Saint saat ini tengah mengerjakan tugas kuliahnya, di tengah malam begini.
Dia melirik handphone nya yang sedari tadi berdering, pertanda bahwa ada panggilan yang masuk.
Terlihat, nama Lian tertera di layar ponselnya, namun pemuda itu sedikitpun tak berniat untuk mengangkat panggilan tersebut.
Sudah lebih dari dua puluh panggilan dari Lian, yang tidak dijawab oleh Saint. Tentu saja pemuda itu dengan sengaja tidak mengangkat panggilan dari kakaknya.
Karena sudah lama tidak dijawab, akhirnya Lian sudah tidak lagi menghubungi nya.
(-_-;)・・・
"Bagaimana?" Tanya Lia
"Saint tidak mengangkat teleponnya, mungkin dia sudah tidur," jawab Lian.
"Jika saja darahku cocok dengan Papa, sudah pasti Aku yang akan mendonorkannya," ucap Lia. Mengingat, dia memiliki golongan darah yang sama dengan ibunya, bukan ayahnya.
"Coba kau hubungi Shane," saran Daren.
Lian pun segera menekan nomor Shane, sambil berharap semoga adiknya itu mengangkat teleponnya.
Lamaa menunggu, sudah lima kali Lian mencoba untuk menghubungi Shane. Hingga pada akhirnya, Shane mengangkat teleponnya di sambungan yang ke enam.
('' Halo?'') terdengar suara serak Shane dari seberang sana.
"Kau sudah tidur yah? Maaf, kakak mengganggumu," ucap Lian.
("Tidak apa-apa, kenapa kakak menghubungi ku malam-malam begini? Apakah Papa sudah baikan?" ) Tanya Shane.
"Papa belum baikan. Emmm... Kamu boleh ke rumah sakit sekarang nggak?" Balas Lian.
("Untuk apa?") Tanya Shane dari seberang sana.
"Papa kehilangan banyak darah, dan dia butuh sembilan kantung darah, sedangkan mereka hanya bisa mengambil darahku sebanyak lima kantung saja," balas Lian.
("Baiklah... Aku akan segera kesana,") ucap Shane.
"Terimakasih, supir sudah siap. Kau tinggal turun dan naik ke dalam mobil," ucap Lian.
("Baiklah...") Jawab Shane.
Tiga puluh menit kemudian, Shane pun tiba di rumah sakit. Dia langsung mendonorkan darahnya untuk Abraham ayahnya dan menunggu disana bersama dengan kakak-kakak nya.
Jam dua dini hari, akhirnya Leo keluar dari dalam ruangan dan membuat adik-adiknya langsung menghampiri dirinya.
"Kak? Bagaimana keadaan papa?" Tanya Lia.
"Luka tusukannya sedikit dalam, tapi untung saja tidak terlalu parah," ucap Leo.
"Lalu? Kapan papa akan sadar kak?" Tanya Shane.
"Papa sekarang dalam pengaruh obat bius, kemungkinan akan sadar besok," jawab Leo.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Leo, dan mata semua orang langsung saja tertuju kepada Lian.
"Aku juga tidak tau kak... Aku tidak tau, mengapa para preman itu menghadang kami berdua," Jawab Lian.
Leo membuang nafasnya dengan kasar, "sepertinya kejadian ini terjadi atas dasar direncanakan seseorang," ucap Leo.
"Benar!" Sahut Lia.
"Selama ini kita selalu melewati jalan itu ketika pulang dari kantor, namun tidak pernah ada preman yang menghadang kami, dan mengeroyoki kami. Apalagi sampai menikam Papa," ucap Lian.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Ray Of Sincere Love (END)
RandomYoshirin dituduh berselingkuh dengan mantan kekasih oleh suaminya sendiri. Dua puluh tahun lamanya, dia berusaha untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah namun suaminya hanya menutup mata dengan itu. Dia bahkan menuduh dua anak bungsunya, buka...