45. gelap

186 14 0
                                    

Kelima remaja itu sudah sampai di parkiran sekolah, disana tersisa tiga motor yang bukan lain milik ketiga pria itu, saat ke sekolah Sheila dan Silva memakai taksi.

Suasana luar masih gelap, namun tak segelap didalam karena diluar maish disinari oleh sinar bulan.

"Udah dong lepas, kasihan Sheila" ucap heeseung kepada sunghoon dan Silva yang masih memeluk Sheila.

Heeseung sedikit menarik lengan sunghoon supaya melepas pegangannya pada lengan Sheila, sedangkan Silva melepas sendiri pegangan itu.

"Udah jangan dipeluk-peluk Sheila nya, nanti ada yang cemburu" ucap Jay mengkode para sahabatnya.

Heeseung menatap ke arah sunghoon dengan tatapan tajam dan sengit, karena suasana gelap tidak ada yang bisa melihat wajah gemas pria satu ini saat sedang cemburu seperti itu, apalagi bibirnya yang manyun minat dikucir.

"Kita pulangnya gimana? Gue takut sendirian" ucap sunghoon.

"Sumpah Hoon Lo kok penakut sih" ucap Jay kepada sunghoon.

"Lo juga penakut asal Lo lupa, cuma ketutup wajah sok sangar Lo aja" ucap sunghoon.

"Udah jangan nyalahin kenapa" ucap Silva kepada kedua sahabatnya itu.

Sheila menatap langit malam yang tidak terdapat bintang, bintang-bintang yang biasanya bersinar itu tertutup awan.

"Kayaknya mau hujan deh" ucap Sheila menatap para sahabatnya.

"Gak enak kalo hujan malam-malam" ucap Silva.

"Karena hujan, kalian nginep dirumah gue aja gimana?" Tanya Jay menawari para sahabatnya itu.

"Boleh sih, lagian rumah Lo lebih dekat dari sini daripada kita-kita" ucap heeseung.

"Yaudah kita ke rumah Jay sekarang aja, sebelum hujan" ucap Silva.

Mereka pun mengangguk lalu beranjak menaiki motor, sunghoon membonceng Silva, Jay sendiri, sedangkan heeseung bersama Sheila.

Mereka sudah menaiki motor masing-masing dan sudah siapa melaju, namun belum dengan Heeseung yang meraba-raba kantong celananya.

Sheila menatap heeseung dengan tatapan bingung, heeseung pun juga bingung.

"Lo kenapa?" Tanya Sheila kepada heeseung.

"Kunci motor gue ilang" ucap heeseung.

Ketiga sahabatnya juga mendengar apa yang dikatakan heeseung.

"Kok bisa?" Tanya Silva.

"Kayaknya jatuh dilorong" ucap heeseung.

"Kalian duluan aja" ucap heeseung kepada mereka lalu berlari meninggalkan para sahabatnya untuk kembali memasuki gedung sekolah.

"Seung" ucap Sheila yang memanggil heeseung, dirinya khawatir dengan pria itu, apalagi tadi ada sosok misterius yang memasuki sekolah, ia takut heeseung diapa-apakan oleh orang itu.

"Shel kita duluan aja yuk" ajak Silva kepada Sheila.

"Heeseung bakalan balik nanti, kita duluan aja" ajak Jay.

Sheila menatap ke arah mereka,"gue gak bisa ninggalin heeseung" ucap Sheila yang berlari memasuki gedung sekolah.

"Sheila!" Ucap Silva meneriaki sahabatnya yang juga masuk ke gedung itu.

"Kita duluan aja, udah mau hujan" ucap sunghoon kepada Jay.

Jay menggangguk, ia tidak terlalu khawatir dengan Heeseung karena pria itu pandai dalam bela diri dan juga orang yang sangat teliti dan berhati-hati, namun ia khawatir kepada Sheila, bagaimana jika gadis itu tidak bertemu dengan Heeseung?

"Jay, ayo" ucap Silva membuyarkan lamunan Jay.

Mereka pun menyalakan motor dan pergi meninggalkan sekolah yang gelap gulita itu, juga heeseung dan Sheila yang berada di sana.










































Heeseung berjongkok untuk mengambil kunci motornya yang berada di lantai, ia lantas mematikan senter hpnya, ia berdiri dan membalik badannya.

"Heeseung!" Teriak Sheila yang berlari menghampiri heeseung.

Heeseung menatap Sheila yang berlari tergesa-gesa dan terlihat khawatir itu.

Sheila sampai dihadapan heeseung, napasnya ngos-ngosan, tangannya berada di lutut untuk menopang tubuh.

"Hey kamu kenapa?" Tanya heeseung, ia memegang punggung Sheila.

"Gue khawatir sama Lo" ucap Sheila yang berdiri menatap heeseung.

"Astaga, gue gapapa kali shel" ucap heeseung kepada Sheila.

Sheila menyengir ke arah heeseung,"gue takut aja Lo diapa-apain sama orang misterius" ucap Sheila.

Heeseung terkekeh melihat Sheila yang terlihat khawatir padanya, itu menandakan bahwa ia berarti bagi gadis itu.

"Yaudah, kita susul yang lain ke rumah Jay yuk, sebelum hujan" ajak heeseung kepada Sheila.

Mereka pun kembali berjalan menuju parkiran, meskipun keadaan gelap gulita.

"Maaf ya gak pake senter hp, hp gue tiba-tiba lowbat" ucap heeseung.

"Gapapa, hp gue juga lowbat kok" ucap Sheila.

Secara tiba-tiba Sheila refleks memeluk tubuh heeseung yang berdiri di sampingnya, saat kilat menyambar disusul suara petir yang keras.

"Seung gue takut" ucap Sheila yang berada di pelukan heeseung.

Heeseung mematung dan mendiami Sheila yang memeluknya, ia terkejut karena bunyi petir itu, namun ia lebih terkejut saat Sheila tiba-tiba saja memeluknya dengan erat seperti ini.

"U-udah gak ada kok, kita jalan aja ya" ucap heeseung dengan gugup, karena jantungnya berdetak lebih kencang, ia juga malu kalau Sheila menyadari detak jantungnya yang berdetak kencang seperti itu.

Sheila melepas pelukannya kepada heeseung, kini ia beralih memeluk lengan heeseung.

Heeseung tidak mempermasalahkan hal itu, ia tau Sheila masih takut. Mereka pun lanjut berjalan dengan Sheila yang memeluk lengan heeseung dengan erat.

Meskipun gelap, untung saja heeseung menghapal jalan menuju parkiran.


































































































































































































































TBC

Udah sampai sini nih, btw kalian mikir kalo cast Sheila itu siapa? Silva juga siapa? Bagi pendapat ya dikolom komen!

strawberry and cigarettes •heeseung Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang