang menyelimuti mereka tapi tidak juga bunyi air hujan yang turun membuat suasana mereka tidak sehening itu.

"Shel gue mau minta maaf" ucap Jake tiba-tiba.

Sheila menoleh ke arah pria yang berada di sampingnya,"gue udah maafin" ucap Sheila.

Jake menatap ke arah Sheila sehingga wajah mereka saling berhadapan belum lagi mereka berjongkok yang membuat mereka saling berdekatan.

"Gue pengen kita kembali lagi, Lo mau ya balikan sama gue" ucap Jake sambil mengelus surai Sheila yang basah.

Sheila menatap Jake yang berperilaku hangat kepadanya, Jake adalah pria yang peka selama hubungan mereka masih baik-baik saja seperti dulu Sheila selalu merasakan kehangatan.

"Jake, gue..."























































TBC

strawberry and cigarettes •heeseung Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang