17. sahabat

224 24 0
                                    

"Jake gue..." Sheila menggantungkan ucapannya.

"Kamu kenapa hm?" Ucap Jake sambil menatap Sheila tetapi tangannya masih setia berada di atas kepala gadis itu.

"Gue udah gak mau mengulang lagi sama Lo" ucap sheila.

Jake mematung, tangannya yang berada di atas kepala Sheila kini ia turunkan, dirinya menatap kosong ke arah gadis yang berada dihadapannya itu.

"Gue udah ada orang lain" ucap Sheila.

"Secepat itu? Baru beberapa jam kita udahan shel" ucap Jake kepada Sheila.

"Kamu aja cepet berubahnya masa aku juga gak cepet buat nyari pengganti" ucap Sheila menyindir Jake.

Jake merasa tersinggung atas ucapan Sheila tapi gadis itu ada benarnya juga.

"Siapa penggantinya?"

"Lo akan tau kalo udah waktunya" ucap sheila.

Jake pun hanya mengangguk kepala jangan lupakan dirinya yang terlihat sangat sendu dan menyedihkan.

Sebenernya hati sheila merasa tidak tega melihat jake seperti itu, tapi Jake selalu tega untuk menyakitinya.

"Tapi kita bisa kan jadi teman? Sahabatan?" Tanya Jake kepada Sheila.

"Sampai kapanpun kita sahabat" ucap Sheila.

Jake pun tersenyum ke arah Sheila.

Tangan Jake memasuki kantong hoddie yang digunakannya Sheila melihat ke arah tangan Jake, sepertinya pria itu sedang merogoh sesuatu, setelah mendapatkan apa yang ia cari dikantongnya Jake segera mengeluarkan benda itu dan mendekatkannya ke arah Sheila.

"Makasih ya cincinnya, ini aku kembalikan" ucap Jake yang menarik tangan Sheila dan memberikan cincin itu di telapak tangan Sheila.

Sheila menatap cincin yang berada di tangannya, itu adalah cincin yang pernah ia berikan kepada Jake saat memperingati satu tahun mereka jadian.

Meskipun backstreet tapi Jake dan Sheila masih menyimpan cincin itu hingga saat ini, saat dimana hubungan mereka berakhir.

Sheila selalu memakai cincin itu berbeda dengan Jake yang selalu menyimpan cincin itu dan tidak pernah lagi memakainya, bahkan Sheila mengira Jake tidak lagi menghargai pemberiannya.

Sheila menarik tangan Jake, dirinya memasangkan cincin itu pada jari manis Jake, Jake yang diperlakukan seperti itu pun merasa bingung dan menatap Sheila penuh pertanyaan.

"Kalau dulu kita pakai ini sebagai tanda kita pacaran, sekarang kita pakai cincin ini sebagai tanda persahabatan kita" ucap Sheila.

Sheila mengangkat tangannya dan tangan heeseung lalu di arahkan menghadap air hujan, tangan mereka berjajaran, momen ini sama persis seperti saat mereka pertama kali memakai cincin ini.

Air mata Jake jatuh, ia merutuki kesalahannya sendiri, bagaimana bisa ia menyia-nyiakan wanita seperti Sheila? Itu adalah hal terbodoh dalam hidupnya.

Sheila yang mendengar isakan kecil kini menoleh ke arah Jake dan melihat pria itu sedang menangis tanpa suara dan hanya terdengar sebuah isakan kecil, jujur saja Sheila juga belum ikhlas mengakhiri hubungannya dengan Jake, namun ia sudah terlanjur dilanda rasa kecewa.

Tangan Sheila terulur mengusap air mata yang berada di pipi pria itu, Jake menatap Sheila yang menghapus air matanya, dari jarak mereka yang tidak terlalu jauh memudahkan Jake untuk memeluk Sheila, dan benar terjadinya dirinya membawa Sheila kedalam dekapannya.

Jake mendekap Sheila dengan erat seolah tidak membiarkan gadis itu pergi darinya, namun Jake telat pada akhirnya gadis itu sudah tidak lagi menjadi gadisnya.

"Aku akan selalu cinta sama kamu, bagiamana pun dan apapun yang terjadi" ucap Jake dengan isakan.

Sheila merasakan rasa nyaman saat Jake mendekapnya, dekapan itu sama hangatnya dengan dekapan yang Jake berikan waktu mereka berpacaran dulu.

"I love you Jake" batin Sheila.

Sheila membalas pelukan yang Jake berikan, hingga mereka kini saling berpelukan dan berbagi kehangatan.

Hidung Jake mencium surai milik Sheila, meskipun basah tapi Jake bisa mencium aroma khas gadis itu yaitu aroma strawberry.

Dair banyaknya parfum yang pernah Jake cium tapi aroma parfum strawberry milik Sheila lah yang selalu membuat candu dan merasa melayang.

Jake dan Sheila melepas pelukan mereka, keduanya saling menatap dan melempar senyum, bukan senyum bahagia tetapi senyum yang terasa sangat pedih belum lagi mata keduanya yang berkaca-kaca.

"Makasih ya shel udah ada buat akh" ucap Jake kepada Sheila, dirinya menatap lekat manik gadis itu.

"Aku juga mau makasih karena kamu aku bisa merasakan bahagia yang mungkin jarang aku temui saat aku bersam orang lain" ucap Sheila.

Jake mengangguk dan menatap manik lekat milik Sheila.

Seolah mewakili perasaan mereka, ketika mereka sedang sedih tadi airnya turun, tapi ketika mereka kembali bahagia air hujan itu kembali reda, hingga hujan benar-benar sudah reda.



Brum





Sheila dan Jake menoleh ke arah heeseung yang datang dengan membawa diligen berisi BBM untuk di isi ke motornya.

"Sorry lama, luamayan ngantri tadi" ucap heeseung yang berjalan menghampiri Jake dan Sheila yang berdiri menatapnya.

"Sans aja Seung, hujan juga udah reda" ucap Jake.

Heeseung pun mengembalikan kunci motor itu kepada Jake,"thanks Jake" ucapnya kepada Jake.

Jake pun tersenyum,"kalo gitu gue duluan" pamit Jake.

Heeseung pun mengangguk.

Sebelum pergi Jake menoleh ke arah Sheila yang berdiri disampingnya,"jaga kesehatan wakil ketua OSIS gue" ucap Jake.

Sheila hany tersenyum lalu mengacungkan kedua jempol ke arah Jake.

Jake berjalan menuju motornya dan menjalankannya motor itu untuk pergi meninggalkan kedua sahabatnya.



























































TBC

strawberry and cigarettes •heeseung Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang