39. Jake

181 11 0
                                    

Flashback

Jake POV

Udara yang dingin setelah hujan, bau patrichor yang masuk ke hidung mancungnya.

Jake mengendarai motor miliknya melewati jalanan yang masih basah.

Hari ini adalah hari yang bahagia baginya, karena awal hari ini ia bertemu dan bersama dengan gadis yang ia cintai, Sheila.

Meskipun bahagia namun di dalam hatinya terdapat rasa ganjal, Jake masih ingin bersama Sheila, setelah menghantar gadis itu pulang ia merasa sangat berat untuk berpisah, ia masih ingin bersama gadis itu untuk hari ini.

Motor miliknya berhenti di depan sebuah cafe, Jake melepas helm yang ia kenakan lalu turun dari motor dan berjalan menuju ke dalam cafe.

"Satu americano" ucap Jake kepada gadis yang menunggu kasir itu.

Gadis itu mengangguk lalu memberitahu kepada barista untuk membuatkan americano untuk Jake.

Saat gadis itu membalik badan, ia terkejut dan heran karena Jake masih berdiri di sana.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya gadis itu kepada Jake.

Jake nampak sedikit bingung, namun akhirnya ia membuka suara.

"Boleh saya minta kertas dan meminjam bolpoin?" Tanya Jake.

Gadis itu mengangguk lalu mengotak-atik laci kasir untuk mencarikan apa yang Jake minta, setelah menemukan kertas dan bolpoin ia memberikannya kepada Jake.

"Makasih" ucap Jake sambil menerima sondoran kertas dan bolpoin itu.

Tanpa menunggu jawaban Jake segera pergi untuk duduk di salah satu meja yang berada di sana, semua meja masih kosong karena belum ada pembeli yang datang sepagi ini.

Jake memilih untuk duduk di pojokan, dari kaca transparan yang digunakan cafe ini, Jake bisa melihat secara langsung tanaman bunga yang berada diluar, bunga itu basah karena baru saja terguyur air hujan.

Tangan Jake mulai bergerak untuk menulis di atas kertas itu, dengan telaten dan fokus Jake menulis sebuah surat.

Gadis yang berada di kasir tadi datang ke arah jake dengan membawa nampan yang di atasnya terdapat  secangkir americano pesanan pria itu.

"Silahkan" ucap gadis itu saat  menaruh cangkir itu dihadapan Jake.

Jake tidak menjawab dan masih fokus untuk menulis suratnya, gadis itu pergi meninggalkan Jake.

Sesekali Jake menatap ke arah kaca untuk memberikan jedanya dalam menulis surat, Jake tersenyum mengamati bunga mawar berwarna pink yang sebelumnya ia lihat tadi, setelahnya Jake kembali fokus untuk menulis surat.

Tak berselang lama, surat yang ditulis Jake sudah jadi, Jake meminum americano pesanannya sambil membaca kembali surat itu, setelah minumannya habis Jake beranjak dari duduknya, ia mengeluarkan dompet dan meninggalkan dua lembar uang berwarna merah.

Pria itu berjalan menuju kasir dengan surat dan bolpoin di tangannya.

Jake menyerahkan bolpoin itu kepada gadis yang menjaga kasir tadi, dan gadis itu menerimanya dan menyimpannya kembali.

"Boleh saya minta bunga mawar warna pink itu" ucap Jake sambil menunjuk ke arah bunga mawar yang berada di luar cafe.

Gadis itu melihat ke arah tunjuk Jake,"mari saya bantu ambilkan" ucap gadis itu.

Keduanya berjalan menuju ke luar cafe, udara dingin kembali menerpa kulit putih milik Jake, Jake menatap ke arah gadis yang sedang memetik bunga mawar yang ia inginkan tadi.

Setelah berhasil memetik bunga mawar itu, gadis cantik itu menyerahkannya kepada Jake.

"Makasih" ucap Jake menerima bunga mawar itu.

Gadis itu mengangguk lalu pergi untuk masuk ke dalam cafe.

Jake memasukkan bunga mawar dan surat itu kedalam jaket yang ia kenakan, untung saja jaket itu sudah sedikit kering sehingga surat itu tidak akan rusak.

Jake menaiki Mogenya dan mengenakan helm full face miliknya, setelahnya ia menyalakan mesin motornya dan melaju meninggalkan cafe itu.

Jake kembali memutar arah untuk menuju ke rumah sheila, ia ingin melihat gadis itu untuk saat ini untuk menyerahkan bunga mawar berwarna pink tadi dan juga surat yang ia tulis.

Karena terlalu bersemangat tanpa sadar Jake melajukan motornya dengan kecepatan yang tinggi, jalanan yang masih basah karena air hujan kini airnya terciprat karena dilalui Jake.

Jake menatap ke arah gadis yang berada dihadapannya gadis itu hendak menyebrang, Jake kenal dengan gadis itu.

Karena terkejut Jake mengerem mendadak motornya yang melaju dengan kencang itu, sialnya jalan yang licin membuat motor Jake ambruk, meskipun sudah ambruk namun motor Jake masih menabrak aspal.

Saat motornya ambruk tubuh Jake berguling di aspal, meskipun sakit Jake mencoba untuk berdiri kembali, namun dari arah belakang terdapat sebuah truk yang melaju sangat kencang.

Jake yang baru berdiri pun terkejut karena mendengar bunyi bell truk yang sangat kencang, Jake menoleh ke arah suara.










Brak!













Bruk!
















Tubuh Jake terhempas ketika truk itu menabraknya, Jake kini terlentang di atas aspal yang masih dibasahi air hujan, bahkan kini aspal itu juga dibasahi oleh darahnya.

Helm full face masih terpasang di kepala miliknya, namun jika dilihat rahangnya mengeluarkan darah.

Mata milik Jake mulai sayu, ia menatap ke arah langit-langit yang mulai cerah, tubuhnya kini benar-benar berlumur darah.

Gadis yang tadi dilihat Jake kini pergi entah kemana, tidak ada kendaraan berlalu lelang, bahkan tidak ada seorang pun disana, kecuali supir truk dan truk yang dikendarainya tadi.

Karena merasakan sakit di sekujur tubuhnya Jake meringis matanya perlahan menutup, saat matanya menutup sempurna dari sudut matanya keluar air mata.

Flashoff













































































































































































































































TBC

strawberry and cigarettes •heeseung Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang