34. kecelakaan

206 10 0
                                    

Sheila dan heeseung masih berdiri di ambang pintu, setelah kejadian tadi Keduanya enggan untuk masuk.

"Ngomong disini aja" ucap Sheila kepada heeseung dengan nada yang datar.

Entah mengapa melihat heeseung dan Silva berdekatan seperti tadi membuat Sheila tidak suka dan merasa kesal.

Heeseung hanya diam melihat Sheila yang mulai berbicara serius seperti itu, jika gadis itu mode serius terlihat bukan seperti dirinya yang biasanya.

Tak berselang lama, sebuah moge berhenti di depan teras rumah Sheila, moge itu di parkirkan di belakang motor heeseung.

Atensi Sheila dan heeseung teralih pada pengendara itu, bagi mereka orang itu tidak asing bahkan sangat familiar.

"SHEILA! HEESEUNG! KITA HARUS KERUMAH SAKIT!" ucap pengendara itu saat turun dari motor dan menghampiri keduanya.

"Kenapa sih hoon?" Tanya Sheila yang melihat ekspresi sunghoon sangat heboh.

Sunghoon menarik tangan Sheila,"JAKE! KECELAKAAN!" ucap sunghoon.

Sheila dan heeseung terkejut.

"Lo gak usah gitu kalo berjanda" ucap heeseung yang tidak memercayai ucapan sunghoon.

"Terserah, tapi Jake lagi sekarat dan disana ada jay, gue cuma mau ngasih tau kalian" ucap sunghoon.

Silva yang menuruni tangga pun berlari ke arah ketiga sahabatnya yang berada di ambang pintu itu.

"Sekarang kita ke rumah sakit!" Ucap sunghoon sambil menarik tangan Sheila menuju motornya.

Heeseung dan Silva hanya menyaksikan sunghoon dan Sheila yang meninggalkan keduanya karena kedua sahabatnya sudah melajukan motor untuk menuju rumah sakit.














































Jay berada di depan ruang ICU, sendari tadi ia duduk di kursi tunggu sambil meramalkan doa untuk sahabatnya yang berada di ruangan itu.

Suara langkah kaki memenuhi lorong saat Sheila dan sunghoon berlari menuju ke arah Jay.

Jay dapat melihat dengan jelas raut wajah panik dan khawatir milik Sheila, sunghoon tidak jauh berbeda dari Sheila, raut wajah pria itu juga terlihat panik.

"Jay" ucap Sheila yang berdiri di depan Jake.

Sheila menatap wajah khawatir Jay yang berdiri di hadapannya, pria itu diam saja dia hanya menunduk menatap Sheila yang lebih pendek darinya.

"Jake mana! Jake!" Ucap Sheila mengguncang kedua tubuh Jay.

Gadis itu mulai menitikkan air matanya, kini wajah cantiknya itu sudah di basahi oleh air matanya sendiri.

Sunghoon yang melihat Sheila menangis pun tidak tega, ia lebih memilih duduk dan memalingkan wajah supaya tidak melihat adegan kedua sahabatnya itu.

Mata elang nan tajam milik Jay mulai memerah dan terdapat air yang ingin dikeluarkan di kelopak mata itu.

Jay mulai menarik tubuh Sheila menuju depannya, tangannya terulur untuk mengusap punggung sempit milik gadis itu.

Sheila menyandarkan kepalanya pada dada bidang milik Jay, ia terisak di sana bahkan isak nya juga bisa didengar oleh Jay.

Melupakan kondisinya sendiri, Sheila tidak perduli dengan apa yang terjadi pada dirinya saat ini, baginya yang terpenting ialah Jake, karena pria itu adalah pria yang ia cinta dan pria yang special baginya hari ini, dan selamanya.

Heeseung dan Silva yang baru datang segera menghampiri ketiga sahabat mereka, Silva duduk disamping sunghoon dan menenangkan pria itu, sedangkan heeseung diam mematung di samping Sheila yang menangis di pelukan Jay.

Jay menatap heeseung, tatapan itu seolah meminta maaf namun heeseung mengangguk.

"Jake kenapa?" Tanya Silva membuka suara.

Jay melepas pelukannya pada Sheila lalu mengajak gadis itu untuk duduk, heeseung pun sama halnya, kini heeseung dan Sheila duduk bersampingan karena Sheila berada di tengah-tengah Jay dan heeseung.

Tangan heeseung terangkat memegangi pundak milik Sheila untuk menenangkan gadis itu.

Raut wajah Jay mulai berubah serius dan menatap para sahabatnya itu.



Flashback

Jay baru saja dari cafe miliknya karena ia harus mengurus kendala disana, fyi cafe milik Jay buka 24 jam karena cafe itu sering digunakan anak muda untuk nongkrong, apalagi hari esok adalah hari libur jadi cafe sangat ramai malam ini.

Selepas menghantar Silva menuju rumahnya ia segera ke cafe itu, karena keberuntungan saat hujan Jay sudah sampai di cafe sehingga ia tidak kehujanan.

Jay sedikit berpikir tentang Jake dan Sheila yang pasti sedang kehujanan, padahal mereka berangkat dari rumah Jay bersama, namun karena jake dan Sheila harus mampir terlebih dahulu ke toko kue (Sheila yang sedang ingin cake strawberry).

Hari menjelang pagi, namun Jay belum memejamkan matanya sama sekali untuk tidur.

Hujan diluar sudah reda Jay segera pergi ke rumahnya.

Skip sampai rumah.

Netra Jay menangkap sunghoon yang sedang bersantai di sofa, namun ia tidak menemukan keberadaan heeseung.

Jay segera menghampiri sunghoon,"heeseung mana?" Tanya Jay.

"Kerumah Sheila" ucap sunghoon sambil menyesap rokoknya.

Jay pun mengangguk lalu ikut duduk di samping sunghoon.

"Btw gue gak lihat Jake?" Tanya sunghoon.

"Pulang paling" ucap Jay yang mulai menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa dan pria itu mulai memejamkan matanya.

Baru saja menuju alam mimpi namun Jay sudah diganggu oleh ponsel miliknya yang berdering.

"Gak dikenal" ucap sunghoon melirik ke arah ponsel milik Jay.
"Pinjol Lo?" Tanya sunghoon kepada Jay.

Sunghoon pun mendapat lemparan badan dari Jay dan tepat mengenai wajah tampannya.

Jay pun segera meriah ponsel itu, lalu menggeser tombol ke atas untuk  mengangkat panggilan.

"....."

"Baik saya akan kesana" ucap Jay mengakhiri panggilan.

"Ayo kerumah sakit" ucap Jay kepada sunghoon.

"Siapa yang lahiran?" Tanya sunghoon.

Jay pun melempar kembali bantal sofa ke wajah sunghoon.

"Ruang sakit bukan cuma tempat lahiran, udah ayo berangkat ini penting" ucap jay.

Dengan ogah ogahan sunghoon beranjak dari duduknya, lalu menyusul Jay menuju rumah sakit.
















































































































































TBC

strawberry and cigarettes •heeseung Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang