Bab 10. Kamu ngusir aku?

608 23 0
                                    

Malam itu, Cynthia sudah berdandan dengan memakai gaun mahal yang di belikan oleh Abraham.

Leo yang baru pulang dari rumah sakit pun, langsung heran melihat penampilan ibu tirinya itu. Walaupun, Cynthia sering berdandan dan mengurus dirinya di rumah, namun kali ini Ibu tirinya itu terlihat berbeda.

"Ma, mau kemana?" Tanya Leo dengan penasaran.

"Enggak kemana-mana", jawab Cynthia sambil tersenyum tipis kearah putra sambungnya itu.

"Terus, kok pakaiannya formal banget?" Leo kembali bertanya.

"Ada tamu Papa kamu yang akan datang ke rumah. Kan enggak sopan, kalo Mama berpakaian biasa saja", jawab Cynthia dengan seutas senyuman yang tidak terlihat tulus.

"Oh, benarkah? Papa tidak memberitahu ku kalau akan ada tamu malam ini", ujar Leo terkejut

"Sebaiknya kau pergi dan bersiap-siap lah. Usahakan, kau memakai baju yang sopan, karena ini adalah klien besar ayahmu", kata Cynthia, yang langsung saja di angguki oleh Leo.

Sementara itu, di dapur kini Yoshirin dan kedua putranya itu masih sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.

Waktu tinggal sepuluh menit lagi sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Sebagian makanan yang sudah matang sudah di sajikan di atas meja makan. Namun, beberapa masakan masih belum matang.

"Kalian kalo udah capek, istirahat saja!" perintah Yoshirin pada kedua putranya yang sepertinya sudah terlihat lelah.

"Tidak Bu, kita belum capek kok!"

balas Saint sambil tersenyum. Padahal, pinggangnya saat ini sudah mulai terasa nyeri karena kebanyakan bergerak.

"Iyah, Ibu tenang saja yah... Kita belum capek kok!" sambung Shane.

Yoshirin kini mengembangkan senyumnya. Dia sangat beruntung mendapatkan kedua putranya itu.

Jika saja, dia tidak memiliki Saint dan Shane di sisinya, entah apa yang akan terjadi padanya.

Di sisi lain, kini tamu yang dari luar negeri sudah datang, dan di sambut hangat oleh Abraham dan juga Cynthia.

"Selamat malam Pak Abraham!" sapa pria paruh baya itu, yang kebetulan sesuai dengan Abraham.

"Selamat malam pak Rudolf!" ucap Abraham, membalas sapaan dari kliennya tersebut.

Rudolf sebenarnya adalah pengusaha asal Indonesia, namun dia sudah tinggal di luar negeri selama kurang lebih lima belas tahun karena bisnisnya.

Rudolf, berjalan ke arah Abraham, dan kedua orang itu kini saling berjabat tangan.

"Pak Rudolf, perkenalkan ini istri saya... Namanya Cynthia", ujar Abraham yang langsung memperkenalkan Cynthia pada kliennya itu.

"Hallo, nyonya Cynthia!"

Sapa pak Rudolf. Kedua orang itu pun kini saling berjabatan tangan.

"Nice to meet you", ujar Cynthia dengan senyuman.

Dalam hatinya, Cynthia merasa lega karena ternyata klien suaminya yang dari luar negeri itu, bisa lancar berbahasa Indonesia.

Karena Cynthia mengakui, bahwa dirinya tidak pandai dalam berbahasa Inggris.

Apalagi, jika mengingat masa lalu nya, wanita itu bahkan tidak menyelesaikan SMA nya, atau bisa dibilang dia putus sekolah.

Dia pasti akan sangat malu, jika klien besar suaminya itu mengetahui bahwa dia tidak memiliki gelar sarjana sama sekali.

Apalagi, dengan penampilan elitnya saat ini, pasti tidak akan ada yang bisa menyangka bahwa wanita itu tidak tamat SMA.

"Kalau begitu, silahkan masuk tuan Rudolf", ujar Abraham, sembari menuntun pak Rudolf untuk masuk.

A Ray Of Sincere Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang