Tiga Minggu kemudian_
Di sebuah pantai yang luas, dengan pasir putih, air laut biru jernih dan angin sepoi-sepoi menghembus di wajah seorang wanita cantik yang tengah berdiri menikmati indahnya suasana alam ini, di cuaca yang cerah.
~~ “Aku berjanji, akan mencintaimu selamanya...”
~~ “Sekeras apapun orang-orang mencoba untuk memisahkan kita, mereka tidak akan pernah mengalahkan cinta kita”.
~~“Aku akan memperjuangkan cinta kita, bersamamu”~~Semua kata-kata yang pernah dia ucapkan pada mantan kekasihnya di masa lalu, kini terngiang di telinganya.
Dia kini menatap sendu ke arah laut yang indah itu, dengan suara hamparan ombak menggiring air mata jatuh dari mata lentik gadis itu.
"Tidak... Sammy, apa yang kau pikirkan hah? Apakah kau baru saja menyesali keputusan yang kau buat?! Tidak tidak... Dia adalah penghianat! Dia tidak pantas untuk ku. Dan keputusan ku untuk menikahi kakaknya, bukanlah sebuah kesalahan" ucap gadis itu, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Menyingkirkan semua rasa sesak di dadanya itu.
Sammy mengalihkan pandangannya dari laut, ke arah pantai. Di sana terlihat orang-orang yang sibuk mendekorasi tempat itu. Terlihat, Leo dan Daren yang sedang sibuk mengurus semua persiapan itu, dan Lia yang tengah asik memperhatikan para pekerja itu, melaksanakan tugasnya.
Besok, adalah hari pernikahannya dengan Leo. Bersamaan dengan Lia dan Daren.
"Besok, kehidupan baruku akan dimulai. Saint... Lihat saja, aku akan membalas perbuatan mu padaku!" Ucap Sammy, dengan senyuman smirk nya, dan kemudian berjalan menghampiri calon saudara iparnya Lia.
Disisi lain_
'Akhirnya hari ini tiba juga... Tak ku sangka putra, dan putri pertama ku sudah dewasa sekarang. Besok adalah hari pernikahan mereka. Padahal, rasanya baru saja kemarin aku melihat mereka menangis di pelukan ku.' batin Yoshirin, matanya berkaca-kaca.
Mengingat, kali terakhir dia menggendong Lia, adalah ketika usia putrinya itu baru beberapa Minggu karena Lia sudah di bawah pergi oleh Jack, ke Vietnam.
Sedangkan Leo, dia terakhir kali memeluk Leo adalah dua puluh satu tahun yang lalu. Padahal, mereka selama ini tinggal di bawah atap yang sama.
Terakhir kali Leo memanggilnya Ibu adalah ketika dia masih berusia empat tahun.
"Aku merindukan kata ‘Ibu’ keluar dari mulut kalian", lirih Yoshirin.
"Ibu, jangan menangis..." lirih Shane, memegang pundak Ibunya dengan tangan kirinya, karena tangan kanannya masih belum bisa di gerakkan.
Yoshirin berbalik, dan menggenggam tangan putra bungsunya itu, kemudian mencium nya.
"Besok, adalah pernikahan anak-anak sulung Ibu. Dan Ibu, akan menantikan hari di mana kedua anak bungsu Ibu menikah. Dan di saat itu, Ibulah yang akan menjadi orang yang paling bahagia di pernikahan kalian", ucap Yoshirin sambil membelai sayang wajah Shane.
"Hehehe... Ibu jangan berpikir sampai di situlah", kekeh Shane saat mendengar Ibunya berbicara tentang pernikahannya. Jangankan menikah, pacar saja dia tidak punya.
. . .
"Bagaimana persiapan nya?" Tanya Chyntia, menghampiri Leo.
"Semuanya, sesuai yang diharapkan Ma!" balas Leo, dengan seutas senyuman.
"Bunganya tidak kurang kan, Nak?" Tanya Chyntia.
"Enggak kok Ma... Semuanya lengkap!" Ujar Leo.
Sedangkan Yoshirin, kini wanita paruh baya itu tengah melihat mereka dari kejauhan dengan perasaan yang Entahlah...
KAMU SEDANG MEMBACA
A Ray Of Sincere Love (END)
RandomYoshirin dituduh berselingkuh dengan mantan kekasih oleh suaminya sendiri. Dua puluh tahun lamanya, dia berusaha untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah namun suaminya hanya menutup mata dengan itu. Dia bahkan menuduh dua anak bungsunya, buka...