14. motoran

243 21 0
                                    

Udara yang dingin menerpa dua remaja berbeda gender yang sedang naik motor malam ini.

Sheila memajukan kepalanya yang tidak memakai helm, ia menjadikan bahu heeseung sebagai sandaran.

"Kok gue ngerasa seneng gini ya lihat Sheila bersandar di bahu gue" batin heeseung.

Sebuah senyum tipis terukir di wajah tampan heeseung meskipun senyuman itu tidak terlihat karena heeseung yang menggunakan helm full face, heeseung masih melirik arah spion motornya yang memantul wajah cantik Sheila dan rambutnya yang diterpa angin, belum lagi gadis itu bersandar di bahunya.

"Seung" panggil Sheila kepada heeseung yang menyetir motor, padahal heeseung menengok ke spion untuk melihat wajah cantiknya.

"Seung" tidak ada jawaban dari heeseung.

"Hee" panggil Sheila.

Sudah tiga kali dipanggil oleh Sheila tetapi heeseung tidak menjawab dan tidak menggubris, dengan sedikit kesal Sheila memukul punggung heeseung.

"Eh la kok dipukul sih!" Ucap heeseung yang baru menggubris Sheila.

Sheila tidak berhenti memukul punggung heeseung, karena takut jatuh dari motor, dari pada hal itu terjadi heeseung pun menghentikan motonya ke pinggir jalan.



Brum



Motor heeseung berhenti di tepi jalan raya, apakah Sheila berhenti memukuli heeseung? Tentu tidak.

"Aw la!" Heeseung menepis tangan Sheila yang memukulinya.

"Ih Lo nyebelin" ucap Sheila dengan kesal kepada heeseung.

"Lo kenapa mukul gue, gue lagi nyetir bahaya" ucap heeseung menoleh ke belakang ke arah Sheila yang berada di jok belakang motornya.

Dengan kesal, Sheila menuruni motor heeseung.

Heeseung memerhatikan Sheila yang terlihat sangat kesal itu.

"Gue baru sadar kalo dia marah bisa selucu ini" batin heeseung.

Heeseung melepas helmnya dan sedikit menyisir rambutnya yang berantakan ke arah belakang.

"Gue lagi ngambek juga malah sok kegantengan, tapi dia emang ganteng sih"batin Sheila.

Dengan melipat tangannya didepan dada Sheila memperhatikan gerak gerik heeseung yang menuruni motornya hingga pria itu berdiri di sampingnya.

"Kok malah ngambek?" Tanya heeseung dengan lembut kepada Sheila yang memanyunkan bibir.

Sheila menatap heeseung sinis,"Lo sih di motor geu panggil gak menggubris" ucap Sheila.

Heeseung pun menghela napas,"ya maaf gue gak dengar"

"Kok bisa Lo ngelamun ya? Jangan ajak gue naik motor kalo Lo nyetirnya ngelamun" ucap Sheila.

Heeseung tersenyum tipis, ia membatin andaikan gadis itu tau bahwa dirinya sibuk memandangi wajah cantiknya dari spion sendari perjalanan tadi.

"Gak gitu, intinya gue minta maaf deh ya?" Uacp heeseung kepada Sheila.

"Karena Lo baik dan udah berusaha buat hibur gue jadi gue maafin deh" ucap Sheila kepada heeseung.

"Beneran nih maafan ya" ucap heeseung mengulurkan tangannya ke Sheila.

Heeseung melotot terkejut, ia bingung kenapa dirinya malah memberikan uluran tangan ke gadis di hadapannya ini.

Sheila menatap uluran tangan yang heeseung beurkan untuknya, Sheila meyudahi gaya tangannya yang dilipat didepan dada, Sheila menjabat uluran tangan heeseung.

"Iya minta maaf" ucap Sheila menjabat tangan heeseung, jangan lupakan senyum manis di wajahnya.

Melihat Sheila tersenyum kepadanya seolah senyum itu menular kini heeseung ikut tersenyum ke arah Sheila.

Tangan mereka masih saja berjabatan, keduanya pun saling melempar senyum satu sama lain, manik mata keduanya kembali bertemu, heeseung merasa seolah mata Sheila ada sebuah percikan yang membuat heeseung tidak bisa menatap mata itu dalam waktu yang lama.

Heeseung pun memutus kontas mata mereka, dan menarik tangannya kembali, heeseung memalingkan wajahnya.

Heeseung kembali menoleh ke Sheila,"Lo kenapa manggil gue tadi?" Tanya heeseung kepada Sheila.

"Gue mau nanya kemana Lo mau bawa gue pergi?" Ucap Sheila.

"Jadi setelah kita muter-muter dari tadi Lo gak tau tujuan kita?"

Sheila menggelengkan kepalanya.

"Itu lah healing kita, kita motoran kek gitu dan menikmati udara dingin dan segara malam ini" ucap heeseung sambil merentangkan kedua tangannya dan menghirup udara malam.

"Udah jangan dihirup Mulu nanti kemasukan kunang-kunang nyala lagi hidung Lo" ucap Sheila mencibir hidung mancung heeseung.

Heeseung yang merasa sakit pada hidungnya pun menepis tangan Sheila yang berada di hidungnya itu.

"Sakit la" ucap heeseung kepada Sheila.

Sheila malah tertawa melihat heeseung yang mengelus hidungnya yang memerah.

"Tapi nih ya Seung gue itu gak tau caranya menikmati healing kayak gitu" ucap Sheila.

"Ini nih anak rumahan yang terlalu ambis dan rajin" ucap heeseung yang sudah tidak mengelus hidungnya meskipun hidungnya masih memerah.

"Makanya karena gue naka rumahan dan karena Lo baik hati ajarin gue caranya menikmati dong" ucap Sheila kepada heeseung.

"Oke, bagi gue kek gitu mah mudah" ucap heeseung.

"Yaudah ayo" ajak Sheila kepada heeseung.

Heeseung dan sheila pun kembali menaiki motor.

"Lo gak pake helm?" Tanya Sheila kepada heeseung yang mebikan standar dan menyalakan motor tetapi tidak memakai helm malah mengalungkan helm pada tangan.



























































TBC

strawberry and cigarettes •heeseung Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang