Bab 5. Akan menyesal?

813 28 1
                                    

Saint kini mondar-mandir di kamar nya. Dia sedang khawatir karena adiknya belum juga pulang.

Selang beberapa menit, tiba-tiba Yoshirin muncul di kamar nya.

"Bagaimana nak? Apakah ada kabar dari Shane?" Tanya Yoshirin dengan nada khawatir.

"Tidak Bu. Nomornya saja tidak aktif jika di hubungi", balas Saint yang tak kalah khawatir nya.

"Ini sudah jam sembilan malam, tapi Shane belum pulang juga... Di tambah cuaca di luar sedang hujan." Ucap Yoshirin, yang kekhawatiran nya sudah memuncak.

"Sudahlah... Jangan khawatir Bu! Shane pasti baik-baik saja", ucap Saint sambil memeluk tubuh ibunya, guna memenangkan ibunya, walaupun sebenarnya dia juga sedang di Landa ke khawatiran.


♡(> ਊ <)♡


Shane kini sudah berada di depan gerbang mansion keluarga Wistara. Namun, pintu gerbangnya terkunci, dan penjaga yang biasanya menjaga gerbang itu sedang tidak ada di sana.

"Bagaimana ini? Aku tidak bisa masuk", gumam Shane pelan.

"Pak?"

"Pak?"

"Pak?"

Shane memanggil penjaga gerbang rumah mereka, namun sang penjaga mungkin tidak mendengar karena kerasnya suara hujan.

Shane mondar-mandir tak menentu. Dia menatap ke arah rumah yang sudah terkunci dari dalam itu, berharap akan ada orang yang melihat, dan membukakan pintu untuk nya.

Tanpa dia ketahui, ternyata Abraham kini sedang memandangi nya dari dalam kamarnya sambil tersenyum jahat.

Dia sengaja ingin memberikan pelajaran pada anak itu, karena berani membuatnya harus berdebat lagi dengan Yoshirin kemarin.

Dia memerintahkan bawahannya, untuk membeli habis semua buah Langsat yang terjual di pasar, ataupun di toko-toko lainnya.

"Aku kasihan sekali padamu..." Ujar Abraham, dengan senyuman nya yang masih terlihat menakutkan.

Sementara itu, Saint yang jendela kamarnya juga berhadapan dengan gerbang rumah itu, kini melihat Shane yang berjalan mondar-mandir di depan gerbang

"Ibu, Shane sudah pulang!" Sorak Saint.

"Benarkah?" Yoshirin yang tadinya duduk di atas kasur Saint langsung bangkit dan mengintip lewat jendela.

"Ayo, kita buka kan pintunya Bu!" Ajak Saint.

"Iya sayang, kasihan... Adikmu pasti kedinginan di luar sana" balas Yoshirin.

Sepasang ibu dan anak itu pun kini berlari menuju pintu depan mansion keluarga Wistara.

Namun, sayangnya pintu itu sudah di kunci oleh Cynthia.

"Bagaimana ini? Pintunya sudah di kunci oleh Cynthia", ujar Yoshirin pada Saint.

"Lalu bagaimana kita membukakan gerbang untuk Shane Bu?" Tanya Saint dengan panik

"Kalian tidak udah repot-repot untuk membukakan gerbang untuk nya!!" Terdengar, suara Abraham menggema di ruangan itu.

"Biarkan saja dia tidur di luar sepanjang malam", ujar Abraham dengan nada yang sangat santai.

"Tidak! Aku mohon, jangan biarkan anakku tidur di luar, kau tau kan,, di luar sedang hujan..." Ujar Yoshirin, sambil memohon

"Aku tidak perduli!" balas Abraham, sambil membalikkan tubuhnya, namun langkah nya terhenti dengan suara Saint.

"Kau jahat! Kenapa kau menyiksa anak mu sendiri seperti ini?!" Teriak Saint. Matanya kini memerah

A Ray Of Sincere Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang