29. perasaan

220 12 0
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi namun keempat pemuda belum berhasil membujuk teman mereka yang keras kepala itu.

"Ayo Seung pulang" ajak Jay kepada heeseung yang masih berlutut di depan Sheila.

"GAK! GUE GAK MAU!" bentak heeseung kepada Jay.

"Shel Lo iyain deh biar kita cepet pulang" ucap Silva kepada Sheila yang berdiri disampingnya.

Sunghoon? Dia dipapah Jay, sedangkan Jake hanya diam menyaksikan adegan para sahabatnya itu, sebenernya ia tidak hanya menyaksikan tapi ia menahan rasa cemburu dan takut jika Sheila akan menerima heeseung.

"Heeseung" panggil Sheila kepada heeseung.

Mereka semua menoleh ke arah Sheila yang diam dari tadi dan akhirnya mengeluarkan suara.

Heeseung dengan mata yang merah dan sayu mendongak menatap Sheila yang berdiri di hadapannya.

Sheila mengangguk,"iya kita pacaran" ucap Sheila.

Heeseung pun tersenyum lalu berdiri dan memeluk Sheila dengan erat, Silva dan Jay bernapas lega, sedangkan Jake membuang muka ia merasa sedih dan cemburu melihat itu semua.

Di dalam pelukan heeseung, Sheila tidak menghiraukan bau alkohol yang menyengat di indra penciumannya ia justru memikirkan perasaan Jake yang berada di sana dan menyaksikan momen tadi, namun Sheila harap ia belum benar-benar menjadi pacar heeseung, semoga saja ketika pria itu sadar ia lupa kejadian malam ini dan kembali seperti semula.

Sheila pun melepas pelukan heeseung,"ayo pulang" ajak Sheila.

"Mau dibonceng" ucap heeseung kepada Sheila.

Sheila pun menggangguk lalu ia menaiki menggunakan helm dan menaiki motor heeseung, begitu juga dengan yang lainnya, Silva menaiki motor sunghoon, Jake menaiki motornya sendiri, dan Jay membonceng sunghoon untung aja sunghoon sedikit sadar saat ini mungkin pengaruh alkohol perlahan menghilang.



















































Sendari perjalanan tadi Sheila fokus untuk mengendari motor milik heeseung, sedangkan heeseung melingkarkan tangannya pada pinggang gadis itu kepalanya pun menempel pada helm yang digunakan oleh Sheila.

Sheila merasa nyaman dengan pelukan heeseung, namun di satu sisi ia memikirkan perasaan Jake yang melihat kejadian tadi.

Meskipun nyaman dengan heeseung namun hati Sheila masih setia kepada Jake, ia masih mencintai Jake, namun disatu sisi ia enggan untuk mengulangi hubungannya dengan Jake.

Lama kelamaan Sheila merasa punggungnya berat, kepala heeseung pun bersandar pada punggungnya, namun lingkaran tangan heeseung pada pinggangnya terasa begitu erat seolah tidak membiarkannya untuk bergerak.

Sheila pun melajukan motornya lebih cepat lagi.











































Sheila dan yang lainnya sudah sampai dihalaman rumah Jay.

Jay memijat mereka semua untuk ke rumahnya, mereka pun menuruti saja toh Jay yang mengajukan diri siapah rumahnya menjadi tempat menginap oknum merepotkan malam ini, siapa lagi kalau bukan heeseung dan sunghoon.

Jake turun dari motornya dan membantu heeseung untuk turun dari motor, lalu ia dan Sheila memopong tubuh heeseung.

Kini heeseung dan sunghoon sudah tergeletak di sofa.

"Sheila, Silva makasih ya bantuannya" ucap Jay kepada Sheila dan Silva.

Kedua gadis itu pun mengangguk.

"Yaudah gue sama Silva pulang dulu deh" ucap Sheila kepada Jay dan Jake.

"Lo pulang naik apa?" Tanya Jake.

"Taksi" ucap Sheila.

"Jangan deh, bahaya kalo gadis pulang malam kayak gini, lagi pulang jam segini udah minim kendaraan umum" ucap Jay.

"Terus kita naik apa? Jalan kaki?" Tanya Silva.

"Dua cowo ganteng ini siap mengantar kalian bidadari malam sampai ke tujuan" ucap Jay.

"Lo gak kobam kah jay? Omongan Lo ngelantur tau" ucap Silva.

"Gak usah ayo pulang" ucap Jay menarik tangan Silva untuk pergi.

Jake dan Sheila saling memandang satu sama lain setelahnya mereka memutus kontak mata, lalu keduanya ikut keluar dari rumah Jay.




















































Angin dingin menerpa wajah cantik sheila, jangan lupakan rambutnya pun ikut diterpa sehingga sedikit berantakan.

Jake menatap wajah cantik gadis di boncengannya melalui kaca spion, perlahan ia tersenyum tipis memperhatikan gadis itu.

Dresss

Refleks Sheila mengeratkan pelukannya kepada Jake saat tiba-tiba air mengguyur keduanya.

Jake menghentikan motonya di depan halte bus, ia dan Sheila turun dari motornya.

Jake dan Sheila mengusap kedua tangannya untuk mencari kehangatan, Jake menoleh ke samping nya dimana Sheila basah kuyup dan gadis itu menggigil.

Perlahan Jake mendekati sheila ia menangkup kedua telinga gadis itu, Sheila yang kaget pun mendongak ke arah Jake yang lebih tinggi darinya.

Tangan Jake mengusap telinga Sheila perlahan, netra keduanya bertemu karena saling bertatapan, mata kedua sayu namun tetap itu begitu dalam sehingga membuat keduanya yang mencoba berhenti mencintai satu sama lain mungkin tidak bisa melakukan hal itu karena keduanya kembali tenggelam ke tatapan mereka.

Mata Sheila berkaca-kaca melihat netra Jake yang menatapnya lekat dan dalam, ia merasakan kehangatan dan rasa cinta dari tetap yang Jake berikan kepadanya.







































































































































































TBC

strawberry and cigarettes •heeseung Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang