Bab 63. sulit diatur

796 20 0
                                    

"Pa? Papa dari mana aja? Kenapa nggak pulang semalaman?", Tanya Leo yang melihat ayahnya baru saja pulang dengan pakaian lusuh dan ada bekas-bekas tanah.

"Papa nggak apa-apa kan?", Sambung Leo.

"Papa enggak apa-apa kok, Lian udah berangkat ke kantor?", Jawab Abraham, dan balik bertanya.

"Iya", jawab Lian.

"Bagaimana dengan istrimu? Dia sudah berangkat kuliah?", Tanya Abraham dan di balas anggukan oleh Leo.

"Shane?", Tanya Abraham.

"Dia ada didapur", jawab Leo membuat Abraham membolakan matanya mendengar hal itu.

"Apa? Sedang apa dia di dapur?", Tanya Abraham.

"Katanya mau masak, udah dilarang tapi dia tetap saja keras kepala", jawab Leo.

Abraham segera pergi meninggalkan Leo yang masih berdiri di ruang tamu, dan menuju ke arah dapur.

Saat sudah tiba di depan pintu dapur, Abraham melihat putra bungsunya yang sekarang tengah berperang dengan alat-alat di dapur dengan para maid yang hanya berdiri di sampingnya saja, ada juga yang sedang mencuci piring.

Para maid itu segera menunduk kala melihat Abraham yang memandang mereka dengan tatapan tajam.

"Apa yang kalian lakukan! Kenapa membiarkan majikan kalian memasak!", Bentak Abraham.

Shane yang kaget pun hanya bisa menundukkan kepalanya saja, sambil mengecilkan api kompor.

"Maaf tuan, kami sudah melarang tapi tuan muda memaksa", ucap salah satu maid sambil menunduk.

"Shane... Papa sudah bilang kan sama kamu, kamu itu masih sakit", ucap Abraham dengan nada pelan karena dia menyadari bahwa putra bungsunya takut padanya.

"Shane bisa ngurus diri sendiri kalo sakit kok, jadi Papa nggak usah susah-susah mikirin buat ngurusin Shane kalo sakit", balas Shane.

Abraham menggeleng pelan, dia tidak menyangka akan mendapatkan jawaban seperti itu dari putranya.

Dia tidak bermaksud demikian, dia hanya khawatir putranya itu terluka.

"Bukan begitu Shane, Papa cuman nggak mau kamu terluka", balas Abraham.

"Nggak akan kok! Aku sudah terbiasa di dapur, mana mungkin aku terluka dengan pekerjaan yang sudah biasa aku lakukan", ujar Shane.

Abraham membuang nafasnya kasar, seumur hidupnya dia tidak pernah membiarkan Leo, maupun Lian bekerja di dapur karena itu adalah tugas pelayan, tanpa memperdulikan anak-anaknya yang lain.

"Baiklah, selesaikan ini, kemudian istirahat yah!", Pasrah Abraham dan di balas anggukan oleh Shane.

"Dimana kakakmu Sean?", Tanya Abraham.

"Kuliah!", Jawab Shane sambil fokus dengan masakan nya.

"Saint?"

"Bersama dengan mantannya!", Balas Shane dan membuat Abraham terkejut.

"Mantan? Mantan yang mana?", Tanya Abraham heran.

"Memangnya kak Saint punya berapa mantan? Siapa lagi kalau bukan kakak ipar", jawabnya dengan santai.

"Kenapa mereka bersama? Bukannya katamu, Sammy pergi kuliah?", Ujar Abraham sambil mengerutkan keningnya.

"Iyah... Mereka pergi kuliah bersama-sama", balas Shane dengan santai.

"Apa?! Tapi Saint masih amnesia... Dia juga juga belum sembuh pulih!", Pekik Abraham.

"Tapi kak Saint udah terlalu lama ambil cuti, mungkin aja setelah dia pergi kuliah sedikit demi sedikit dia bisa mengingat masa lalunya", balas Shane.

A Ray Of Sincere Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang