Bab 58. Bangunlah

1.2K 33 0
                                    

Dalam sebuah ruangan nan sepih dan dingin, sebuah pintu besar terbuka.

Terpampang lah seorang pria paruh baya, dengan tubuh kekarnya yang dibalut dengan Jaz hitam pekat, dengan kameja berwarna putih nya.

Yah... Pria itu adalah Abraham. Saat ini dia sedang berada diruangan Yoshirin. Mendekat, dan memegang tangan kurus wanita yang masih berstatus sebagai istrinya tersebut.

Abraham diam-diam menangis sambil memegangi tangan Yoshirin. Kemarin, sesuatu yang besar terjadi padanya.

Kemarin, dia tau segalanya... Semua kebenaran sudah terungkap, dan memikirkan hal itu, membuat rasa bersalah dan menyesal yang ada dihatinya semakin besar.

Dia sudah tau, bahwa sejak awal semuanya tidak seperti yang dia pikirkan. Chyntia hanya mengarang cerita saja, dan dia juga tau bahwa yang membuunuh Chyntia adalah Agra, dan anak yang ada dikandungan Chyntia, bukanlah anaknya melainkan anak Chyntia dan juga Agra.

"Bangunlah... Kau tidak capek tidur terus hah?" Lirih Abraham.

"Kedua putra kita sudah sadar dari masa kritisnya, walaupun mereka masih memerlukan waktu untuk sembuh. Tapi setidaknya, mereka mau bangun dari tidur mereka yang lama. Lantas bagaimana dengan mu? Bangunlah... Aku merindukanmu. Maafkan aku. Aku menyesal..." Isak Abraham.

Dua puluh satu tahun, bayangkan betapa tidak singkatnya waktu itu. Dari usia mereka masih muda, hingga mereka beranjak tua, dan penyesalan itu baru datang kini.


~>')~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


"Kakak ... " Lirih Shane, sembari memegang tangan Saint yang dingin.

Shane masih duduk di kursi roda, sedangkan Saint kini dalam pengaruh obat penenang.

"Shane... Ayo keluar. Biarkan Saint istirahat yah!" ujar Sean.

"Jangan karena wajahmu mirip dengan kakakku, aku akan mendengarkan mu... Tidak! Aku ingin disini, menemani kakakku hingga dia bangun!" ujar Shane dengan sinis.

"Shane..." Lirih Lia yang berada di belakangnya.

"Pergi! Aku tidak ingin melihat mu!" Usir Shane.

Shane benar-benar masih sakit hati ketika mengingat apa yang sudah Lia lakukan padanya.

Shane masih menyayangi Lia, bahkan walaupun wanita itu sudah mencampakkan nya dan ibunya. Namun, kasih sayang nya hilang setelah apa yang sudah Lia lakukan dimalam itu.

Perkataan yang dilontarkan Lia benar-benar menusuk hatinya, ketika dia ingin meminjam uang untuk biaya operasi ibunya.

"Tidak bisakah kau memaafkan ku..." Lirih Lia

"Tidak! Sekarang pergilah...!" Ujar Shane. Sean kini melihat Lia dengan tatapan tajamnya, seolah-olah tak ada lagi kasih sayang untuk kakaknya disana.

Sean dan Lia pun akhirnya keluar dari ruangan itu...


ʕっ•ᴥ•ʔっ ⊂(・ω・*⊂)


Disisi lain_

"Lian... Kamu besok pergi ke luar kota untuk meninjau proyek perusahaan kita yang ada disana yah?!" Ujar Abraham, pada putranya.

"Baik pah,, tapi aku perginya sendiri nih?" Balas dan tanya Lian.

"Yah Kamu pergi sama sekretaris kamu lah ..." Kekeh Leo.

Lian terlihat menghembuskan nafasnya dengan kasar dan menatap Papanya dengan tatapan yang sulit di artikan.

A Ray Of Sincere Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang