Bab 28. Sakit hati

480 16 0
                                    

Saint sangat terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh ayahnya barusan. Dia masih terdiam memaku di tempat nya, menatap tak percaya ke arah Abraham.

"Uwah... Ini benar-benar kejutan yang luar biasa!" Ujar Mirna, yang terlihat sangat bahagia.

"Iyah nyonya Mirna... Ini benar-benar kejutan!" Balas Chyntia.

"Bagaimana, apakah kalian setuju?" Tanya Abraham pada Sammy, dan Leo.

Saint kini beralih menatap kekasihnya yang masih duduk terdiam. Berharap, bahwa kekasihnya itu angkat bicara dan menolak perjodohan itu.

Sammy kini mengangkat kepalanya dan melihat Saint yang menatapnya dengan tatapan penuh harap. Dia mengingat detik-detik saat Saint mengatakan bahwa dia tidak mengenalnya, dan hatinya kembali memanas mengingat hal itu.

"Bagaimana nak?" Tanya Ryan memastikan jawaban dari putri nya. Sammy kembali menatap Saint yang masih memandangi nya, membuatnya semakin ingin membalaskan dendam atas rasa sakit hatinya.

"Iyah, saya setuju!"

Deg deg deg...

Detak jantung Saint berdetak sangat kencang ketika mendengar jawaban dari kekasihnya yang tidak pernah dia duga itu.

Matanya sudah mulai memanas. Sekarang, dadanya sudah terasa sangat sesak. Dia seperti menelan kerikil di lehernya, dan terasa sakit perih.

Saint berbalik pergi dari tempat itu, dengan air matanya yang sudah tidak tertahankan lagi.

"Leo, bagaimana denganmu?" Tanya Abraham.

"Maaf, tapi saya me..."

"Kak!"

Belum sempat Leo menyelesaikan perkataannya, Lian sudah menyenggol tangannya dan berbisik.

"Tolong terima saja" bisik Lian.

"Hah? Kau gila! Aku tidak menyukainya", Leo membalas dengan berbisik.

"Aku mohon kak", bujuk Lian sambil memegang lengan sang kakak.

"Ada apa denganmu hah? Kenapa kau begitu memaksa?" Tanya Leo, yang masih berbisik di telinga Lian.

"Terima saja dulu. Nanti aku akan menjelaskannya!" balas Lian.

"Tidak, aku tidak mau!" Tolak Leo, yang masih berbisik dengan Lian

"Kak, percayalah padaku. Dia adalah gadis yang baik kok! Dia juga pintar... Aku juga tidak mau memaksamu untuk menerima perjodohan ini. Tapi percayalah padaku kak", bujuk Lian dengan gigih.

"Jadi, bagaimana Leo?" Tanya Abraham sekali lagi.

"Huuff..." Leo membuang nafasnya kasar, dan menatap Lian yang menatapnya dengan tatapan memelas, agar Leo menyetujui perjodohan ini.

"Baiklah" jawab Leo, dengan terpaksa. Jika saja Lian tidak memaksa, dia sudah menolaknya.

Keempat orang tua di sana merasa sangat bahagia, dengan keputusan kedua anak mereka. Namun tidak dengan anak-anak mereka.

Axel menatap bingung gadis yang ada di sampingnya. Bisa-bisanya, dia menerima perjodohan ini tepat di depan kekasihnya sendiri.

'Apa yang sebenarnya terjadi?' tanya Axel dalam hatinya.

Setelah acara makan malam itu selesai, Leo kini menarik tangan Lian dengan kasar dan membawanya ke teras, meninggalkan keluarga mereka yang sedang mengobrol di ruang tamu.

"Sekarang jelaskan!" Tegas Leo, dengan tatapan tajamnya. "Jelaskan apa?" Tanya Lian tanpa dosa, membuat Leo kesal terhadap adiknya itu.

"Sialan! Kau sudah membuatku menerima wanita itu, dan kau masih bertanya apa?!" Bentak Leo.

A Ray Of Sincere Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang