35. jujur

178 12 0
                                    

Jay dan sunghoon yang baru sampai rumah sakit segera mengahampiri meja administrasi untuk mencari keberadaan Jake.

"Jake tenggara" ucap Jay kepada perawat.

"Pasien kecelakaan dan dibawa ke rumah sakit sekitar setengah jam yang lalu, sekarang masih ditangani di ruang ICU" ucap perawat itu.

"Makasih" uacp Jay lalu pergi untuk mencari ruang icu di ekori sunghoon.

Jay dan sunghoon sudah menunggu sedari tadi, namun dokter yang menangani Jake belum juga keluar dari ruang ICU, hal tersebut membuat Jay dan sunghoon semakin khawatir dengan kondisi sahabatnya itu.

"Geu mau kasih tau ke Sheila dulu" ucap sunghoon kepada Jay.

Jay menggangguk.

Sunghoon bangkit dari duduknya meninggalkan Jay dengan perasaan panik dan diselimuti kekhawatiran.

Flashoff

Sheila terisak di pelukan heeseung, sendari tadi ia memikirkan Jake.

Seorang dokter membuka pintu, atensi mereka beralih kepada dokter yang beru keluar dari ruangan tersebut.

Sheila dan yang lain segera bangkit dan mengerumuni dokter itu.

"Apa ada keluarga pasien disini?" Tanya dokter itu, menatap satu persatu dari mereka.

Mereka semua diam.

Sheila mengangkat sedikit tangan kanannya,"saya pacarnya" ucap Sheila.

Mereka semua terkejut mendengar ucapan gadis itu, terutama heeseung.

"Baiklah mari ikut saya" ucap dokter itu yang berjalan pergi di ekori Sheila.

Mereka semua menatap kepergian Sheila dan dokter.

"Gue gak nyangka ternyata Sheila sama Jake pacaran" ucap Silva kepada mereka yang masih berdiri mematung.

"Tapi mereka deket juga sih dari dulu" ucap sunghoon kepada Silva.

Silva pun menggangguk.

Heeseung duduk di kursi, perasaannya campur aduk mendengar ucapan Sheila barusan yang terus berputar di pikirannya.

Sebagai sahabat yang peka, Jay menghampiri heeseung lalu menepuk pundak pria itu, namun heeseung tidak memperdulikannya, ia terus memikirkan tindakannya yang mencintai Sheila, pacar Dair sahabatnya sendiri.

















Sheila duduk di kursi depan meja kerja sang dokter, sedangkan dokter itu duduk dan menatap Sheila dengan wajah yang serius.

"Kamu tau pacar kamu kena kanker paru-paru?" Tanya dokter tersebut.

Sheila mengangguk kan kepalanya pelan,"iya" ucap nya lirih.

"Sebenernya ia bisa bertahan hidup selama kurang lebih dua bulan lagi" ucap dokter itu.

Sheila hanya menunduk dan mendengarkan penjelasan dari sang dokter.

"Baru saja ia mengalami kecelakaan yang cukup parah, dia sekarat hidupnya tidak lama lagi, kami pihak rumah sakit memasang alat penopang hidup untuknya, meksipun kami tau kemungkinan ia hidup lebih panjang hanya 5%" ucap dokter tersebut.

Seolah pendengarnya tuli, Sheila kembali meminta penjelasan kepada dokter tersebut,"maksudnya?" Tanya Sheila, ia mulai mengangkat dagunya dan menatap dokter yang berada di hadapannya.

"Pacar mu gak akan bisa hidup lebih lama lagi, maaf tapi kami mencoba semaksimal mungkin, tapi kenyataannya memang seperti itu" ucap dokter itu.

Sheila diam mematung mendengar hal tersebut, bagaimana bisa ini terjadi kepada Jake.

"Apakah tidak ada cara lain?" Tanya Sheila.

Dokter tersebut menggeleng dengan wajah yang sendu.

























Dengan lemas Sheila melangkahkan kakinya untuk mendekati para sahabatnya yang tengah duduk di kursi depan ICU.

Mereka terkejut melihat wajah cantik milik Sheila semakin pucat, bahkan gadis itu terlihat tidak bertenaga.

Sheila kehilangan kesadarannya, gadis itu pingsan secar tiba-tiba, membuat para sahabatnya itu pun terkejut dan beranjak menghampirinya yang tergeletak di lantai.

"Biar gue aja" ucap heeseung yang sudah menggendong tubuh mungil Sheila aka bridal style.

Heeseung segera berjalan sambil menggendong Sheila menuju ke ruang periksa, Silva mengikuti heeseung karena ia khawatir dengan kondisi sahabatnya.

Kini tersisa Jay dan sunghoon didepan ruang ICU.

"Kayaknya gue haru ketemu dokter" ucap Jay kepada sunghoon.

"Gue jagain Jake disini" ucap sunghoon.

Jay pun mengangguk lalu berjalan pergi meninggalkan sunghoon didepan ruang ICU.


























Heeseung dan Silva berdiri di dekat ranjang yang Sheila tiduri, keduanya memerhatikan dokter yang memeriksa kondisi sahabatnya itu.

"Gimana kondisinya?" Tanya heeseung kepada dokter yang selesai memeriksa Sheila.

"Demamnya cukup tinggi, sepertinya dia juga mempunyai beban pikiran yang membuat dia terus pusing" ucap dokter tersebut.

"Beban pikiran?" Gumam Silva yang dapat didengar oleh heeseung dan sang dokter.

"Iya, dan saran saya kalian harus menguatkannya, dengarkan ceritanya dan berikan saran yang paling baik" ucap dokter tersebut.

Heeseung dan Silva menggangguk secara bersamaan kepada dokter tersebut.

"Saya permisi" ucap dokter tersebut lalu berjalan pergi meninggalkan heeseung, Silva, dan Sheila yang sedang tidak sadarkan diri.

Heeseung berjalan mendekati Sheila yang berada di atas ranjang.

Silva menatap ke arah keduanya,"gue mau ke sunghoon sama Jay dulu ya, nanti gue kesini lagi" ucap suka kepada heeseung.

Heeseung menatap Silva lalu menganggukkan kepalanya.

Silva berjalan mendekati heeseung, lalu ia menepuk pundak heeseung perlahan.

"Titip Sheila" ucap Silva lalu berjalan meninggalkan ruangan dan menyisakan heeseung dan Sheila di ruangan itu.


































































































TBC

strawberry and cigarettes •heeseung Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang