Siang itu, Saint sedang belajar bersama dengan teman-teman nya di taman kampus.
Ketika dia sedang serius dengan pelajaran nya, entah mengapa pinggang nya yang sebelah kiri saat ini terasa sangat sakit.
Saint kini memegang dan memijat pelan punggung bawahnya itu. Namun, entah mengapa, sakitnya semakin terasa.
Mungkin, ini di sebabkan karena dia tidur di lantai semalaman dan juga kebanyakan aktifitas yang dia lakukan di kampus siang ini.
"Saint, kamu kenapa? Kok mukanya pucat gitu?" Tanya Gigi, salah satu teman sekelas Saint
"Enggak apa-apa kok!" Balas Saint lembut.
"Saint, kamu sakit yah?" Tanya Dika, menimpali jawaban Saint pada Gigi.
"Aku enggak apa-apa kok, Git, Dik..." Ucap Saint, pada dua teman sekelompok nya itu.
"Tapi muka kamu pucat banget loh!" Ujar Dika.
"Iyah Saint. Kalau kamu sakit, pulang aja. Enggak apa-apa kok, biar aku sama Dika aja yang selesaikan ini. Lagi pula tugasnya tinggak sedikit kok" ucap Gigi.
"Udah, enggak apa-apa kok", balas Saint lagi, masih dengan kalimat yang sama.
Namun, pinggangnya itu masih terasa sakit, hingga Saint meringis pelan, karena tidak bisa menahannya.
"Tuh kan... Udah di bilangin juga apa! Udah, kamu pulang aja yah!" ujar Gigi.
"Enggak apa-apa, aku istirahat di kelas aja", balas Saint.
Karena dia tau, pulang pun percuma. Sakitnya pasti akan semakin terasa karena Abraham pasti tidak akan pernah mau membiarkan nya duduk walaupun hanya sebentar jika dia di rumah.
Apalagi, dia yang harus pulang jalan kaki dengan jarak tempuh yang jauh dari kampus hingga ke rumah.
"Ya sudah, mau aku antar?" Tawar Dika.
"Tidak usah, aku bisa sendiri", tolak Saint secara halus.
Saint kemudian bangkit dari bangkunya dan berjalan menuju kelas.
Dia berpapasan dengan Lian di koridor kampus, namun Lian bahkan tidak melirik nya sedikitpun.
Saint kini masuk ke dalam kelas, dan langsung saja menjatuhkan dirinya di atas kursi dan langsung saja tertidur dengan kepalanya yang berada di atas meja.
Masih ada beberapa jam lagi, sebelum jam pelajaran nya selesai, dan mungkin waktu itu cukup, sampai pinggang Saint benar-benar tidak terasa sakit lagi.
ʕ´• ᴥ•̥'ʔ
"Sayang kau mau beli apa?" Tanya Abraham pada Cynthia. Kala itu, pasangan yang baru menikah satu setengah tahun itu, sedang berbelanja di mall.
"Aku mau beli Tas branded, baju, sama sepatu", jawab Cynthia dengan senyuman yang mengembang di wajahnya.
"Apapun untuk mu sayang", ucap Abraham.
Abraham sengaja pulang dari kantor pada siang hari itu, karena permintaan Cynthia untuk menemani nya berbelanja.
Cynthia saat itu tengah memilah-milah pakaian, ketika Abraham yang tidak sengaja melihat Saint yang tengah bersama dengan seorang wanita cantik yang terlihat lebih tua dari Saint.
'Saint? Apa yang anak itu lakukan disini? Dan, bersama siapa dia?' Abraham bertanya-tanya dalam hatinya.
Abraham terus saja memandangi pria itu dengan seksama. Demi memastikan apakah itu adalah Saint atau bukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Ray Of Sincere Love (END)
Ngẫu nhiênYoshirin dituduh berselingkuh dengan mantan kekasih oleh suaminya sendiri. Dua puluh tahun lamanya, dia berusaha untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah namun suaminya hanya menutup mata dengan itu. Dia bahkan menuduh dua anak bungsunya, buka...