46. kehangatan

186 12 0
                                    

Heeseung menghentikan motornya di sebuah halte yang tak jauh dari sekolahan saat air hujan mulai membasahi tanah.

Sheila dan heeseung segera berlari untuk berteduh, hujan turun dengan deras membuat keduanya kedinginan.

Sheila mengeratkan pelukannya pada diri sendiri, heeseung menatap ke arah Sheila yang berdiri di sampingnya, ia merasa iba terhadap gadis itu karena hanya mengenakan baju lengan panjang yang tidak begitu tebal, bahkan baju itu terlihat basah.

Heeseung melepas jaket yang ia kenakan, jaketnya berbahan kulit dan anti air sehingga tidak terlalu basah terguyur air hujan.

Tangan heeseung bergerak menempelkan jaket itu ke punggung Sheila, gadis itu terkejut lalu menoleh ke samping dimana heeseung sedang menaruh jaket itu ke punggungnya.

"Biar gak kedinginan" ucap heeseung kepada Sheila.

Sheila tersenyum tipis ke arah heeseung.

Lampu yang berada di halte itu menyala, bahkan lampu jalan yang lain ikut menyala.

Kini cahaya menyinari heeseung dan Sheila yang sedang bertatapan, manik keduanya dipertemukan dengan jelas, bahkan senyuman hangat yang saling mereka berikan.

Adegan keduanya usai saat petir kembali menyambar dengan suara yang keras.

Keduanya menatap ke arah jalanan yang diguyur hujan, bukannya mereda hujan malah semakin deras mengguyur bumi.

Heeseung menoleh ke arah Sheila,"maaf, kayaknya kita jadi gini gara-gara aku" ucap heeseung yang merasa bersalah.

Sheila menatap ke arah heeseung, ia prihatin dengan kondisi heeseung saat ini, seragam sekolahnya sedikit basah, telinganya yang memerah bahkan kulitnya juga memerah karena kedinginan, namun Sheila juga terpesona melihat heeseung yang sangat tampan saat rambutnya sedikit basah.

"Sheila" panggil heeseung yang membuyarkan lamunan Sheila.

"I-iya?" Tanya Sheila.

Heeseung menatap manik Sheila, pandangan keduanya kembali bertemu, mereka saling menatap serius.

"Lo mau jadi pacar gue?" Tanya heeseung.

"Hah?"

"Maaf kalo lancang, tapi gue nyaman sama Lo, gue mau serius, waktu itu gue ngajak Lo jadian saat gue mabuk kan? Itu gak menunjukkan keseriusan, dan karena gue sedang sadar kayak gini, ini saatnya gue ngajak serius" ucap heeseung.

Sheila masih menatap heeseung dengan tatapan penuh pertanyaan.

"Maaf, harusnya gue gak ngomong kayak gini, mungkin menurut Lo gue mengambil kesempatan dalam kesempitan karena mau ngajak Lo pacaran saat Jake meninggal" ucap heeseung.

Respon Sheila masih sama, ia hanya diam menatap heeseung, ia bingung harus menjawab apa, ia bisa melihat keseriusan dalam diri heeseung, namun ia tidak tega untuk menjalin hubungan dengan Heeseung disaat ia belum bisa melupakan Jake, yang sekarang menjadi masa lalunya.

Keheningan menyelimuti keduanya, hanya suara hujan yang terdengar, Heeseung masih diam karena menunggu jawaban dari sheila, ia juga bergelut dengan pikirannya sendiri karena bisa jatuh cinta dengan gadis yang berada di hadapannya. Sedangkan Sheila diam untuk menimbang keputusannya.

"Seung" panggil Sheila.

Heeseung yang tadinya menundukkan kepala, kini mendongak menatap gadis yang memanggilnya itu.

"Gue ngerasa nyaman sama Lo, tapi gue takut Seung" ucap sheila.

"Lo takut kenapa? Gue bakalan jagain Lo shel" ucap heeseung dengan nada lembut, ia menggenggam kedua tangan Sheila.

"Bukan itu, gue takut Lo gak bahagia" ucap Sheila menatap lekat heeseung.
"Jake my first love, Lo tau kan first love itu gimana? Gue masih sayang sama dia, tapi di satu sisi gue nyaman sama Lo" ucap Sheila.

Heeseung diam mendengar penjelasan gadis itu, ia mengerti bagaimana perasaan Sheila saat ini.

"Gue bakalan nungguin Lo selesai sama masa lalu Lo" ucap heeseung kepada Sheila.

Sheila menatap heeseung dengan tatapan tidak percaya.

"Itu gak gampang, gue takut Lo kecewa dan benci sama gue" ucap Sheila.

"Mustahil Sheila" ucap heeseung.
"Bagiku mustahil untuk membenci orang yang benar-benar kita sayangi, itu adalah hal yang sangat berat" lanjutnya.

Sheila diam, ia benar-benar dibuat membeku dengan ke seriusan yang heeseung berikan kepadanya.

"Lo mau nungguin gue?" Tanya Sheila.

Heeseung menggangguk,"bahkan gue akan bantuin Lo" ucap heeseung.

"Tapi...."

"Gue harap Lo mau menerima bantuan itu, kita berjuang sama-sama untuk hubungan ini" ucap heeseung mengelus surai panjang sheila yang sedikit basah itu.

Sheila mengangguk.

Heeseung kini menarik Sheila kedalam dekapannya.

Sheila memeluk pinggang heeseung,"Seung, gue kangen Jake" lirih Sheila yang bisa didengar heeseung.

Kalimat yang sedikit menyayat hati, namun heeseung sadar bahwa ia tidak akan bisa mengantikan posisi Jake di hati Sheila, meskipun mereka akan berpacaran nantinya, namun menggantikan posisi Jake tidaklah mungkin.

Sheila merasakan kenyamanan dan kehangatan di dalam dekapan heeseung, ia merasa tidak tega membuat pria sebaik heeseung menunggu sosok gadis yang belum selesai dengan masa lalunya.

"Iya, gue juga kangen Jake" ucap heeseung kepada sheila, ia menaruh dagunya di atas kepal gadis itu.

Mereka menyalurkan kehangatan sebuah dekapan saat ini, bahkan derasnya hujan dan dinginnya udara tak bisa menghentikan kehangatan yang tercipta di antara mereka.

































































































































































































TBC

strawberry and cigarettes •heeseung Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang