Pagi harinya telah tiba, keadaan canggung kini menyelimuti ruang makan Keluarga Wistara.
Mereka semua sarapan bersama, kecuali Saint.
Abraham sudah menyuruh salah satu maid untuk memanggil nya, namun maid itu masih belum kembali juga."Permisi tuan, tuan muda sedang tidak ada di kamarnya," ucap maid yang baru saja kembali dari kamar Saint.
"Dimana dia? Kenapa pagi-pagi begini sudah tidak ada?" Tanya Sean.
"Saya juga tidak tau tuan muda," jawab sang maid. "Kalau begitu saya permisi dulu," dia membungkukkan tubuhnya sebelum pergi.
"Mungkin karena semalam..." Ucap Leo membuat semuanya menatap dirinya.
Shane membuang nafasnya dengan kasar, "Aku sudah selesai!" Ujarnya kemudian pergi darisana.
Dia berniat untuk mengecek Saint, apakah dia benar-benar tidak ada didalam kamarnya, ataukah pelayan tadi hanya berbohong saja.
Ceklek!
Shane membuka pintu kamar Saint yang ternyata memang tidak ada orang sama sekali didalam sana.
Shane masuk dengan langkah perlahan, kamar yang dulunya hanya sederhana bak kamar pelayan, kini didekorasi menjadi semewah mungkin.
Berbeda halnya dengan dirinya, yang di pindahkan ke kamar yang ada di lantai atas, karena kamar lamanya dulu berada di lantai satu.
"Kak Saint dimana, yah?" Gumam Shane.
Mereka benar-benar tidak marah dengan apa yang telah Saint lakukan, mereka mencoba untuk mengerti dengan perasaan Saint dan ingin memperbaiki hubungan mereka dengan pemuda itu.
Shane menatap aneh kamar mewah kakaknya itu, seperti ada sesuatu yang kurang.
Yah...
Koper besar yang ada di atas lemari Saint sudah tidak ada lagi, membuat perasaan Shane tidak enak.
"Shane... Jangan berpikir macam-macam, Okey!" Ujar Shane pada dirinya sendiri, karena sekarang pikirannya sudah tidak bisa lagi di ajak kompromi.
Shane segera berjalan ke arah lemari Saint, demi menepis pemikiran negatif nya.
Shane memutar kunci lemari, dan membuka lemari pakaian kakaknya yang ternyata...
Degh!
Jantung Shane seolah-olah akan berhenti, ketika melihat lemari kakaknya yang saat itu sudah benar-benar kosong.
Tak ada satu pakaian pun yang nampak didalamnya.
Disisi lain_
Saint sekarang menyandarkan punggungnya di sandaran tempat duduknya sambil membuang nafasnya kasar.
Dirinya tadi telah datang ke makam ibunya, dengan tujuan untuk pamit, dan berjanji akan kembali mengunjungi makam ibunya itu suatu saat nanti.
Saat ini, Saint sudah berada didalam pesawat.
Dia saat ini terbang menuju ke Jerman, alasan utamanya pergi karena dia ingin menjauh dari keluarganya sebelum mendapatkan kembali ingatan nya.
Dia mendapatkan tawaran bekerja di Jerman, karena dia bisa fasih dalam berbahasa Jerman. Saint memutuskan akan melanjutkan kuliahnya disana, sambil bekerja.
Dia sangat berharap, bahwa suatu saat nanti dia akan mendapatkan kembali memori-memori yang telah terhapus dari dalam ingatan nya.
'Suatu saat nanti, aku akan kembali dan itu sudah pasti.'
(っ˘̩╭╮˘̩)っ
"Papa!!" Suara teriakan Shane menggelegar di seluruh mansion, membuat ayah dan kakak-kakak nya menjadi kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Ray Of Sincere Love (END)
De TodoYoshirin dituduh berselingkuh dengan mantan kekasih oleh suaminya sendiri. Dua puluh tahun lamanya, dia berusaha untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah namun suaminya hanya menutup mata dengan itu. Dia bahkan menuduh dua anak bungsunya, buka...