23. confes

220 12 0
                                    

Brak!

Sheila dan heeseung menoleh ke arah sumber suara ternyata itu vas bunga yang ada di atas meja jatuh dan membuat pecahan kaca dan bunga dari vas itu berserakan.

Sheila pun beranjak dari duduknya untuk membersihkan kekacauan itu, heeseung sedikit kesal karena tangannya yang berada di pinggang Sheila harus lepas dari sana.

Selagi Sheila mulai memunguti beling-beling itu, heeseung memerhatikan gadis itu dari arah sofa, ia tersenyum melihat Sheila yang telaten membersihkan beling itu.

Tanpa heeseung sadari Sheila ternyata sudah selesai membersihkan kekacauan itu dan kini gadis itu berjalan mendekati.

"Lo mau apa kesini?" Tanya Sheila saat sudah duduk di samping heeseung.

"G-gue mau ngajak Lo keluar" ucap heeseung sedikit gugup.

"Boleh aja sih, kalo gitu gue ganti baju dulu ya" ucap Sheila kepada heeseung.

Heeseung pun mengangguk, lalu Sheila beranjak dari duduknya dan menaiki tangga menuju kamarnya.

Tak berselang lama Sheila turun setelah mengganti bajunya, gadis itu menghampiri heeseung.

"Ayo" ajak Sheila kepada heeseung.

Heeseung pun bangkit dari duduknya dan berjalan bersama Sheila untuk keluar rumah.

"Lo mau ngajakin gue jalan kemana?" Tanya Sheila kepada heeseung yang menaiki Mogenya.

"Lo lihat aja nanti" ucap heeseung sambil memasang helm ke kepalanya.

Sheila pun naik ke atas motor heeseung, heeseung menyalakan mesin motor dan mulai meninggalkan rumah Sheila.


















































Malam ini Sheila sangat terkejut karena perilaku heeseung kepadanya, bagiamana tidak pria itu mengajaknya ke pantai dan dimana di  atas pasir pantai itu ada sebuah bunga yang di susun hingga membentuk 'love' di sekitarnya pun ada beberapa lilin yang menyala, bagi Sheila itu terlihat romantis.

Heeseung menatap Sheila yang berada di di sampingnya lalu ia menggenggam tangan Sheila dan mengajak gadis itu untuk berjalan menuju bunga-bunga itu.

Heeseung mengajak Sheila berdiri di tengah-tengah 'love' yang terbuat dari bunga-bunga itu.

Dibawah langit malam yang gelap dan benda langit malam ini, di terpa udara malam yang dingin, dan hening di hiasi suara ombak pantai pada malam itu, heeseung akan menyatakan perasaan kepada Sheila.

Heeseung menarik tangan Sheila untuk digenggam, dirinya menatap bulan dan bintang-bintang yang berada di langit, sedangkan Sheila bukan menatap bulan dan bintang-bintang, gadis itu justru menatap heeseung yang berdiri di sampingnya dan terus menggenggam tangannya.

Heeseung menarik napas untuk menghirup udara lalu ia memutar badannya ke samping untuk menghadap ke Sheila yang berdiri di sampingnya, Sheila pun sama halnya dengan Heeseung ia juga membalik badan dan menghadap ke heeseung sehingga keduanya saling berhadapan.

Heeseung menatap kedua tangannya yang saling berpautan dengan tangan Sheila, heeseung sangat grogi untuk mengucapkan sebuah kalimat.

"Gue suka Lo" ucap heeseung dengan sangat cepat.

Sheila yang menatap heeseung kini mengerutkan dahinya saat heeseung mengatakan sesuatu dengan sangat cepat.

"Lo ngomong apa tadi?" Tanya Sheila.

Heeseung tambah grogi untuk mengatakannya.

"Gue..." Heeseung menggantungkan ucapannya.

Sheila mendengarkan heeseung dengan seksama supaya dirinya bisa mendengar ucapan heeseung dengan jelas.

"Gue.."

"Iya Lo kenapa?" Tanya Sheila.










Cuittt










Dor!








Heeseung dan Sheila menatap ke atas dimana di langit-langit malam ada sebuah petasan yang sangat indah.

Sheila tersenyum sambil menatap langit, heeseung sedikit menghela napas karena ia mendapatkan jeda untuk bernapas lega.

Sheila merasa senang melihat petasan yang menghiasi langit malam ini, namun di satu sisi dirinya Dejavu dengan Jake, ia mengingat saat dirinya dan Jake diner untuk merayakan anniversary mereka.

Heeseung menatap Sheila yang melamun tangan heeseung terulur untuk memegang pundak gadis itu, Sheila sedikit terkejut karena merasa pundaknya dipegang oleh seseorang, ia pun menoleh ke samping dan mendapati heeseung yang menyentuh pundaknya.

"Lo kenapa ngelamun?" Tanya heeseung kepada Sheila.

Sheila pun menatap heeseung dan menggeleng kepalanya sambil tersenyum ke arah pria itu.

"Oh iya Lo mau ngomong apa?" Tanya Sheila sambil menatap heeseung.

"Gue.."

Sheila menatap heeseung dengan serius kali ini karena tidak ingin tambah penasaran karena terus mendapatkan jeda saat heeseung akan mengatakan sesuatu.

"G-gue suka sama Lo" ucap heeseung.

Sheila mengernyitkan dahinya,"Suak sebagai?" Tanya Sheila kepada heeseung.

"Sebagai gadis yang mengisi hati, dan sosok wanita yang ku cintai setelah ibuku" ucap heeseung.

Sheila tidak mengira sosok heeseung yang bar-bar ternyata bisa menyatakan perasaannya, apalagi heeseung menyatakan itu kepada dirinya dimana mereka saling mengejek satu sama lain bahkan enggan untuk akur.

Jujur saja Sheila belakang ini juga merasakan hal sama saat bersama heeseung, ia merasa lebih peduli dan sangat nyaman bersama pria itu.

"Dan gue mau Lo menerima perasaan gue, dan kita pacaran" ucap heeseung kepada Sheila.

Sheila nampak diam dan berpikir,"kok Lo bisa suka kek gue? Ini nyata kan? Bukan taruhan?" Tanya Sheila kepada heeseung.

Heeseung menggelengkan kepalanya,"gue serius suka sama Lo, gue pengen kita pacaran, Lo mau kan?" Tanya heeseung kepada Sheila.

"Gue butuh waktu untuk menjawab" ucap Sheila yang sedang bimbang karena di satu sisi ia merasa nyaman dengan heeseung hamun mengingat baru kemarin ia dan Jake putus lalu tiba-tiba saja ia mempunyai pacar dan itu adalah heeseung sahabat Jake? Apa kata Jake yang menjadi mantannya nanti.

"Gue siap nunggu jawaban dari Lo" ucap heeseung kepada Sheila.

Sheila tersenyum ke arah heeseung dan heeseung juga membalas senyuman itu, heeseung merasa lega karena sudah menyatakan perasaannya begitu juga Sheila yang menyimpan perasaan kepada heeseung, gadis itu juga lega karena perasaan itu tidak hanya ada pada dirinya saja.

















































































TBC

strawberry and cigarettes •heeseung Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang