Sendari pagi hujan tidak berhenti mengguyur bumi, langit tidak cerah, matahari tidak seterik biasanya.
Namun setelah Jake dikebumikan guyuran air hujan pun reda, meskipun udara masih terasa dingin dan lembab, matahari juga belum secerah biasanya.
Didepan Sheila terdapat gundukan tanah yang basah, terdapat karangan bunga di atasnya, sendari tadi gadis itu tidak berhenti menangis sambil menatap gundukan tanah itu.
Baru beberapa jam yang lalu Jake dikebumikan, orang-orang juga meninggal tempat itu, kecuali keempat remaja yang masih belum menerima kepergian sahabatnya.
Heeseung berjongkok disamping Sheila, pria itu membawa Sheila kedalam dekapannya, membiarkan gadis itu menangis disana.
Jay dan sunghoon juga sangat terpukul, keduanya berdiri di samping Sheila dan heeseung yang sedang berjongkok itu, keduanya menundukkan kepala menatap ke tanah, tangannya pun di depan dada, meskipun begitu mereka memang benar-benar terpukul, kantung mata keduanya pun terlihat membengkak.
Sheila manumpahkan rasa sedih dan air matanya dalam dekapan heeseung, sebenernya heeseung sama terpukulnya dengan mereka namun ia tidak menangis, air mata tidak akan membuat jake kembali lalu untuk apa ia melakukan hal itu? Itulah yang heeseung pikirkan.
Dari kejauhan, terdapat sosok gadis cantik yang menatap ke empat sahabatnya dari balik pohon yang berada di pemakaman itu, sendari makan gadis itu tidak berhenti menangis, sekarang dunianya hancur, kehilangan sosok yang ia cintai dan kehilangan sahabat yang selalu ada untuknya, ia menyesali perbuatannya semalam yang menyalahgunakan Sheila, ingin meminta maaf? Ia gengsi.
Sepulang dari acara pemakaman Jake, keempat remaja itu pulang untuk beristirahat, dan sore ini keempatnya berada di pantai.
Keempat remaja itu berdiri menghadap ke arah matahari yang mulai tenggelam, dan dikelilingi awan berwarna oranye.
Sheila, gadis itu memeluk tubuhnya sendiri karena angin sore yang lumayan kencang dan dingin menerpa tubuhnya.
Air mata mengalir dari kelopak matanya, setetes demi setetes membasahi pipinya, wajahnya pun kembali memerah karena terus terbayang dengan Jake, Sheila mengingat persisi bagaimana dirinya dan Jake mengakhiri hubungan keduanya, lebih tepatnya mengubah status dari pacaran menjadi sahabat.
Meskipun Jake tidak lagi bisa untuk di ajak bicara, tidak lagi bisa dilihat, tidak lagi bisa di ajak bercanda riya, namun pria itu akan selalu dikenang oleh mereka, terutama Sheila.
"Gue gak nyangka, sekarang tinggal kita berempat" ucap sunghoon dengan nada lirih, wajah putih milik pria itu juga memerah karena menangis.
"Ini bukan akhir dari persahabatan kita kan?" Tanya Jay yang kondisinya sama seperti sunghoon sama yang lainnya.
Suara isakan Sheila terdengar semakin jelas, bahkan ia berjongkok dan menutupi wajahnya itu, sendari tadi gadis itu berusaha menyembunyikan tangisannya, namun ia gagal.
Ketiga pria itu langsung memandangi ke arah gadis yang sedang berjongkok dan menyembunyikan wajahnya, mereka panik lalu mendekati gadis itu dan berusaha menenangkannya.
Ketiganya berjongkok mengelilingi Sheila yang sedang menangis, heeseung mengelus punggung gadis itu.
"Shel, lo jangan nangis ya? Kita jadi panik, kita ikut sedih kalo Lo sedih terus" ucap sunghoon kepada Sheila.
"Gue tau Lo merasa kehilangan, tapi kita juga merasakan hal yang sama kayak Lo kok, gue juga pengen nangis, tapi setelah di pikir-pikir kalo nangis Jake bisa balik? Gak akan." ucap heeseung kepada Sheila.
Sheila masih saja menangis dan mendiamkan ketiga sahabatnya itu, posisinya pun masih sama.
"Kita harus bisa tanpa Jake, kita buktikan ke dia kalo kita akan tetap bahagia, dengan begitu Jake pasti juga ikut bahagia melihat kita dari atas sana, apalagi Lo, cewek terakhir yang dicintai dalam hidupnya kali ini" ucap Jay.
Heeseung sedikit terdiam mendengar ucapan Jay, entah ia merasa bahwa para sahabatnya menginginkan Sheila dengan Jake meskipun Jake sudah tiada.
Tangan heeseung masih menepuk punggung sempit milik Sheila supaya tangisan gadis itu mereka, namun tangan heeseung segera menyingkir dari punggung itu saat Sheila mengangkat punggungnya juga kepalanya, dan menatap ke arah sahabatnya satu persatu.
Sheila sedikit mendongak dan memandang langit-langit, lalu tangannya mengusap air mata yang membasahi wajahnya itu, setelahnya gadis itu memandang ke arah para sahabatnya lalu tersenyum tipis untuk menandakan bahwa ia baik-baik saja.
"Gue gapapa" ucap Sheila sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Meskipun gadis itu berucap seperti itu, namun ketiganya peka bahwa sebenarnya ia sedang tidak baik-baik saja.
Senyuman yang ia berikan kepada ketiga sahabatnya itu adalah kepalsuan, senyum itu terlihat begitu pedih, siapapun yang melihatnya juga akan merasakan ternyanyat hatinya.
"Gue tau, mungkin saat ini Lo bisa pura-pura, tapi gue harap suatu saat nanti Lo akan kembali tulus seperti dulu" ucap heeseung kepada Sheila.
Sheila menggangguk.
"Gue capek, kita pulang yuk? Pasti kalian capek juga kan?" Ucap Sheila kepada mereka.
Ketiganya mengangguk, lalu mereka beranjak dan pergi dari pantai tersebut.
Pantai yang sama dengan pantai tempat Sheila dan Jake mengganti status dahulu, juga pantai yang sering Sheila dan para sahabatnya itu datangi untuk menonton mata hari terbenam.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
strawberry and cigarettes •heeseung Enhypen
RomanceSheila gadis judes, galak, pecinta strawberry, dan wakil ketua OSIS, dengan Heeseung badboy, jail, bandel, perokok, dan membuat Sheila darah tinggi setiap hari. Sering sekali bertengkar dan jarang akur, namun keduanya malah terlibat perasaan, hingga...